Sebelum menerapkan tes HSG, dokter mungkin terlebih dahulu mengukur kadar hormon luteinizing (LH). Hal tersebut dilakukan guna memastikan kamu sedang tidak dalam kondisi hamil.
Selain itu, dokter juga akan memastikan bahwa kamu tidak mengalami alergi cairan pewarna yang digunakan selama tes HSG. Tentu saja penting dilaksanakan guna meminimalisir risiko.
Sebagai persiapan melakukan tes HSG, ginekolog memintamu meminum pereda nyeri. Obat tersebut disarankan dikonsumsi 1 jam sebelum prosedur dilaksanakan.
Saat hendak dimulai, kamu akan diminta berbaring di atas meja. Petugas medis akan mengarahkanmu ke bawah alat pencitraan sinar X yang disebut fluoroskop.
Selanjutnya, petugas medis akan memasukkan spekulum (sejenis penyangga) ke dalam vagina. Tujuannya agar vagina tetap terbuka, baru kemudian serviks dibersihkan.
Setelah itu, kateter atau disebut kanula dimasukkan ke dalam serviks dan spekulum dilepas. Kemudian, rahim diisi dengan cairan yang mengandung yodium.
Ketika tidak terjadi sumbatan, maka cairan akan mengalir ke usus dan terserap secara alami tanpa risiko efek samping. Sebaliknya, jika terjadi sumbatan, maka cairan yodium tidak akan mengalir.
Berikutnya, barulah dokter akan mengambil gambar dengan sinar-X fluoroskop. Carian yodium yang berwarna kontras akan menunjukkan garis besar rahim, saluran tuba, hingga bagaimana cairan dapat bergerak.
Selama proses tes HSG berlangsung, dokter bisa saja meminta untuk bergerak. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan gambaran dari samping. Ketika gambar selesai diambil, tim media akan menghapus kanula.