ilustrasi obat-obatan (unsplash.com/myriam zilles)
Fungsi obat ini untuk mempertahankan kalium. Oleh sebab itu, amiloride dapat menyebabkan kadar kalium tinggi atau hiperkalemia. Jika hal tersebut terjadi, seseorang dapat mengalami efek samping serius hingga fatal. Maka dari itu, penting untuk meminumnya sesuai resep dokter dan melakukan pemeriksaan secara berkala.
Beritahukan pada dokter apabila kamu memiliki alergi terhadap amiloride atau jenis obat lain yang mungkin ada pada obat amiloride. Termasuk jika memiliki riwayat alergi makanan, zat tertentu, dan jenis alergen lainnya.
Selain itu, sampaikan pada dokter obat-obatan apa saja yang sedang kamu konsumsi, seperti obat medis, herbal, hingga vitamin dan suplemen. Hal ini penting, guna menghindari interaksi atau penggunaan penambah kalium yang berlebihan.
Dilansir Mayoclinic, amiloride dapat bereaksi lebih pada pasien dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti:
- Diabetes
- Hiperkalemia (kalium tinggi dalam darah)
- Penyakit ginjal. Misalnya, anuria atau nefropati diabetik (amiloride tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi tersebut)
- Penyakit jantung
- Penyakit hati berat (misalnya, sirosis atau ensefalopati hepatik)
- Penyakit paru-paru
Beritahukan pada dokter apabila kamu pernah atau sedang mengalami kondisi kesehatan tersebut. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau tidak meresepkan amiloride sama sekali guna mengurangi risiko efek samping.
Amiloride merupakan obat tipe B pada ibu hamil yang artinya tidak mempengaruhi janin. Bagi ibu menyusui, obat ini berisiko terserap pada ASI. Selalu konsultasikan pada dokter sebelum mengonsumsi amiloride, terlebih jika kamu berencana atau sedang hamil dan menyusui.
Efek samping yang sering muncul setelah minum amiloride yakni pusing atau sakit kepala. Maka dari itu, hindari aktivitas yang membutuhkan fokus (seperti menyetir) setelah meminum amiloride.