Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kesehatan gigi sama pentingnya dengan kesehatan bagian tubuh yang lain. Jika bicara soal kesehatan gigi, ini tidak hanya mencakup gigi, tetapi juga bagian lain seperti gusi.
Gusi ialah jaringan sensitif dan halus yang melindungi gigi, akar, dan saraf. Sama seperti bagian tubuh yang lain, gusi juga membutuhkan perawatan dan perhatian yang tepat. Tanpa perawatan, gusi dapat mengembangkan beberapa kondisi kronis.
Salah satu masalah yang rentan terjadi pada gusi adalah gusi gatal. Ada banyak hal berbeda yang menyebabkan gusi bisa terasa gatal. Di sini, kita akan membahas beberapa hal yang menjadi penyebab gusi gatal. Simak informasi berikut yang telah dirangkum dari laman Healthline dan Only My Health.
1. Perubahan hormonal
ilustrasi perubahan hormon perempuan (pexels.com/Polina Zimmerman) Perubahan hormonal merupakan salah satu penyebab utama gusi terasa gatal. Misalnya, perempuan yang sedang mengalami kehamilan, pubertas, menstruasi, dan menopause mungkin akan lebih sering mengalami gusi gatal akibat hormon yang berfluktuasi.
Gigi dan gusi sangat sensitif terhadap perubahan hormonal. Oleh sebab itu, perubahan hormon dapat menyebabkan gusi terasa gatal, bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit gusi.
2. Mulut kering
ilustrasi mulut kering (unsplash.com/Timothy Dykes) Jika tubuh tidak memproduksi air liur dalam jumlah yang cukup untuk menjaga kelembapan mulut, maka itu bisa membuat mulut menjadi sangat kering. Mulut yang kering juga bisa menyebabkan gusi terasa gatal.
Ada beberapa kondisi medis dan makanan yang bisa menyebabkan mulut kering. Untuk mengatasinya, kamu bisa minum cukup air sepanjang hari.
Baca Juga: Gusi Bengkak dan Mudah Berdarah? Mungkin Kamu Mengalami Gingivitis
3. Gingivitis
ilustrasi gingivitis atau radang gusi (trustedhealthproducts.com) Gingivitis atau radang gusi adalah penyakit gusi stadium awal yang menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri dan mudah berdarah pada gusi. Ini disebabkan oleh penumpukan plak dan merupakan salah satu penyebab paling umum dari gusi gatal.
Nama lain penyakit gusi adalah penyakit periodontal, sedangkan gingivitis adalah bentuk penyakit yang ringan dan kemungkinan belum menyebabkan komplikasi tambahan.
Gingivitis dapat dengan mudah diobati dengan pengobatan rumahan, seperti kunyit, minyak kelapa, dan berkumur dengan air garam.
4. Cedera gusi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi gusi gatal (freepik.com/stockking) Cedera pada gusi dapat menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, dan gatal. Misalnya, karena menggunakan bulu sikat yang kasar hingga gusi mengalami luka dan menyebabkan rasa gatal. Cedera juga bisa terjadi karena kebiasaan menggemeretakkan gigi.
Menggemeretakkan gigi biasanya terjadi saat gigi tumbuh pada bayi baru lahir atau anak-anak yang kehilangan gigi susunya dan bahkan orang dewasa ketika gigi bungsu mulai terlihat. Selain gusi gatal, kebiasaan menggemeretakkan gigi juga dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri rahang.
5. Plak
ilustrasi karang gigi (serenedental.com) Plak adalah lapisan kekuningan pada gigi yang terbentuk sebagai akibat penumpukan lendir dan makanan yang mengeras seiring waktu. Plak yang terus dibiarkan dapat menyebabkan penyakit gusi.
Penumpukan plak sering kali disertai dengan masalah pada gusi, seperti gusi berdarah, gusi sensitif, dan gatal. Karena alasan ini, kita perlu melakukan scaling setiap enam bulan sekali di samping menyikat gigi dua kali sehari.
6. Reaksi alergi
ilustrasi obat alergi (pexels.com/cottonbro) Reaksi alergi bisa memicu gusi terasa gatal. Alergen ini bisa berupa makanan, biji-bijian, obat-obatan, dan hewan peliharaan. Bahkan, alergi musiman juga dapat menyebabkan gusi gatal.
Jika mulut terasa gatal atau tidak nyaman setelah makan buah dan sayuran mentah tertentu, ini bisa jadi indikasi dari sindrom alergi oral. Gejala ini umumnya ringan dan dapat diatasi dengan antihistamin. Namun, jika gejala tidak hilang dengan pemberian antihistamin atau menghambat jalan pernapasan atau makan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
Baca Juga: Bruxism: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan