Eijkman Institute Berhasil Petakan Genom COVID-19, Langkah Awal Vaksin

Diperkirakan satu tahun lagi baru vaksin jadi sepenuhnya

Kerja keras menghentikan wabah COVID-19 tidak berhenti. Berbagai studi terus dilakukan demi menemukan antivirus dan antibodi yang mampu menangani virus SARS-CoV-2. Hasilnya mulai pun tampak.

Seperti yang dilakukan oleh Eijkman Institute, suatu badan penelitian yang menangani dan meneliti masalah biologi. Belum lama ini mereka mengumumkan telah memberikan data terkait genom hasil penelitian mereka kepada Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Dikatakan ini menjadi awal mula menemukan terobosan vaksin COVID-19 ini. Berikut ulasan selengkapnya.

1. Eijkman Institute berhasil menyelesaikan pemetaan penyusun genom virus SARS-CoV-2

Di dalam pembuatan suatu antivirus, adalah penting mengetahui susunan komponen yang menjadi pembentuk virus dan untuk hal itu, Eijkman Institute telah berhasil memetakan sekuen asamnya. Ini menjadi langkah awal pembuatan antivirus COVID-19 untuk di Indonesia.

Menggunakan alat Next-Generation Sequencing (NGS) di Pusat Genom Nasional LBM Eijkman, setidaknya tim LBM Eijkman berhasil memetakan genom tiga isolat virus yang berasal dari tiga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia,” cuit dari akun resmi Eijkman Institute.

2. Data genom COVID-19 ini bisa menunjukkan asal-usul virus dan penyebarannya

Eijkman Institute Berhasil Petakan Genom COVID-19, Langkah Awal Vaksinmed.stanford.edu

Herawati Sudoyo, M.S., Ph. D selaku Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Institute mengonfirmasi jika data sekuen genom ini memang penting dalam pembentukan antivirus di kemudian hari.

Namun masih diperlukan tahapan-tahapan selanjutnya untuk benar-benar bisa membentuk antivirus yang benar-benar ampuh. Lebih dari ini, data genom tersebut juga bisa digunakan untuk memperlihatkan asal-usul di Indonesia dan penyebarannya.

Riset terkait genom ini memang merupakan tahap pertama pengembangan vaksin berlandaskan subunit protein. Untuk Indonesia apabila jumlah data genomnya sudah cukup banyak akan dapat memperlihatkan asal usul virus di Indonesia dan penyebarannya lewat analisis pohon kekerabatan.” ucapnya.

Baca Juga: Vaksin dan Fakta Pentingnya, serta Kaitannya dengan Virus Corona

3. Proses dan tugas penelitian berikutnya terkait pencarian vaksin akan diberikan kepada lembaga lain

Eijkman Institute Berhasil Petakan Genom COVID-19, Langkah Awal Vaksintechcrunch.com

Eijkman Institute memang berhasil membuka langkah awal penemuan vaksin COVID-19 di Indonesia, namun kesuksesan ini tidak akan dimiliki mereka sendiri, melainkan akan dibagi. Ditanya mengenai proses selanjutnya, Hera mengatakan penelitian terkait genom dan antivirus akan diberikan kepada lembaga institusi lainnya.

Kami ingin mendayagunakan lembaga lain yang mempunyai kepakaran spesifik. Kami masih sibuk dengan percepatan deteksi untuk mendukung pemerintah. Karena desakan juga dari semua, kami tahu bahwa semua harus dilakukan in paralel,” terang Hera menjelaskan bagaimana begitu banyak tugas yang diemban Eijkman Institute saat ini.

Besar kemungkinan institut yang menangani riset selanjutnya bisa datang dari perguruan tinggi negeri.

Kami perlu mitra yang juga dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan berdedikasi,” lanjutnya.

4. Butuh waktu satu tahun untuk benar-benar menyelesaikan antivirus ini

Eijkman Institute Berhasil Petakan Genom COVID-19, Langkah Awal Vaksineuronews.com

Ada harapan besar yang datang dari hasil penelitian dan penemuan data lewat Eijkman Institute akan antivirus COVID-19. Namun sepertinya antivirus ini tidak akan datang dalam waktu dekat. Diperkirakan antivirus yang datang dari data Eijkman Institute baru benar-benar jadi satu tahun kemudian.

Kita mulainya terlambat kan? Harusnya ya mulai Maret lah. Diminta kira-kira satu tahun dapat seed-nya,” ujarnya.

5. Masih banyak yang perlu diteliti mengenai virus ini

Eijkman Institute Berhasil Petakan Genom COVID-19, Langkah Awal Vaksinearth.stanford.edu

Sudah banyak jurnal dan penelitian yang membahas Virus SARS-CoV-2, tak hanya Eijkman Institute. Namun itu tidak mengindikasikan mereka sudah benar-benar bisa mengatasi virus tersebut.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) beberapa waktu lalu malahan mengumumkan kehadiran enam gejala baru terkait penyakit ini, mengindikasikan kalau virus masih bermutasi. Walaupun bisa mengetahui asal-usul virus, bukan berarti Eijkman Institute mampu meramal apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Kita masih terus belajar. Rasanya tidak ada satu orang pun bisa bilang secara definitif dan mengatakan ‘I know this virus and can handle it...'" ungkap Hera.

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona)

Baca Juga: 7 Vaksin yang Perlu Kamu Dapatkan, Langkah Preventif Cegah Penyakit

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya