Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Anak sangat rentan terserang berbagai masalah kesehatan. Salah satu penyakit yang sering dialami anak adalah roseola. Roseola adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, yang muncul sebagai demam diikuti dengan ruam kulit yang khas.
Sering dikira campak, berikut ini ulasan seputar roseola yang wajib diketahui khususnya oleh para orang tua.
1. Apa itu roseola?
ilustrasi ruam kulit pada roseola (aboutkidshealth.ca) Dilansir Medscape, roseola adalah penyakit anak yang umum terjadi. Penyebabnya adalah infeksi primer human herpes virus 6 (HHV-6), meskipun virus herpes tipe 7 juga bisa menyebabkannya.
Penyakit ini umumnya menyerang anak usia 6 bulan hingga 2 tahun. Penyakit ini juga dikenal sebagai "penyakit keenam" atau sixth disease, exanthem subitum, dan roseola infantum.
Roseola biasanya ditandai dengan demam tinggi selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan ruam khas saat demam turun.
Meski jarang, orang dewasa pun juga bisa terkena roseola bila belum pernah terinfeksi saat masih kanak-kanak. Penyakit ini umumnya lebih ringan pada orang dewasa, tetapi mereka tetap bisa menularkannya ke anak-anak.
Baca Juga: Dewi Perssik Mengalami Ruam karena COVID-19, Ini Penjelasannya!
2. Gejala
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Keira Burton) Dilansir Healthline, gejala paling umum roseola adalah demam tinggi secara tiba-tiba dan diikuti dengan kemunculan ruam. Demam dianggap tinggi bila suhu tubuh anak mencapai antara 38,8 hingga 40,5 derajat Celcius.
Ruam yang muncul berwarna merah muda, bisa datar atau menonjol di permukaan kulit. Ruam biasanya dimulai di perut lalu menyebar ke wajah, lengan, dan kaki. Ciri khas ruam ini adalah tanda bahwa virus berada di akhir perjalanannya.
Gejala lain roseola pada anak termasuk:
- Lekas marah
- Pembengkakan di kelopak mata
- Nyeri telinga
- Penurunan nafsu makan
- Pembengkakan kelenjar
- Diare ringan
- Sakit tenggorokan atau batuk ringan
- Kejang demam, yaitu kejang karena demam tinggi
Saat anak terpapar virus penyebab roseola, bisa butuh waktu sekitar 5 hingga 15 hari sebelum gejala berkembang.
Beberapa anak bisa terpapar virus tetapi tidak menunjukkan gejala yang jelas.
3. Penyebab
ilustrasi virus HHV-6 dan HHV-7 (cdc.gov) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Dilansir Mayo Clinic, penyebab paling umum roseola adalah HHV-6, meskipun HHV-7 juga bisa menyebabkannya.
Seperti penyakit virus lainnya, seperti flu biasa, roseola menyebar dari orang ke orang melalui kontak dengan sekresi pernapasan atau air liur orang yang terinfeksi. Misalnya, anak sehat yang berbagi cangkir dengan anak yang mengidap roseola dapat tertular virus.
Roseola menular bahkan jika tidak ada ruam. Artinya, kondisi tersebut dapat menyebar saat anak yang terinfeksi hanya demam, bahkan sebelum anak tersebut jelas menderita roseola. Perhatikan tanda-tanda roseola jika anak pernah berinteraksi dengan anak lain yang menderita penyakit tersebut.
Tidak seperti cacar air dan penyakit virus pada masa kanak-kanak lainnya yang menyebar dengan cepat, roseola jarang menyebabkan wabah di seluruh komunitas. Infeksi dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun.
4. Faktor risiko
ilustrasi bayi demam (babymegs.com) Kebanyakan anak akan terjangkit roseola pada usia muda. Mereka yang berisiko lebih besar adalah usia 6 hingga 15 bulan, ketika sistem kekebalan tubuh anak belum mengembangkan antibodi untuk melawan virus, karena penyakit ini terjadi setelah terpapar virus.
Anak yang usianya di bawah 6 bulan mungkin masih dilindungi oleh antibodi ibunya yang diteruskan kepadanya selama masa kehamilan.
Baca Juga: Ruam Kulit Setelah Olahraga? Mungkin Kamu Kena Cholinergic Urticaria