IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahun

Vaksin yang direkomendasikan dari Sinovac

Sejak kasus COVID-19 pertama diumumkan pada Maret 2020 lalu, hampir seluruh kegiatan masyarakat tersendat dan berbagai sektor terdampak. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang beralih menjadi pembelajaran dari rumah.

Pada 30 Agustus 2021 silam, PTM pelan-pelan kembali dilanjutkan. Sementara ini adalah kabar baik untuk mayoritas anak-anak, tetapi banyak pihak khawatir akan munculnya klaster sekolah atau kasus COVID-19 kembali melonjak, terutama di kalangan anak-anak yang usianya di bawah 12 tahun.

Oleh karena itu, vaksinasi untuk anak amat disarankan sebelum bisa memulai PTM. Pada 2 November 2021, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi vaksinasi untuk anak-anak dari usia 6 sampai 11 tahun. Apa saja yang perlu diketahui?

1. Proporsi kasus COVID-19 pada anak yang cukup tinggi

IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahunilustrasi siswa SD mengenakan masker (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Disampaikan oleh Ketua Umum IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), proporsi kasus pasien COVID-19 anak cukup tinggi. Berdasarkan dari data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Nasional per 1 November 2021, proporsi tersebut mencapai 13 persen.

Selain itu, dr. Piprim mengatakan bahwa kegiatan PTM di beberapa sekolah sudah dimulai, termasuk untuk anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Mengesampingkan euforia anak-anak, orang tua, dan guru, penting untuk diketahui bahwa selain bisa tertular, anak-anak juga bisa menjadi penular virus corona baru SARS-CoV-2.

"Jadi, [anak-anak] bisa menularkan virus COVID-19 ke orang-orang di sekitarnya pada orang lansia yang risikonya tinggi atau kepada om atau tantenya yang punya komorbiditas," kata dr. Piprim.

Oleh karena itu, vaksinasi COVID-19 pada anak-anak kelompok usia 6 tahun ke atas amat penting demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

2. Vaksin yang direkomendasikan adalah CoronaVac

IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahunilustrasi vaksinasi COVID-19 pada anak-anak (northwell.edu)

Dengan demikian, dr. Piprim mendeklarasikan bahwa IDAI mengeluarkan rekomendasi terkait pemberian vaksin COVID-19 intramuskuler untuk anak usia 6 tahun ke atas. Vaksin yang digunakan untuk anak-anak adalah CoronaVac produksi Sinovac Biotech, dengan dosis 3 mikrogram (0,5 mililiter), sebanyak dua dosis dengan jarak pemberian 4 minggu.

Hal ini bersamaan dengan dikeluarkannya izin penggunaan darurat (EUA) CoronaVac untuk anak-anak berusia 6-11 tahun oleh BPOM RI. Mengutip temuan studi klinis di China yang melibatkan 1.050 anak, BPOM RI mengklaim bahwa profil keamanan dan kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI) CoronaVac pada anak sudah memenuhi standar.

Selain itu, dari pengamatan selama 28 hari setelah vaksinasi dosis kedua, tingkat seropositif dan serokonversi mendekati 100 persen. BPOM juga mengatakan bahwa nilai titer antibodi CoronaVac pada anak lebih tinggi daripada kelompok dewasa. Oleh karena itu, BPOM menyetujui pemberian CoronaVac dosis 600 SU untuk anak 6-11 tahun.

Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Sinovac Bagi Anak 6-11 Tahun, Orang Tua Perlu Tahu Neh!

3. Kontraindikasi vaksin COVID-19 anak-anak yang perlu diperhatikan

IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahunilustrasi vaksinasi COVID-19 pada anak (chla.org)

Selanjutnya, dr. Piprim menjabarkan beberapa kondisi kontraindikasi pada anak-anak usia 6-11 tahun sebelum pemberian vaksin COVID-19. Kondisi-kondisi anak yang perlu dipertimbangkan sebelum menerima vaksinasi COVID-19 adalah:

  • Defisiensi imun primer
  • Penyakit autoimun yang tidak terkontrol (sindrom Guillain-Barre, mielitis transversa, dan acute disseminated encephalomyelitis atau ADEM)
  • Penyakit kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi
  • Sedang mendapatkan obat imunosupresan berat atau sitostatika
  • Sedang demam berkisar 37,5 derajat Celcius atau lebih
  • Baru sembuh dari COVID-19 kurang dari 3 bulan
  • Baru menerima imunisasi yang lain kurang dari 1 bulan
  • Anak atau remaja yang sedang hamil
  • Hipertensi yang tak terkendali
  • Diabetes melitus yang tak terkendali
  • Penyakit kronis atau kelainan kongenital yang tidak terkendali

Untuk anak dengan penyakit kronis (kanker dalam fase pemeliharaan, dan penyakit kronis atau autoimun yang terkontrol) yang masih bisa dikendalikan, dr. Piprim mengatakan bahwa orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menerima surat layak vaksin.

"Pada prinsipnya, anak-anak dengan kelainan bawaan lebih butuh vaksinasi COVID-19 ini dibanding anak-anak yang sehat. Jadi, orang tua diharapkan jangan ragu-ragu untuk memberikan vaksin COVID-19," ujar dr. Piprim.

IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahunilustrasi pemeriksaan kesehatan anak sebelum menerima vaksinasi COVID-19 (hopkinsmedicine.org)

Kemudian, dr. Piprim menekankan bahwa pelaksanaan imunisasi COVID-19 untuk anak-anak akan mengikuti kebijakan dari Kemenkes RI. Imunisasi COVID-19 anak dapat dimulai dengan mempertimbangkan kesiapan petugas kesehatan, sarana dan prasarana (ketersediaan vaksin), dan kesiapan masyarakat.

Tidak kalah penting, anak-anak diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19 meski sudah divaksinasi, yaitu:

  • Memakai masker berlapis
  • Mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik
  • Menghindari kerumunan dan menjaga jarak antara 1,8-2 meter
  • Tidak bepergian ke luar jika sedang tidak fit atau tidak ada urusan penting
  • Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut
  • Tutup batuk atau bersin dengan siku atau tisu

4. Pedoman untuk para petugas kesehatan yang tergabung dalam IDAI

IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahunilustrasi petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 (unsplash.com/Matt Napo)

Dokter Piprim mengingatkan pada semua anggota IDAI untuk mengikuti panduan pelaporan imunisasi dan pemantauan dalam rangka vaksinasi COVID-19 yang telah disahkan oleh Kemenkes RI.

Tidak lupa juga, IDAI mengimbau pada semua anggotanya untuk melakukan imunisasi kejar atau catch up immunization dan imunisasi rutin. Dengan begitu, para anggota IDAI dapat mencegah infeksi penyakit dan tetap membantu meningkatkan cakupan imunisasi COVID-19 anak seperti yang ditargetkan oleh pemerintah.

5. Amerika Serikat sudah memulai vaksinasi anak usia 5-11 tahun

IDAI Beri Lampu Hijau Vaksinasi COVID-19 untuk Anak 6-11 Tahunilustrasi vaksinasi COVID-19 pada anak (aappublications.org)

Selain Indonesia, Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan akan memulai vaksinasi untuk anak usia 5-11 tahun pada awal November. Dilansir Reuters, sejumlah 15 dosis vaksin COVID-19 telah didistribusikan dan tersedia mulai hari Rabu (4/11/2021). Hal ini mengikuti beredarnya izin imunisasi COVID-19 anak 5-11 tahun dari BPOM AS (FDA) untuk vaksin Pfizer-BioNTech pada 29 Oktober 2021 lalu. Nantinya vaksin diharapkan bisa diakses lebih luas di klinik dokter spesialis anak, rumah sakit anak, dan apotek pada minggu kedua November.

Pada anak-anak, vaksin Pfizer-BioNTech dosis 10 mikrogram memicu respons antibodi yang setara dengan kelompok dewasa. Selain itu, FDA mengatakan efektivitas Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berkisar 90,7 persen dan KIPI-nya serta profil keamanannya sudah terbukti lewat studi yang menyuntikkan vaksin pada 3.100 anak.

Pada 2 November 2021, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) juga mengeluarkan rekomendasi untuk sekitar 28 juta anak AS untuk divaksinasi dengan Pfizer-BioNTech. CDC mengatakan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech akan mulai dikirimkan pada minggu pertama November dan ditargetkan usai pada 8 November mendatang.

Yuk, lindungi anak-anak kita dari COVID-19 dengan memberikannya dosis lengkap vaksin COVID-19!

Baca Juga: Vaksin Moderna dan Pfizer Lindungi Anak Usia 5-11 Tahun

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya