5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!

Apa bedanya BA.2 dengan varian orisinal Omicron?

Salah satu varian SARS-CoV-2, yaitu B.1.1.529 (Omicron/BA.1) menyebabkan lonjakan kasus di banyak negara. Dengan mutasi terbanyak, varian ini seolah menggantikan varian B.1.617.2 (Delta) karena lebih menular dan mampu mengelak imunitas sehingga meningkatkan risiko reinfeksi.

Sementara pertempuran melawan varian Omicron masih berlangsung, lahirlah varian Omicron B.2. Apakah lebih berbahaya dibanding varian orisinalnya? Bagaimana cara kita menyikapi varian BA.2? Mari simak fakta terkininya!

1. Dari Afrika Selatan, jadi mayoritas di Denmark dan beberapa negara

5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (imi.europa.eu/Image courtesy of the NIH CC 0)

Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (China CDC), varian BA.2 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada 17 November 2021. Pada awal Desember 2021, BA.2 baru ditetapkan sebagai varian Omicron. Sementara BA.1 masih jadi yang dominan di dunia, BA.2 mulai naik daun.

Menurut pernyataan Statens Serum Institute (SSI), Denmark, pada 20 Januari 2022, varian BA.2 menduduki 45 persen kasus COVID-19 di negara tersebut, seolah menggeser varian BA.1. SSI mengatakan bahwa kasus BA.2 juga ditemukan di berbagai negara lain, tetapi "tidak separah di Denmark".

Per 2 Februari 2022, laman Outbreak.info melansir bahwa varian BA.2 sudah terdeteksi di 57 negara dunia dengan sekitar 27.021 sekuens genom. Di Amerika Serikat (AS), disebutkan kalau setidaknya 29 negara bagian di AS sudah mencatatkan kasus BA.2.

Menurut GISAID, sekitar 100 kasus dilaporkan dari 20 negara bagian AS. CDC mengatakan bahwa 99,9 persen kasus COVID-19 disebabkan oleh Omicron, dan angka tersebut sudah termasuk BA.2. Di Asia, CDC India melaporkan penyebaran varian BA.2 secara masif, bahkan lebih masif dibanding BA.1.

"Subvarian Omicron, BA.2, lebih banyak di India saat ini," ujar Direktur CDC India, Sujeet Kumar Singh pada siaran YouTube ANI News pada 27 Januari 2022.

2. Apa bedanya BA.2 dengan varian orisinal Omicron?

5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!ilustrasi virus corona (pixabay.com/Cassiopeia_Arts)

Dilansir Global Virus Network (GVN), ada perbedaan dan kesamaan antara BA.1 dan varian orisinalnya. Kesamaannya, BA.1 dan BA.2 sama-sama memiliki 32 mutasi. Akan tetapi, perbedaan mutasinya juga tidak kalah besar, yaitu 28 mutasi.

Direktur International Reference Laboratory of Mycobacteriology (IRLM) di SSI, Troels Lillebæk, mengatakan bahwa BA.2 memiliki lima mutasi protein spike unik pada receptor binding domain (RBD). Mutasi ini dikaitkan dengan penularan yang lebih mudah.

Menurut laporan U.K Health Security Agency (UKHSA) pada Jumat (28/1/2022), BA.2 memiliki beberapa keunggulan dibanding Omicron orisinal dan dapat menyebar lebih cepat. Per 24 Januari 2022, sebanyak 1.072 sekuens genom BA.2 ditemukan di Inggris, cukup banyak kasus untuk dilakukan analisis.

Baca Juga: Varian Omicron Dongkrak Risiko Reinfeksi Hampir 3 Kali Lipat

3. Studi: BA.2 39 persen lebih menular dibanding varian orisinal BA.1

5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!ilustrasi SARS-CoV-2 dan droplet (pixabay.com/mohamed_hassan)

Sebuah studi pracetak di SSI yang dimuat dalam jurnal The Lancet pada 30 Januari 2022 menguji kemampuan penularan BA.2 dan BA.1. Perlu diingat, penelitian ini belum melewati ulasan sejawat (peer review) sehingga hasilnya bisa berubah dan belum bisa dijadikan patokan medis.

Para peneliti SSI mengambil data dari 8.541 rumah tangga di Denmark pada akhir Desember 2021 hingga awal Januari 2022. Dari angka tersebut, sebanyak 2.122 terdiagnosis positif BA.2. Hasilnya, tercatat 5.702 infeksi sekunder di antara 17.945 potensi kasus sekunder.

"Jika terpapar BA.2 di rumah tangga, ada kemungkinan 39 persen terinfeksi selama 7 hari. Sementara itu, jika terpapar BA.1, kemungkinan tersebut hanya 29 persen," ujar pemimpin studi dari SSI, Frederik Plesner, dilansir Reuters.

4. BA.2 memiliki kemampuan pengelakan imunitas?

5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!ilustrasi SARS-CoV-2 (technologynetworks.com)

Para peneliti SSI menemukan bahwa risiko infeksi lebih tinggi pada mereka yang belum divaksinasi, baik untuk BA.1 maupun BA.2. Akan tetapi, saat dibandingkan, terlihat peningkatan risiko penularan pada rumah tangga terinfeksi BA.2, terlepas dari status vaksinasi.

Selain itu, risiko rumah tangga yang terinfeksi BA.2 terlihat lebih tinggi pada mereka yang divaksinasi atau telah menerima dosis lanjutan (booster). Hal ini menunjukkan kemampuan BA.2 dalam menghindari imunitas.

Di sisi lain, mereka yang tidak divaksinasi menyebarkan BA.2 lebih mudah dibanding orang yang sudah divaksinasi hingga booster. Studi SSI ini membuktikan dugaan UKHSA yang mengatakan bahwa BA.2 lebih unggul dibanding BA.1.

"Kesimpulannya, Omicron BA.2 lebih mudah menular dibanding BA.1. Selain itu, BA.2 memiliki sifat pengelakan imun yang mengurangi efek vaksinasi, tetapi tidak menambah risiko penularan dari orang yang sudah divaksinasi lewat breakthrough infection," pungkas para peneliti SSI.

5. Masih perlu diketahui lebih lanjut

5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!ilustrasi vaksin booster (IDN Times/Aditya Pratama)

Merunut laporan UKHSA pada 28 Januari 2022 tersebut, BA.2 tidak terlihat mengganggu efektivitas vaksin. UKHSA tetap merekomendasikan vaksinasi dosis booster karena setelah 2 minggu, booster 70 persen efektif mencegah COVID-19 bergejala akibat BA.2, dibanding 63 persen pada BA.1.

CDC AS mengatakan bahwa meskipun BA.2 tengah menjamur di beberapa negara, tetapi di AS sendiri, BA.2 masih amat minim. Oleh karena itu, tidak bisa dianggap ancaman. Juru bicara CDC, Kristen Nordlund, mengatakan bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa BA.2 lebih parah dibanding BA.1, seperti dilansir CNBC.

5 Fakta Varian Omicron BA.2, Tetap Waspada!ilustrasi vaksin booster (IDN Times/Aditya Pratama)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengakui keberadaan BA.2 sebagai salah satu dari tiga varian utama Omicron dan bahwa kasus BA.2 tengah menjamur di beberapa negara. WHO tidak menempatkan BA.2 sebagai variant of concern (VOC), tetapi akan tetap memantaunya sebagai salah satu prioritas.

Dalam sebuah siaran langsung di YouTube pada 25 Januari 2022, epidemiolog AS dan pemimpin teknis tim respons COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengingatkan bahwa VOC di masa depan akan lebih mudah menular, hingga bisa menyalip varian yang saat ini dominan.

"Pertanyaannya adalah apakah varian di masa depan akan jadi lebih parah atau tidak," kata Maria.

Baca Juga: Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Booster

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya