TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cek 6 Fakta Hiperkalsemia, Kondisi saat Tubuh Kelebihan Kalsium

Pada kasus yang berat bisa menyebabkan koma

Depresi dan kecemasan adalah gejala hiperkalsemia. pexels.com/Andrea Piacquadio

Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang dan kesehatan jantung. Umumnya, kebutuhan kalsium per hari adalah sekitar 1.200 mg, bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung usia dan kondisi kehamilan dan menyusui.

Begitu pula pada kondisi kekurangan kalsium, kelebihan kalsium juga ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Terlalu banyak kalsium dalam tubuh disebut sebagai hiperkalsemia, yang bila dibiarkan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Gangguan hormon adalah salah satu dari penyebab hiperkalsemia. Awalnya, penderita mungkin tak akan merasakan gejala apa pun. Namun, seiring berjalannya waktu, hiperkalsemia bisa memicu masalah kesehatan yang serius. Gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia), hingga koma merupakan masalah serius yang bisa terjadi jika tubuh kelebihan kalsium.

Untuk lebih memahami apa itu hiperkalsemia, langsung saja simak ulasannya berikut ini.

1. Bagaimana tubuh mengontrol kadar kalsium?

pexels.com/ Andrea Piacquadio

Beberapa hormon dalam tubuh berperan dalam proses pengaturan kadar kalsium dalam tubuh. Menurut keterangan dari Hormone Health Network, ketika kadar kalsium dalam darah rendah, kelenjar paratiroid akan mengeluarkan hormon paratiroid. 

Hormon paratiroid tersebut akan membantu tulang melepaskan kalsium ke dalam darah. Vitamin D juga penting untuk menjaga kadar kalsium agar tetap berada dalam kisaran normal. 

Hormon paratiroid dan vitamin D, beserta hormon dan mineral lain, akan membantu memindahkan kalsium masuk atau keluar pada jaringan tubuh. Tujuannya agar jumlah kalsium selalu berada dalam batas normal.

Baca Juga: Benarkah Orang Dewasa Tidak Perlu Suplemen Kalsium dan Vitamin D?

2. Gejala hiperkalsemia

unsplash.com/Adrian Swancar

Pada hiperkalsemia ringan, seseorang mungkin tidak akan merasakan gejala apa pun. Sementara pada kasus yang berat, melansir Medical News Today, hiperkalsemia akan menunjukkan gejala sebagai berikut:

  • Selalu merasa haus dan sering buang air kecil.
  • Sakit perut dan masalah pencernaan.
  • Nyeri tulang dan kelemahan otot.
  • Kebingungan, lesu, dan kelelahan.
  • Terlalu banyak kalsium dalam darah dapat memengaruhi otak, sehingga bisa menyebabkan gejala seperti kecemasan dan depresi.
  • Tekanan darah tinggi dan irama jantung yang tidak normal.

3. Penyebab terjadinya hiperkalsemia

unsplash.com/Christina Victoria Craft

Melansir WebMD, ada beberapa kondisi yang membuat kadar kalsium dalam tubuh tinggi, yakni:

  • Hiperparatiroidisme (kondisi kelenjar paratiroid yang terlalu aktif) adalah penyebab paling umum terjadinya hiperkalsemia.
  • Kanker. Sekitar 10-30 persen pasien kanker akan mendapati kadar kalsium dalam tubuhnya tinggi.
  • Overdosis suplemen, seperti terlalu banyak mengonsumsi vitamin A dan vitamin D.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu.
  • Faktor genetik.
  • Dehidrasi serius.

4. Berbagai komplikasi yang bisa terjadi pada pasien hiperkalsemia

unsplash.com/ Zohre Nemati

Melansir Healthline, hiperkalsemia bisa menyebabkan komplikasi serius berupa masalah pada ginjal, seperti batu ginjal dan gagal ginjal.

Komplikasi lainnya termasuk detak jantung yang tidak teratur, osteoporosis, kebingungan, dan demensia.

Pada kasus yang sudah parah, hiperkalsemia dapat menyebabkan penderitanya koma yang berpotensi mengancam nyawa.

5. Pengobatan hiperkalsemia

pixabay.com/ stux

Pada kasus ringan, biasanya tidak perlu pengobatan khusus karena akan kondisi tersebut akan kembali normal seiring berjalannya waktu. Namun, dokter tetap akan memantau kadar kalsium dan kondisi ginjal pasien. Bila kadar kalsium terus meningkat, diagnosis lebih lanjut akan sangat direkomendasikan oleh dokter.

Untuk pasien dengan hiperkalsemia yang parah, dokter akan menyarankan perawatan untuk membantu menurunkan kadar kalsium dan mencegah komplikasi. Pengobatan yang bisa dilakukan meliputi pemberian cairan intravena dan obat-obatan seperti kalsitonin atau bifosfonat.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Memengaruhi Penyerapan Kalsium dalam Tubuh

Verified Writer

Aisy

Hope you enjoy the article and find some helpful things alongside the reading <3

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya