7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Banget

Jangan lupa vaksin flu, ya!

Perhatian dunia masih tertuju pada COVID-19 dan upaya vaksinasi massal masih terus digalakkan. Akan tetapi, banyak yang lupa atau mengabaikan penyakit-penyakit lainnya tak kalah berpotensi fatal. Salah satunya adalah flu.

Sering dianggap remeh, padahal flu dapat menulari 3-5 juta orang per tahun dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi pernapasan yang fatal. Tercatat sekitar 650.000 jiwa melayang akibat flu dan komplikasi yang disebabkannya.

Umumnya, imunisasi flu disarankan secara tahunan untuk membentuk antibodi terhadap virus influenza. Sayangnya, banyak orang yang tidak mendapatkan vaksin ini. Bahkan, banyak yang terkecoh dengan disinformasi yang ngawur seputar vaksin flu. Inilah mitos soal vaksin flu yang beredar, jangan sampai tertipu!

1. Mitos: vaksin flu tidak ada gunanya

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi vaksin flu (nbcnews.com)

Memang tidak ada vaksin flu yang sempurna yang bisa melindungi tubuh penerimanya selamanya. Akan tetapi, vaksin tetap penting karena jenis-jenis virus influenza terus beredar dan bermutasi. Oleh karena itu, pengembang vaksin berusaha mengembangkan prediksi formulasi vaksin untuk melawan strain virus influenza yang dominan.

Meski prediksi tersebut meleset, setidaknya vaksin flu menawarkan perlindungan, sehingga gejala flu tidak parah. Dengan kata lain, vaksin flu mengurangi durasi gejala, risiko rawat inap, hingga kematian akibat influenza.

2. Mitos: vaksin flu sebabkan flu

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi flu (everydayhealth.com)

Umumnya, vaksin flu terbuat dari virus yang dimatikan (inactivated). Oleh karena itu, tidak mungkin kamu malah terkena flu. Memang, ada efek samping vaksin yang membuat tubuh tidak nyaman dan gejalanya mirip flu. Namun, ini bukan berarti penerimanya terkena flu, justru ini adalah tanda vaksin sedang bekerja dalam tubuh.

Dilansir Everyday Health, kekebalan terhadap influenza tidak langsung terbentuk dan butuh sekitar 2 minggu. Apakah mungkin terkena flu saat itu? Bisa saja. Akan tetapi, harus diingat kalau bukan vaksin flu yang menyebabkannya.

3. Mitos: vaksin flu membuatmu rentan terhadap COVID-19

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi vaksin flu (flickr.com/Government of Prince Edward Island)

Sejauh ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin influenza membuat seseorang lebih berisiko terkena infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Ini berdasarkan pada sebuah studi di Kanada yang dimuat dalam jurnal Clinical Infectious Diseases pada Oktober 2020. Menurut studi tersebut, tak ditemukan adanya hubungan antara vaksin influenza dan risiko infeksi saluran pernapasan lainnya, termasuk COVID-19.

Baca Juga: Studi: Vaksin Flu Efektif Cegah Komplikasi Parah COVID-19

4. Mitos: saat musim flu, sudah terlambat untuk mendapatkan vaksin

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi menerima vaksin flu (nara.getarchive.net)

CDC umumnya merekomendasikan September dan Oktober sebagai waktu terbaik untuk menerima vaksin flu. Dengan begitu, saat musim flu melanda, kamu memiliki antibodi yang andal untuk menangkal flu.

Tidak sempat di waktu tersebut? Tidak perlu khawatir dan tidak ada kata terlambat. Flu tidak dapat diprediksi dan waktu datangnya musim flu dapat bervariasi. Bahkan, di tengah musim flu pun, vaksinasi flu tetap direkomendasikan.

5. Mitos: terkena flu langsung lebih baik untuk sistem imun

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi flu (freepik.com/diana.grytsku)

Konsep membentuk imunitas flu secara mandiri tidaklah aman atau sehat. Bahkan, risiko komplikasi dan efek negatif dari flu lebih parah dibandingkan dengan efek samping vaksin flu.

Seperti yang telah dijelaskan, influenza dapat menyebabkan komplikasi parah, dari pneumonia hingga inflamasi pada otak dan jantung yang dapat berakibat fatal. Vaksin juga tidak melemahkan sistem imun. Malah, vaksin sebenarnya merangsang sistem imun agar bekerja optimal tanpa harus terkena penyakit aslinya.

6. Mitos: kelompok muda dan sehat gak perlu vaksin flu

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi vaksin flu (integrityuc.com)

Memang, flu dapat berakibat fatal pada anak-anak, lansia, dan orang-orang yang memiliki penyakit penyerta atau defisiensi imun. Namun, hal ini bukan berarti usia muda bebas dari risiko. Tanpa vaksin flu, orang yang sehat pun bisa terancam rawat inap hingga terkena komplikasi parah dari flu.

Perlu diingat, saat menerima vaksin flu, kamu tidak hanya melakukannya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang tersayang di sekitarmu. Dengan vaksinasi, semakin kecil kemungkinan penyebaran flu karena kekebalan kelompok atau herd immunity terbentuk.

7. Mitos: vaksin flu dan COVID-19 tidak boleh bersamaan atau berdekatan

7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Bangetilustrasi penyuntikan vaksin (ANTARA FOTO/Soeren Stache/Pool via REUTERS)

Bingung kapan harus menerima vaksin flu setelah mendapat vaksinasi COVID-19? Ini banyak ditanyakan. CDC menyarankan jeda waktu paling sedikit 2 minggu antara suntikan COVID-19 dan vaksin lainnya.

Pada 27 September lalu, CDC merevisi pedomannya. Jeda waktu 2 minggu yang dulu dipakai sebenarnya digunakan atas asas kehati-hatian karena vaksin COVID-19 masih baru.

Dengan pengetahuan akan vaksin COVID-19 yang mumpuni, waktu pemberian vaksin COVID-19 dan vaksin lainnya—termasuk vaksin flu—tidak perlu ditakutkan kalau overlapping. Ini karena potensi efek samping dari vaksin flu dan vaksin COVID-19 tidak jauh berbeda, baik diberikan secara terpisah atau bersama-sama.

Itulah berbagai mitos mengenai vaksinasi flu di tengah pandemik COVID-19 yang seharusnya tidak dipercaya lagi. Ingat, dengan vaksin flu, kamu tidak hanya melindungi diri sendiri, melainkan orang-orang sekitarmu juga.

Baca Juga: 7 Jenis Flu yang Ada di Indonesia, Kenali agar Penanganannya Tepat

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya