TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aminofilin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Meredakan gejala asma dengan melebarkan saluran napas

ilustrasi aminofilin (Pexels.com/Thirdman)

Aminofilin adalah obat yang diberikan guna meredakan dan mengobati gejala akut penyakit paru-paru. Termasuk di antaranya asma, bronkitis, emfisema, serta penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK.

Obat ini tersedia dalam bentuk cair yang diberikan melalui injeksi dan tablet. Pemberian melalui suntikan hanya boleh dilakukan oleh ahli medis profesional.

1. Manfaat Aminofilin

ilustrasi menyuntik pasien di lengan (unsplash.com/nci)

Dilansir National Center of Biotechnology Information, aminofilin adalah obat kombinasi teofilin dan etilendiamin dengan perbandingan 2:1. Termasuk jenis obat bronkodilator, aminofilin bekerja dengan mengendurkan otot-otot di saluran udara atau bronkial paru-paru.

Dengan melemasnya otot di paru-paru dan dada, maka  memungkinkan lebih banyak udara masuk dan melegakan pernapasan. Obat aminofilin pun bekerja dengan meningkatkan kontraksi diafragma guna menarik lebih banyak udara ke paru-paru. 

Berkurangnya ketegangan dalam paru-paru ini dapat meredakan batuk, mengi, sesak napas, atau gejala gangguan pernapasan lain. Obat ini juga membantu mengurangi sensitivitas paru-paru terhadap alergen dan zat lain yang dapat menyebabkan peradangan.

Baca Juga: Acetylcysteine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis dan Efek Samping

2. Peringatan Aminofilin

ilustrasi peringatan obat (Pexels.com/Olivia Danilevich)

Sampaikan pada dokter apabila memiliki riwayat alergi terhadap obat aminofilin atau teofilin. Termasuk juga alergi lain yang disebabkan oleh obat, makanan, atau zat alergen tertentu lainnya. 

Beberapa kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kinerja aminofilin. Beritahukan pada dokter apabila kamu pernah mengalami:

  • Demam hingga di atas 38 derajat celsius selama setidaknya 24 jam atau lebih
  • Mulai atau berhenti merokok tembakau dalam beberapa minggu terakhir
  • Sedang proses atau telah berhenti minum obat lain dalam beberapa minggu terakhir
  • Sedang mengatur pola makan dalam beberapa minggu terakhir.

Selain itu, beritahukan juga pada dokter apabila kamu memiliki riwayat penyakit tertentu. Seperti sakit mag, kejang atau epilepsi, cairan di paru-paru, gangguan tiroid, penyakit hati dan ginjal. Jika pernah atau sedang mengalami tekanan darah tinggi, kondisi jantung, atau segala jenis penyakit jantung. Dokter mungkin perlu menyesuikan kembali dosis aminofilin. 

Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein dalam jumlah banyak. Termasuk di antaranya cokelat, teh, kopi, dan minuman bersoda. Pasalnya, obat ini dapat menambah efek kafein dan berpengaruh pada stimulan Sistem Saraf Pusat (SSP).

Jangan minum obat ini bersamaan dengan obat resep atau nonresep OTC (over-the-counter) yang bertujuan mengendalikan nafsu makan, asma, pilek, batuk, demam, atau masalah sinus. Termasuk jenis suplemen herbal maupun vitamin. Diskusikan dengan dokter terkait boleh tidaknya pengobatan dilakukan secara bersamaan.

Obat ini dapat menimbulkan risiko minimal pada bayi ketika dikonsumsi oleh ibu selama menyusui. Konsultasikan pada dokter terkait dosis yang aman dan sesuai dengan kondisimu apabila sedang menyusui. 

Aminofilin termasuk obat kategori C untuk kehamilan. Artinya, belum diketahui secara pasti apakah obat ini dapat membahayakan janin yang belum lahir. Beritahu dokter apabila kamu sedang atau berencana hamil saat mendapatkan resep ini. 

3. Interaksi Aminofilin

ilustrasi cairan suntik (Pexels.com/Anna Svets)

Aminofilin dapat berinteraksi dengan obat lain baik medis maupun herbal. Maka dari itu, penting untuk menyampaikan pada dokter terkait obat-obatan yang sedang kamu konsumsi. Interaksi antar obat dapat menurunkan efektivitas, menambah kadar obat, hingga memicu efek samping serius. 

Beberapa obat berikut tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bersama aminofilin. Dokter  mungkin memutuskan untuk tidak melakukan perawatan dengan aminofilin atau mengubah beberapa obat lain yang sedang kamu minum. 

  • Riociguat
  • Viloksazin

Selain dua obat yang bersifat kontraindikasi, terdapat pula obat-obatan yang berpotensi timbul interaksi ketika dikonsumsi bersamaan dengan aminofilin. Dokter bisa saja menggunakan obat-obatan berikut secara bersamaan dengan mengubah dosis atau memberi jarak waktu minum. 

  • Carmabazepine, phenytoin, rifampicin, atau barbiturat dapat mempercepat pembuangan obat dan menurunkan efektivitas aminofilin;
  • Antibiotik golongan makrolid, quinolone, atau obat lain, seperti allopurinol, carbimazole, cimetidine, diltiazem, fluconazole, halotane, interferon, isoniazid, methotrexate, thiabendazole, verapamil, atau obat turunan xanthine lain, misalnya teofilin dapat meningkatkan risiko efek samping
  • Adenosin dan jenis obat penghambat beta seperti carvedilol, propanolol, dan atenolol yang mengalami penurunan efektivitas jika diminum bersamaan dengan aminofilin.

Daftar di atas tidak mencantumkan seluruh obat yang bisa menyebabkan interaksi dengan aminofilin. Diskusikan pada dokter terkait obat-obatan dan potensi efek sampingnya.

Menggunakan alkohol atau tembakau dengan aminofilin juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Dokter mungkin menyarankan mengurangi, berhenti, atau mengatur konsumsi alkohol dan tembakau agar tidak berdekatan dengan waktu makan. 

4. Dosis Aminofilin

ilustrasi dokter menyuntik pasien (Pexels.com/Gustavo Fring)

Pemberian dosis aminofilin disesuaikan dengan kondisi dan usia pasien. Dilansir MIMS, berikut ini merupakan dosis injeksi umum yang diberikan ahli medis profesional selama perawatan di rumah sakit dan dosis oral yang direkomendasikan:

Kondisi: sesak napas akut

  • Dewasa yang tidak mengonsumsi obat teofilin: 5 mg/kgBB melalui injeksi lambat atau infus selama 20-30 menit atau 250-500 mg
  • Dewasa yang mengonsumsi obat teofilin: pemberian aminofilin boleh dilakukan ketika kadar teofilin dalam darah diketahui. Jika perlu, penentuan dosis disesuaikan dengan manfaat dan potensi risiko. Adapun dosis pemeliharaan boleh diberikan apabila sangat diperlukan sebanyak 0,5 mg/kgBB/jam
  • Anak-anak: pemberian dosis awal sama dengan orang dewasa, sedangkan dosis perawatan untuk usia 6 bulan hingga 9 tahun yakni 1 mg/kgBB per jam dan 0,8 mg/kgBB per jam untuk anak usia 10 hingga 16 tahun.

Kondisi: sesak napas kronis

  • Dewasa: diawali dengan dosis 225–450 mg yang dikonsumsi 2 kali sehari. Peningkatan dosis dilakukan jika pasien membutuhkan
  • Anak-anak berat badan >40 kg: 225 mg diminum 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 450 mg setelah 1 minggu pengobatan.

Baca Juga: Aminoglikosida: Manfaat, Peringatan, Jenis, dan Efek Samping

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya