Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat ini, kebanyakan orang hanya pergi ke dokter jika merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Padahal, sebetulnya kamu juga perlu ke dokter meski dalam keadaan sehat untuk mendapatkan pemeriksaan preventif.
Bersikap proaktif terhadap kesehatan, dengan mendapatkan rekomendasi pemeriksaan untuk kondisi dan penyakit serius, bisa sangat berguna untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
Bergantung pada usia, riwayat keluarga, dan faktor gaya hidup, tiap orang memerlukan tes yang berbeda pada waktu yang berbeda dalam hidup mereka. Inilah gambaran umum seputar tes kesehatan yang perlu dilakukan semua laki-laki.
1. Tekanan darah
unsplash.com/Marcelo Leal Jika kamu memiliki tekanan darah yang tinggi, kamu mungkin memerlukan obat untuk mengendalikannya demi mencegah penyakit akibat tekanan darah tinggi, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke.
Jika kamu memiliki tekanan darah dalam kisaran normal, kamu hanya perlu memeriksakan tekanan darah setiap dua tahun. Sementara itu, jika tekanan darahmu lebih tinggi, dokter mungkin merekomendasikan kamu untuk cek tekanan darah lebih sering.
Menurut American Heart Association (AHA), tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg. Diagnosis tekanan darah tinggi membutuhkan dua pembacaan yang dilakukan dalam selang waktu empat jam dengan angka lebih besar dari 120/80 mmHg. Tes ini sebenarnya bisa dilakukan secara mandiri di rumah, karenanya akan baik jika kamu mengulangi tes ini setiap dua minggu sekali.
Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Klaim Asuransi Kesehatan Kamu Ditolak
2. Kolesterol
Laki-laki secara umum memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi daripada perempuan, dan kolesterol tinggi sering menjadi salah satu penyebab utamanya.
Menurut rekomendasi dari AHA, laki-laki di atas usia 20 tahun perlu melakukan tes kadar kolesterol setiap empat hingga enam tahun. Akan tetapi, individu dengan faktor risiko penyakit jantung seperti diabetes, penggunaan tembakau, atau tekanan darah tinggi mungkin perlu melakukan pemeriksaan lebih awal dan lebih sering.
Kolesterol diukur dengan tes darah, dan dokter mungkin meminta pasien untuk tidak makan selama 9 sampai 12 jam sebelumnya. Umumnya, tes kolesterol dilakukan dengan mengukur kadar kolesterol total, kolesterol HDL (kolesterol baik), kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida. Setelah itu, dokter mungkin membuat rekomendasi diet atau meresepkan obat penurun kolesterol, bergantung pada hasil pemeriksaan.
3. Penyakit menular seksual
pexels.com/Andrea Piacquadio Meskipun kamu menjalin hubungan monogami, tidak ada salahnya untuk melakukan tes penyakit menular seksual jika sebelumnya kamu belum pernah melakukannya. Sebab, banyak penyakit yang terdiagnosis selama bertahun-tahun. Misalnya seseorang bisa tertular HIV selama 10 tahun tanpa menunjukkan gejala HIV.
Banyak ahli kesehatan merekomendasikan setiap orang yang berusia 15 hingga 65 tahun melakukan skrining untuk HIV setidaknya sekali.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan skrining hepatitis C satu kali seumur hidup untuk semua orang dewasa yang lahir antara tahun 1945 dan 1965. Sebab, ada banyak kasus hepatitis C di luar sana yang orang-orangnya belum menunjukkan gejala atau tidak menyadarinya.
4. Diabetes
pexels.com/PhotoMIX Company Individu yang mengadopsi gaya hidup sehat, mempertahankan berat badan yang sehat, dan tidak memiliki faktor risiko lain untuk diabetes mungkin tidak memerlukan pemeriksaan diabetes.
Namun, bagi kebanyakan laki-laki dengan usia di atas 45 tahun, terutama yang memiliki kelebihan berat badan, perlu melakukan tes glukosa plasma puasa, atau tes A1C, seperti dijelaskan dalam laman Health.
Selain itu, individu di bawah 45 tahun dengan kelebihan berat badan atau memiliki riwayat penyakit dalam keluarga juga perlu melakukan tes glukosa plasma puasa dan A1C.
Tes glukosa plasma puasa dan A1C adalah tes darah yang harus dilakukan oleh dokter. Tes A1C tidak membutuhkan puasa sebelumnya, tetapi untuk tes menggunakan glukosa plasma puasa, pasien akan diminta untuk tidak makan atau minum apa pun kecuali air selama 8 jam sebelumnya.
5. Kanker testis
Menurut keterangan dari National Cancer Institute, kanker testis adalah kanker yang paling umum terjadi pada laki-laki di antara usia 20 hingga 35 tahun. Kanker testis adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat disembuhkan dengan peluang kesembuhan sebesar 95 persen. Semakin awal kanker ini terdiagnosis, maka ini akan semakin baik tingkat kesembuhannya.
Kabar baiknya, diagnosis kanker testis bisa dilakukan secara mandiri dan sangat sederhana. Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan testis adalah setelah mandi, saat skrotum dalam keadaan relaks.
Dengan menggunakan tangan, periksa apakah ada benjolan atau perubahan ukuran pada testis, dan beri tahu dokter jika kamu menemukan keanehan. Lakukan pemeriksaan ini setiap sebulan sekali.
Baca Juga: Ini 7 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah, Simak yuk!