Ilustrasi wanita sakit di kantor (freepik.com/Drazen Zigic)
Olahraga yang sehat sejatinya mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, ketika kita memaksakan olahraga tanpa cukup pemulihan, tubuh malah jadi rentan terhadap infeksi. Sistem imun yang drop bisa ditandai dengan sering kita mengalami flu, batuk, atau sariawan walau pola makan kita sehat.
Studi dari European Journal of Sport Science (2011) menyebutkan bahwa latihan intens tanpa istirahat cukup bisa menyebabkan penurunan imunoglobulin A, komponen utama pertahanan tubuh di saluran pernapasan. Ini menjelaskan kenapa pelari maraton atau penggiat HIIT yang overtraining sering mengalami gejala flu ringan setelah latihan.
Jika kita mulai merasa gampang sakit meski merasa “fit”, itu bisa jadi peringatan untuk rehat sejenak yang berasal sistem imun kita.
Olahraga memang butuh disiplin, tapi juga keseimbangan. Tubuh punya cara berbicara—lewat rasa lelah, sakit, atau suasana hati. Jika kita mengabaikannya demi pencapaian cepat, justru hasilnya bisa berbalik, yakni performa menurun, mental terganggu, hingga sakit berkepanjangan.
Ingatlah bahwa progres bukan hanya soal keringat, tapi juga soal jeda. Luangkan waktu untuk pulih, tidur cukup, dan berikan ruang bagi tubuh untuk tumbuh dengan bijak. Karena dalam kebugaran, yang paling penting bukan seberapa cepat kamu berlari, tapi seberapa lama kamu bisa bertahan.
Apakah mood bisa terpengaruh karena olahraga berlebihan? | Ya, sangat bisa. Terlalu sering berolahraga bisa menyebabkan perubahan hormon stres (kortisol) yang membuat suasana hati mudah berubah, cepat marah, atau bahkan merasa cemas dan sedih tanpa alasan jelas. |
Apakah olahraga berlebihan bisa membuat berat badan naik? | Ironisnya, bisa. Ketika tubuh stres akibat overtraining, hormon kortisol meningkat dan bisa memicu retensi air serta peningkatan nafsu makan, yang pada akhirnya menyebabkan berat badan sulit turun atau justru naik. |
Bagaimana dampak olahraga berlebihan terhadap otot? | Otot tidak punya cukup waktu untuk pulih, sehingga risiko cedera dan peradangan meningkat. Dalam jangka panjang, otot bisa kehilangan massa karena tubuh mulai memecah jaringan otot untuk energi. |