TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Hipertensi Menyebabkan Komplikasi?

Tekanan darah yang tinggi merusak pembuluh darah organ

ilustrasi mengukur tekanan darah (pexels.com/Thirdman)

Hingga kini, penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi permasalahan di Indonesia. Bahkan, angka kasus hipertensi cenderung meningkat setiap tahunnya. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat, prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebesar 34,1 persen. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan data Riskesdas 2013, yaitu 25,8 persen.

Hipertensi memerlukan penanganan guna mengendalikan tekanan darah agar tetap stabil. Apabila dibiarkan, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti komplikasi pada berbagai organ, seperti jantung, otak, dan ginjal. Mengapa hipertensi bisa menyebabkan komplikasi? Simak jawabannya di bawah ini!

1. Hipertensi

ilustrasi tekanan darah (pixabay.com/Elf-Moondance)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi di mana pembuluh darah secara terus-menerus meningkatkan tekanan. American Heart Association (AHA) menjelaskan, tekanan darah yang tinggi tersebut jarang menunjukkan keluhan, sehingga banyak orang yang tidak menyadari memiliki tekanan darah yang tinggi.

Tekanan darah tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan masih banyak lagi. Maka, penting untuk mengendalikan tekanan darah agar tetap stabil sehingga menurunkan risiko komplikasi hipertensi.

Baca Juga: Pantau Hipertensi dengan Mengukur Tekanan Darah di Rumah

2. Hipertensi sebabkan berbagai komplikasi serius

ilustrasi organ (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa tekanan darah yang cenderung tinggi merupakan hal yang wajar. Padahal, hipertensi merupakan kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, ginjal, otak, dan penyakit lain. WHO mencatat bahwa hipertensi menjadi penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.

Tekanan darah tinggi yang tidak terdeteksi dan tidak terkontrol dengan baik dapat merusak berbagai organ sehingga menyebabkan berbagai komplikasi serius. Dilansir AHA, hipertensi yang tidak terdeteksi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan:

  • Serangan jantung.
  • Gagal jantung.
  • Gagal ginjal.
  • Stroke.
  • Kehilangan penglihatan.
  • Disfungsi seksual.
  • Angina.

3. Mengapa hipertensi menyebabkan berbagai kerusakan organ?

ilustrasi ginjal (unsplash.com/julien Tromeur)

Seperti dijelaskan sebelumnya, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan berbagai kondisi medis yang serius. Ini disebabkan tekanan yang diberikan terlalu tinggi sehingga merusak berbagai pembuluh darah organ. Tekanan darah yang makin tinggi secara perlahan dapat merusak jantung serta pembuluh darah berbagai organ, seperti ginjal dan otak.

Tekanan darah yang terlalu tinggi akan menyebabkan dinding pembuluh darah arteri mengeras, sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung turun. Tekanan darah yang terlalu tinggi juga menyebabkan pembuluh darah di otak menjadi pecah atau terhenti sehingga suplai darah dan oksigen ke otak menjadi terhambat. Tekanan darah yang terlalu tinggi juga merusak pembuluh darah kecil yang ada di ginjal sehingga dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.

Kerusakan organ tersebut mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang serius jika tekanan darah tidak tertangani dengan baik.

4. Faktor risiko hipertensi

ilustrasi garam (pexels.com/Marek Kupiec)

Terdapat faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi. Faktor risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah dan faktor risiko yang bisa diubah. 

Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain keturunan (riwayat keluarga mengalami hipertensi), berusia lebih dari 65 tahun, dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal.

Sementara itu, faktor risiko yang bisa diubah yaitu:

  • Pola makan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebih, pola makan tinggi lemak trans dan lemak jenuh, konsumsi buah sayur rendah).
  • Penggunaan produk tembakau.
  • Kurang aktivitas fisik.
  • Penggunaan minuman beralkohol.
  • Stres yang bekepanjangan.
  • Obesitas.

Baca Juga: Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya