Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan
Penyebab umumnya adalah iritan udara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pneumonitis adalah istilah umum yang mengacu pada peradangan jaringan paru-paru. Secara teknis, pneumonia adalah jenis pneumonitis karena infeksinya menyebabkan peradangan. Akan tetapi, pneumonitis biasanya digunakan oleh dokter untuk merujuk pada penyebab peradangan paru-paru yang tidak menular.
Penyebab umum pneumonitis termasuk iritan udara dalam pekerjaan atau dari hobi. Selain itu, beberapa jenis perawatan kanker dan puluhan obat dapat menyebabkan pneumonitis.
Kesulitan bernapas, sering disertai batuk kering, adalah gejala pneumonitis yang paling umum. Tes khusus diperlukan untuk membuat diagnosis. Perawatan berfokus pada menghindari iritasi dan mengurangi peradangan.
1. Penyebab dan faktor risiko
Pneumonitis terjadi ketika zat yang mengiritasi menyebabkan kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru meradang. Peradangan ini membuat oksigen sulit melewati alveoli ke dalam aliran darah.
Banyak iritan, mulai dari jamur di udara hingga obat kemoterapi, telah dikaitkan dengan pneumonitis. Akan tetapi, bagi kebanyakan orang, zat spesifik yang menyebabkan peradangan tidak pernah diidentifikasi, seperti dilansir Mayo Clinic.
Penyebab pneumonitis bisa termasuk:
- Obat-obatan: Berbagai obat dapat menyebabkan pneumonitis, termasuk beberapa antibiotik, beberapa jenis obat kemoterapi, dan obat-obatan yang menjaga detak jantung tetap teratur. Overdosis aspirin dapat menyebabkan pneumonitis.
- Jamur dan bakteri: Paparan berulang terhadap beberapa jamur dan bakteri dapat menyebabkan paru-paru meradang. Varietas spesifik pneumonitis terkait jamur telah mendapat julukan, seperti "paru-paru petani" atau "paru-paru bak mandi air panas."
- Burung: Paparan bulu atau kotoran burung adalah penyebab umum pneumonitis.
- Perawatan radiasi: Beberapa orang yang menjalani terapi radiasi ke dada, seperti untuk kanker payudara atau paru-paru, dapat mengalami pneumonitis. Pneumonitis juga dapat terjadi setelah terapi radiasi seluruh tubuh, yang diperlukan untuk persiapan transplantasi sumsum tulang.
Faktor risiko
Menambahkan dari Healthline, seseorang berisiko lebih tinggi mengembangkan pneumonitis jika bekerja di industri yang membuat mereka terpapar debu yang mengandung zat iritan.
Misalnya, petani sering terpapar biji-bijian, jerami, atau tumpukan jerami yang mengandung jamur (mold). Ketika pneumonitis memengaruhi petani, kadang-kadang disebut paru-paru petani.
Risiko lainnya adalah paparan jamur yang dapat tumbuh di bak mandi air panas, pelembap udara, AC, dan sistem pemanas. Ini disebut paru-paru bak mandi air panas atau paru-paru humidifier.
Orang-orang dengan profesi berikut juga berisiko terkena pneumonitis:
- Bekerja dengan burung dan unggas.
- Pekerja veteriner.
- Peternak hewan.
- Pengolah biji-bijian dan tepung.
- Bekerja di pabrik kayu.
- Tukang kayu.
- Pembuat wine.
- Produsen plastik.
- Elektronik.
Bahkan jika kamu tidak bekerja di salah satu industri ini, kamu tetap dapat terpapar jamur dan zat pemicu lainnya di lingkungan rumah. Akan tetapi, terpapar salah satu zat ini tidak berarti kamu pasti mengembangkan pneumonitis. Kebanyakan orang yang terpapar tidak pernah mendapatkan kondisi ini.
Gen memainkan peran penting dalam memicu reaksi. Orang dengan riwayat keluarga pneumonitis lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi ini.
Pneumonitis bisa terjadi pada usia berapa pun, termasuk masa kanak-kanak. Namun, kondisi ini memang paling sering didiagnosis pada usia 50 hingga 55 tahun.
Perawatan kanker juga dapat meningkatkan risiko terkena pneumonitis. Orang yang menggunakan obat kemoterapi tertentu atau yang mendapatkan radiasi ke dada berada pada risiko yang lebih besar.
Baca Juga: Fakta Legionella, Penyebab Pneumonia Misterius di Argentina
Baca Juga: Pneumonia saat Hamil: Penyebab, Gejala, Pengobatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.