5 Kebiasaan Buruk yang Muncul saat Berlebihan Menggunakan Gadget

Penggunaan gadget berlebihan bisa merusak tubuh kita

Teknologi dibuat dengan tujuan mempermudah kita melakukan tugas sehingga lebih menghemat waktu dan tenaga. Namun, di sisi lain kemudahan teknologi kemudian membuat kita terlena dan tanpa sadar lupa bahwa hidup butuh keseimbangan. 

Dulu, saat teknologi modern belum hadir, segala sesuatunya diupayakan dengan fisik. Manusia lebih sering bertemu dan berinteraksi dan sebagainya. Dengan kehadiran teknologi modern yang memudahkan segala urusan, kebiasaan-kebiasaan baru pun muncul dan tanpa disadari ternyata dampaknya pelan-pelan bisa merusak kesehatan.

Jika kamu merasakan keluhan-keluhan tertentu semenjak kamu terlalu sibuk di depan layar gadget, baik itu karena aktivitas pekerjaan, sekolah, atau sekedar hiburan, coba cek apakah kamu memiliki kebiasaan buruk baru ini.

1. Makan tak lagi di meja, tetapi di depan gadget

5 Kebiasaan Buruk yang Muncul saat Berlebihan Menggunakan Gadgetilustrasi makan sambil nonton (pexels.com/Nutrisense Inc)

Studi dalam jurnal Frontiers in Psychology (2020) menyebutkan bahwa penggunaan gadget di era modern meningkatkan risiko obesitas, khususnya bagi generasi muda.

Faktanya, gadget seperti smartphone sudah menjadi barang penting setiap harinya. Sebagai contoh, di Amerika Serikat (AS), akses smartphone pada generasi muda telah meningkat dari 40 persen pada tahun 2004 menjadi 75 persen pada tahun 2013. Sebanyak 53 persen anak dilaporkan telah memiliki smartphone sejak usia 11 tahun dan terus meningkat sebanyak 80 persen hingga 14 tahun.

Di Eropa, diperkirakan 64 persen generasi muda memiliki smartphone pada usia 15–16 tahun; 55 persen pada usia 13–14; 40 persen pada usia 11–12; dan 20 persen pada usia 9–10 tahun. Sebanyak 38 persen generasi muda mengklaim menggunakan media sosial beberapa kali per jam. Kecenderungan ini terus meningkat seiring berbagai kebutuhan hidup dapat dipenuhi melalui smartphone.

Memang, kecanggihan teknologi memang sangat membantu berbagai hal dalam kehidupan kita. Namun, ini diikuti berbagai risiko, seperti isolasi sosial, perilaku kecanduan gadget, serta kebiasaan makan yang buruk. Contohnya, banyak orang yang jarang makan di meja makan dan lebih memilih makan di depan layar gadget.

Saat waktu makan terdistraksi dengan kegiatan di depan layar, ini bisa meningkatkan risiko obesitas, karena akan memengaruhi kemampuan mengukur jumlah makanan yang masuk ke tubuh, yang kemudian akan meningkatkan asupan makanan.

Masih bersumber dari laporan yang sama, makan sambil melakukan tugas yang memerlukan kemampuan kognitif juga dapat meningkatkan asupan makanan. Hal yang sama berlaku saat kita makan sambil mendengarkan cerita dan musik. 

2. Lebih jarang aktif secara fisik

5 Kebiasaan Buruk yang Muncul saat Berlebihan Menggunakan Gadgetilustrasi bekerja dengan laptop (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Faktanya, manusia modern terlalu banyak menghabiskan waktu dengan duduk karena banyak bekerja di depan gadget.

Kita menggunakan sedikit energi saat duduk dibandingkan saat berdiri atau bergerak, sehingga pembakaran kalori menjadi tidak maksimal.

Dilansir Mayo Clinic, berdasarkan penelitian, terlalu lama duduk tidak baik buat kesehatan. Penyakit seperti obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta level kolesterol yang tidak sehat semuanya akan mengganggu metabolisme tubuh. Terlalu banyak duduk juga dikaitkan dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker.

Penelitian mengungkapkan bahwa 60 hingga 75 menit aktivitas fisik yang cukup intens dalam sehari bisa melawan efek terlalu banyak duduk. Jadi, luangkanlah waktu untuk lebih banyak bergerak. Kamu bisa bergerak, jalan kaki, atau melakukan peregangan setiap satu jam bekerja.

Hal buruk lainnya, berlama-lama kontak dengan gadget bisa menyebabkan dermatitis kontak, sejenis eksem atau dermatitis atopik.

Menurut sebuah tinjauan literatur, smartphone dilaporkan dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak, yaitu peradangan kulit atau reaksi alergi akibat kontak langsung dengan zat tertentu (Pediatric Allergy, Immunology, and Pulmonology, 2014).

Menariknya, laporan tersebut juga melaporkan 37 kasus dermatitis kontak terkait penggunaan smartphone. Enam penelitian mengungkapkan hasilnya bahwa alergen yang dikeluarkan dari smartphone sebagai penyebabnya.

Kasus seperti ini meningkat secara tajam sejak tahun 2000, baik pada populasi anak dan dewasa di banyak negara. Pelepasan alergen logam nikel dan kromium terutama sering terjadi, baik dari HP murah maupun mahal, sebagai pencetus dermatitis kontak. 

Kasus dermatitis kontak akibat penggunaan HP sering terjadi di area wajah, khususnya pipi dan preauricular sinus, tangan, paha dan dada, terutama pasien-pasien dengan penggunaan HP yang tak biasa, pasien yang sering menggunakan HP karena tuntutan pekerjaan, serta pasien yang punya HP baru. 

Dilansir Healthline, umumnya logam nikel sering menjadi pencetus dermatitis kontak. Namun, logam lainnya seperti kromium, zink, dan kobalt juga bisa menjadi pencetus walaupun kasus kejadiannya tidak sebanyak nikel. 

Baca Juga: 7 Kebiasaan Buruk di Malam Hari yang Mengganggu Kesehatan

3. Keasyikan di depan gadget sampai lupa berkedip

5 Kebiasaan Buruk yang Muncul saat Berlebihan Menggunakan Gadgetilustrasi mata (pexels.com/Jeffrey Riley)

Berkedip penting untuk menjaga kesehatan mata. Berkedip membuat mata tetap lembap, teroksigenasi, dan membersihkan kotoran mata. Tidak semua orang berkedip dengan frekuensi yang sama, tetapi rata-rata orang berkedip 15 hingga 20 kali setiap menit, dilansir Healthline.

Berkedip memiliki peran penting, seperti:

  • Membersihkan kotoran mata, seperti partikel kecil dari udara, air mata yang mengering, dan sel-sel mati.
  • Membawa nutrisi yang menyehatkan bagi mata.
  • Mencegah mata kering.
  • Mengalirkan oksigen ke mata.
  • Mencegah infeksi mata.
  • Membantu otak beristirahat sebentar sehingga membantu fokus kembali pada apa pun yang sedang dikerjakan.

Sayangnya, di era digitalisasi seperti sekarang ini, saat penggunaan gadget sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, kita sering lupa berkedip saat sibuk di depan layar hingga berjam-jam.

Alasannya karena computer vision syndrome dan biasanya terjadi ketika penggunaan komputer dalam waktu yang lama tanpa istirahat. Penelitian menunjukkan bahwa manusia berkedip 66 persen lebih sedikit saat menggunakan komputer.

Apakah kamu sering mengalami mata kering saat menggunakan komputer? Jika ya, maka sering-seringlah mengistirahatkan mata saat menggunakan gadget. Caranya, gunakan rumus 20-20-20, yaitu setiap 20 menit berpalinglah dari komputer dan istirahatkan mata pada sesuatu yang berjarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Juga, jangan lupa untuk berkedip saat berada di depan komputer.

Penggunaan obat tetes mata, penyesuaian pencahayaan layar atau posisi layar untuk mengurangi silau, penggunaan filter pada layar agar tidak silau adalah tips lain menjaga kesehatan mata saat kamu sibuk di depan layar.

4. Berjam-jam menatap layar sering membuat tetap terbangun dan lupa istirahat

5 Kebiasaan Buruk yang Muncul saat Berlebihan Menggunakan Gadgetilustrasi insomnia (pexels.com/cottonbro studio)

Anak-anak merupakan kelompok terbesar pengguna teknologi. Penelitian oleh Massachusetts Aggression Reduction Center mengungkapkan sebanyak 40 persen anak-anak kelas 5 memiliki HP. Terungkap juga alasan para orang tua memfasilitasi anak-anaknya dengan HP, yaitu untuk alasan keamanan, tetap terhubung dengan keluarga, juga agar anak-anak mereka dapat berkomunikasi dengan teman-teman sekolahnya.

Tren ini mengalami kenaikan sebanyak lima kali lipat antara tahun 2011 dan 2013, berdasarkan laporan dalam jurnal Global Pediatric Health (2017).

Penggunaan teknologi seperti HP, komputer, dan laptop tak lepas dari manfaatnya untuk pemenuhan tugas-tugas keseharian, sehingga rasanya akan sangat sulit melepaskan dari ketergantungan alat-alat canggih ini. 

Terlepas dari segala manfaatnya, ketergantungan pada alat-alat canggih ini juga mendatangkan mudarat. Misalnya, penggunaan perangkat elektronik pada jam tidur di malam hari berakibat mengurangi kualitas dan kuantitas tidur. 

Sebuah penelitian dilakukan oleh Olson dan rekan tahun 2014 untuk mengetahui apakah penggunaan HP pada malam hari berdampak pada kualitas tidur remaja 12 hingga usia 20 tahun. Hasilnya, 62 persen remaja membawa HP mereka ke tempat tidur, sebayak 37 persen mengirim SMS setelah lampu kamar dipadamkan, dan 1 dari 12 remaja terbangun oleh SMS tengah malam setidaknya dua kali atau lebih setiap minggu. Kurang tidur pada remaja berdampak buruk terhadap produktivitas, energi, nilai akademik, dan bisa meningkatkan risiko depresi.

Bahkan, sebuah penelitian terhadap anak-anak usia 4 hingga 11 tahun mengungkapkan bahwa peningkatan waktu menonton TV  berdampak pada peningkatan kecemasan saat tidur, lebih sering terbangun tengah malam dan gangguan tidur total. Hal ini menunjukkan menonton TV malam hari mengakibatkan durasi tidur yang lebih singkat.

Selain itu, cahaya biru yang dipancarkan gadget berdampak pada tertundanya produksi hormon melatonin yang bertanggung jawab terhadap rasa mengantuk pada malam hari. Hal ini tentu akan mengurangi durasi tidur dan mengganggu siklus tidur yang normal. 

Padahal, tidur yang cukup dan berkualitas penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi tubuh yang berdampak pada  kesehatan fisik dan kognitif.

5. Terlalu lama di depan layar bisa menyebabkan kebiasaan makan yang buruk

5 Kebiasaan Buruk yang Muncul saat Berlebihan Menggunakan Gadgetilustasi GERD (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kebiasaan makan sudah bukan lagi di meja makan, melainkan di depan layar, maka jumlah kalori yang masuk ke tubuh tidak lagi terukur. Secara bersamaan makanan yang dikonsumsi sejenis makanan dengan pH asam, serta jam makan yang mendekati jam tidur. 

Kopi, snack keluaran pabrik, makanan cepat saji, cemilan pedas, minuman berkarbonasi, dan cokelat sering disantap saat kamu berjam-jam lamanya di depan layar. Semua jenis makanan dan minuman tersebut memiliki pH asam.

Secara bersamaan, kamu tidak lagi ingat seberapa banyak yang sudah masuk ke lambung dan kamu akan terus mengunyah hingga akhirnya kamu mengantuk dan akhirnya memutuskan untuk tidur. Padahal, dari sisi kesehatan, setidaknya harus ada jarak 2 hingga 3 jam dari terakhir kamu makan hingga waktu tidur.  

Makanan pH asam, asupan kalori berlebihan, dan waktu makan terakhir yang berdekatan dengan waktu tidur dapat menyebabkan obesitas dan GERD.

Faktor risiko GERD di antaranya usia yang lebih tua, indeks massa tubuh yang berlebih, merokok, kecemasan/depresi, dan kurangnya aktivitas fisik.

Tetap aktif bergerak setidaknya dapat mencegah GERD, sebab dapat mengurangi lemak tubuh bagi orang yang obesitas, mengurangi kecemasan, dan depresi. 

Betapa banyak kebiasaan baik yang hilang di era teknologi, terlepas dari manfaat teknologi itu sendiri. Bijaklah dalam memanfaatkan teknologi. Keseimbangan hidup tetap harus dipertahankan. Sesibuk apa pun kegiatan yang melibatkan teknologi seperti gadget, kamu harus tetap mempertahankan gaya hidup sehat.

Baca Juga: 7 Cara Menjadikan Jalan Kaki Pagi sebagai Kebiasaan Rutin

Sari rachmah hidayat Photo Verified Writer Sari rachmah hidayat

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya