TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cemas dan Takut Berlebih saat Melihat Kaki? Bisa Jadi Itu Podophobia

Aneh tapi nyata!

ilustrasi kaki (pexels.com/EVG Culture)

"Ih, aneh banget takut sama kaki!"

Mungkin itu yang ada di pikiranmu. Namun, faktanya ketakutan berlebihan terhadap kaki manusia memang nyata. Kondisi ini dikenal sebagai podophobia

Mirip dengan fobia spesifik lainnya, podophobia tidak bisa dianggap remeh. Fobia yang satu ini bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari yang akan membuat pengidapnya mengalami kecemasan dan ketakutan berlebihan ketika menjalani rutinitas.

Para ahli belum bisa meyakini mengenai penyebab pasti podophobia. Tentunya kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat. Intip fakta menarik podophobia dari perspektif medis berikut ini.

1. Berkenalan dengan podophobia

ilustrasi kaki (freepik.com/freepik)

Mungkin kamu menganggap fobia ini aneh, tetapi ini dialami oleh rapper asal Amerika Serikat (AS), Sean P. Diddy. Ia memiliki ketakutan berlebihan pada jari kaki, terutama jika jari tengah kaki lebih panjang daripada jempol kaki.

Panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorders, Fifth Edition (DSM-5) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association belum mencantumkan podophobia secara khusus.

Bagi beberapa orang yang terdiagnosis podophobia, ketakutan bisa begitu parah. Hanya dengan memikirkan kaki (menggunakan alas kaki maupun tidak) dapat mengganggu aktivitas di mana pun pengidapnya berada. Ya, fobia ini bisa menyebabkan tingkat ketakutan yang intens dan tidak rasional.

Baca Juga: Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Ini

2. Gejala podophobia

ilustrasi ketakutan dan kecemasan berlebihan (freepik.com/freepik)

Melansir Healthline, podophobia dapat menyebabkan reaksi fisiologis maupun emosional yang kuat, meliputi: 

  • Gemetar
  • Berkeringat
  • Mual
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Pingsan
  • Detak jantung berdebar kencang
  • Perasaan takut
  • Perasaan panik
  • Perasaan ngeri
  • Perasaan jijik

Ada kalanya, gejala-gejala yang menunjukkan indikasi podophobia bisa datang dan pergi begitu saja atau intensitasnya berkurang atau menjadi jarang. Kasus ini tidak dapat dikatakan fobia.

Di sisi lain, seseorang yang mengalami gejala dalam kurun waktu 6 bulan atau lebih dan gejala tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, maka podophobia bisa dicurigai.

3. Penyebab podophobia

ilustrasi ibu dan bayi (freepik.com/cookie_studio)

Peneliti belum tahu secara pasti penyebab podophobia. Ada satu teori yang menyatakan bahwa seseorang mungkin telah membentuk hubungan secara sadar antara objek yang ditakuti (kaki) dan pengalaman tertentu yang dinilai menakutkan sehingga menyebabkan trauma seperti episode pelecehan yang melibatkan kaki orang lain. 

Meskipun demikian, hubungan antar mekanisme kognitif dan biologis fobia dalam kaitannya dengan trauma tidak sepenuhnya dipahami dan dapat bervariasi pada setiap individu yang bersangkutan. 

Sementara itu, teori berikutnya menyatakan jika orang lain terlalu sering menggambarkan bahaya tertentu dapat menyebabkan internalisasi ketakutan orang lain pada diri sendiri. 

Studi dalam Psychological Medicine tahun 2014 menjelaskan jika komponen genetik terhadap fobia mungkin memiliki korelasi penyebab, akan tetapi studi tersebut tidak mengkaji secara khusus terkait podophobia.

4. Diagnosis podophobia

ilustrasi konsultasi dengan ahli kesehatan mental (freepik.com/freepik)

Jika seseorang diduga mengalami ketakutan berlebih saat terpapar kaki, maka konsultasi pada ahli kejiwaan untuk menegakkan diagnosis sebaiknya dilakukan agar nantinya bisa dilakukan penanganan yang tepat.

Untuk menegakkan diagnosis, kamu nantinya akan ditanya beberapa pertanyaan mendasar seperti:

  • Pemicu gejala
  • Intensitas gejala berlangsung
  • Pola kehidupan yang dapat mengganggu

Adapun diagnosis fobia tertentu sering kali melibatkan prosedur yang lebih kompleks, meliputi: 

  • Respons ketakutan yang intens
  • Gejala berlangsung lebih dari 6 bulan
  • Gejala mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Ketakutan yang melebihi batas wajar
  • Gejala tidak dijelaskan oleh kondisi atau diagnosis lain

Baca Juga: Autophobia, Takut Berlebihan atau Fobia terhadap Kesendirian

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya