TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Budayakan Hidup Sehat Sejak Dini agar Terhindar dari 5 Penyakit Ini

Jangan berpikir hanya lansia yang mudah sakit

ilustrasi makan apel segar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Berasumsi bahwa hanya orang lanjut usia (lansia) saja yang rentan terkena penyakit membuat kita yang masih muda jadi ceroboh dalam menjaga kesehatan atau meremehkannya. Padahal, kesadaran akan pentingnya merawat diri sendiri perlu dimulai sedini mungkin, misalnya dengan menjaga kebersihan serta membiasakan pola hidup sehat.

Nah, agar kita menua dengan sehat dan bebas dari berbagai ancaman penyakit, berikut ini akan dijelaskan tentang penyakit atau kondisi kesehatan yang bisa dialami generasi muda, terutama bila lalai dalam mempraktikkan budaya hidup sehat.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa menyerang usia muda dan bagaimana cara mencegahnya. Penting untuk disimak!

1. Penyalahgunaan obat terlarang

ilustrasi anak muda menghisap rokok elektronik (unsplash.com/grav)

Melansir laman Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN), terdapat peningkatan dalam penyalahgunaan obat terlarang di kelompok anak muda berusia 15 hingga 35 tahun. Persentase anak muda yang menggunakan obat terlarang di tahun 2018 tercatat hingga 28 persen, yang mana sebelumnya sekitar 20 persen.

Sementara di negara Amerika Serikat (AS), sepanjang tahun 2019 penggunaan rokok elektronik atau vaping mariyuana dan nikotin juga meningkat pesat di kalangan mahasiswa usia 19 hingga 22 tahun. Data ini diperoleh dari survei yang dilakukan oleh National Institute of Drug Abuse (NIDA).

Dokter Nora D. Volkow, Direktur NIDA, mengemukakan bahwa kelompok mahasiswa ini beranggapan bahwa vaping dan ganja lebih aman. Akan tetapi, mereka tidak menyadari efek ketagihan atau kecanduan pada nikotin sangat tinggi. Demikian pula dengan ganja bila digunakan oleh anak muda yang otaknya masih berkembang.

Dilansir MedlinePlus, pencegahan penyalahgunaan obat terlarang di kelompok anak muda ini dapat dilakukan melalui:

  • Penyuluhan dan partisipasi dari sekolah, orang tua, komunitas dan media mengenai efek mengonsumsi obat terlarang bagi tubuh
  • Pihak keluarga juga disarankan untuk mengajarkan kepada anak cara positif dan sehat dalam menghadapi suatu masalah
  • Memperhatikan dengan siapa anak berteman
  • Membangun komunikasi yang baik dengan anak

Baca Juga: 5 Jenis Kentut Ini Menandakan Kamu Punya Penyakit Kronis

2. Penyakit menular seksual

ilustrasi alat kontrasepsi (unsplash.com/rhsupplies)

Anak muda juga rentan terkena penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore, dan human papillomavirus (HPV). Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), setengah dari 26 juta kasus penyakit menular seksual di negara tersebut selama tahun 2018 dialami oleh usia 15 hingga 24 tahun.

Beberapa penyebab anak muda rentan terkena penyakit menular seksual meliputi:

  • Beberapa anak muda tidak mendapatkan rekomendasi tes penyakit menular seksual
  • Keadaan biologis tubuh anak perempuan rentan terhadap penyakit menular seksual
  • Terbatasnya transportasi dan asuransi kesehatan mengakibatkan akses ke skrining penyakit menular seksual terhambat
  • Anak muda memiliki keraguan untuk berbicara secara terbuka kepada tenaga kesehatan mengenai kehidupan seksual mereka
  • Beberapa anak muda memiliki pasangan lebih dari satu

Dirangkum dari laporan berjudul "Reducing STI Cases: Young People Deserve Sexual Health Information and Services" yang terbit di Guttmacher Policy Review tahun 2020, untuk mencegah tingginya angka penyakit menular seksual di kalangan anak muda, diperlukan tindakan seperti: 

  • Edukasi seks yang akurat dan lengkap yang disesuaikan dengan umur
  • Akses ke klinik untuk mendapatkan skrining penyakit seksual menular dan vaksin
  • Memberikan kesempatan kepada anak muda untuk bisa mengemukakan kesulitan tanpa menggurui dan melanggar hak privasi mereka

3. Pradiabetes

ilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)

Mengutip laporan berjudul "Prevalence of Prediabetes Among Adolescents and Young Adults in the United States" yang terbit di Journal of the American Medical Association (JAMA) Pediatrics tahun 2020, sebanyak 1 dari 5 anak remaja dan 1 dari 4 dewasa muda (19-34 tahun) di AS menunjukkan gejala pradiabetes, dengan mayoritas mengalami obesitas dan berjenis kelamin laki-laki.

Pradiabetes adalah sebuah kondisi tingkat gula darah lebih tinggi daripada ukuran normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Lebih lanjut, mereka dengan kondisi pradiabetes berpeluang tinggi untuk terkena penyakit ginjal kronis, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

Berdasarkan keterangan dari CDC, untuk menangani pradiabetes kita dianjurkan untuk membiasakan pola hidup sehat seperti rutin olahraga dan menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang.

Selain itu, dianjurkan pula untuk mempraktikkan strategi coping yang baik dalam menghadapi stres. Contoh strategi coping yang sehat adalah dengan ikut kelas aerobik atau bersepeda saat merasa lelah mental, stres, atau jenuh, bukan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi lemak.

4. Lupus

ilustrasi nyeri pinggang pada wanita (unsplah.com/sasun1990)

Lupus adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan sistem dan organ tubuh tidak bekerja secara maksimal serta mengakibatkan komplikasi. Dilansir Johns Hopkins Lupus Center, gejala awal penyakit lupus umumnya muncul sewaktu remaja hingga usia 30-an. Perempuan muda lebih berisiko mengembangkan penyakit ini dibanding laki-laki.

Alasan utama mengapa orang muda, khususnya perempuan, perlu mewaspadai lupus adalah karena pengidapnya memiliki densitas tulang yang lebih rendah. Jadi, untuk mencegah tulang keropos atau patah tulang, perlu untuk mengonsumsi vitamin D, kalsium, dan olahraga teratur.

Kemudian, perempuan muda dengan penyakit lupus juga rentan terkena HPV, sehingga perlu mendapatkan vaksin dan rutin melakukan tes Papsmear.

Gejala lupus yang patut diwaspadai meliputi:

  • Sensitif terhadap sinar matahari
  • Ruam di tubuh dan wajah
  • Nyeri sendi dan tulang
  • Demam
  • Sering dan mudah lebam
  • Rambut rontok dan mendapati area kepala yang botak
  • Seriawan di mulut, sakit tenggorokan
  • Sulit bernapas

Dilansir Lupus Foundation of America, penyakit lupus tidak dapat dicegah namun dapat menghindari hal-hal yang dapat memicu munculnya gejala, misalnya tidak terlalu lama di bawah sinar matahari. 

Baca Juga: 10 Cara Mencegah Kanker sejak Usia Muda, agar Bebas dari Risikonya

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya