TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Penyebab Kenapa Kolesterol Tidak Kunjung Turun

Mungkin, tanpa sadar kamu masih melakukan ini

ilustrasi kolesterol (medicinenet.com)

Kolesterol tidak selamanya jahat. Sebenarnya, ini adalah molekul penting yang melayani banyak fungsi vital dalam tubuh. Akan tetapi, kolesterol yang terlalu tinggi berbahaya karena bisa menyebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Bahkan, bisa mengarah ke penyakit jantung dan stroke!

Walau sudah berusaha keras, tetapi mengapa kolesterol kita masih tinggi? Mungkin, penjelasan di bawah ini bisa membantumu!

1. Pengaruh genetik yang diturunkan dari keluarga

ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)

Satu hal yang sulit diubah adalah risiko genetik yang diturunkan dari keluarga. Menurut Raj Khandwalla, MD, ahli jantung dan direktur terapi digital dari Cedars-Sinai Smidt Heart Institute, Amerika Serikat, jika seseorang memiliki gaya hidup yang relatif sehat namun kadar kolesterolnya tinggi (misalnya LDL di atas 160), mungkin orang itu memiliki beberapa komponen genetik yang menyebabkan kolesterol tinggi.

Contohnya adalah hiperkolesterolemia familial (HF), yaitu kondisi bawaan yang menyebabkan kolesterol terakumulasi dalam aliran darah. Penderita HF memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi sejak lahir. Mereka rentan mengalami aterosklerosis dan penyakit jantung koroner pada usia muda.

2. Ada lemak tersembunyi dalam makanan yang kita konsumsi

ilustrasi oat dan susu (pixabay.com/Engin_Akyurt)

Mengaku sering mengonsumsi makanan sehat? Coba perhatikan lebih dekat, mungkin ada lemak tersembunyi dalam makanan yang kita konsumsi! Misalnya, menuangkan susu full cream alih-alih low fat dalam semangkuk oat untuk sarapan.

Padahal, susu full cream mengandung 24 mg kolesterol dengan 4,6 gram lemak jenuh, sedangkan di susu low fat hanya 20 mg dengan 3,1 gram lemak jenuh.

Mengutip American Heart Association (AHA), bukan hanya lemak jenuh yang perlu dibatasi, tetapi juga lemak trans. Keduanya meningkatkan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Makanan yang perlu dikurangi adalah daging olahan, daging merah (sapi, kambing, atau babi), gorengan, mentega, dan keju.

3. Mengikuti diet yang kurang sesuai

ilustrasi diet keto (thedoctorweighsin.com)

Orang yang memiliki kolesterol tinggi harus menghindari diet tertentu seperti diet keto, yaitu diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang diklaim ampuh untuk menurunkan berat badan. Dilansir Healthline, tujuannya untuk menempatkan tubuh dalam kondisi ketosis. Saat ini terjadi, tubuh menjadi sangat efisien dalam membakar lemak untuk energi.

Menurut Raj Khandwalla seperti dilansir Everyday Health, diet paling efektif untuk menurunkan kolesterol adalah pola makan nabati (plant-based diet). Tentu kita masih bisa makan daging! Pilihlah daging tanpa lemak (lean meat) seperti dada ayam atau ikan.

Baca Juga: 7 Ciri-ciri Kolesterol Tinggi, Gejalanya Sering Tak Dikenali Penderita

4. Memilih jenis olahraga yang kurang tepat

ilustrasi bersepeda (unsplash.com/nextbike)

Aktivitas fisik apa pun, baik latihan aerobik atau kardio telah terbukti membantu menurunkan LDL dan meningkatkan high-density lipoprotein (HDL). Namun, berdasarkan studi dalam jurnal BioMed Research International tahun 2018, latihan aerobik dengan intensitas rendah dan sedang menghasilkan penurunan kolesterol total yang signifikan.

Apa saja contoh olahraga aerobik? Mengutip Cleveland Clinic, olahraga aerobik berdampak rendah adalah renang, bersepeda, dan berjalan kaki. Sementara itu, olahraga aerobik berdampak tinggi contohnya berlari dan lompat tali. Disarankan melakukannya minimal 30 menit sebanyak 5–7 kali dalam seminggu.

5. Tidak mengonsumsi statin secara rutin

ilustrasi obat statin (medshadow.org)

Statin merupakan obat yang bisa menurunkan kolesterol serta mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Dilansir Mayo Clinic, statin bisa membantu menstabilkan plak pada dinding pembuluh darah dan mengurangi risiko pembekuan darah. Salah satu yang banyak digunakan di Indonesia adalah simvastatin.

Obat statin telah membuat dampak yang luar biasa dalam menyelamatkan nyawa. Namun, supaya efektif, harus diminum persis seperti yang diresepkan. Dokter akan memberi tahu kapan kita harus meminumnya dan dosisnya. Ingat, jangan sampai terlewat!

6. Tidak memasak sendiri dan lebih sering makan di luar

ilustrasi memasak (unsplash.com/Jason Briscoe)

Sekilas poin ini terdengar tidak masuk di akal. Apa hubungannya memasak sendiri dengan kolesterol yang tak kunjung turun?

Mengutip Everyday Health, saat makan di luar, kita tidak tahu bahan apa yang digunakan dan bagaimana makanan itu dimasak. Mungkin, makanan yang kita pesan dari restoran dimasak dalam minyak yang dipakai berulang kali! Tidak ada yang tahu, bukan?

Dengan memasak sendiri, semua berada dalam kendali kita. Baik dari bahan, cara memasak, kebersihan, hingga porsi yang disajikan. Bukan berarti tidak boleh makan di luar sama sekali. Hanya saja, pastikan tempat makan tersebut sudah memenuhi aspek-aspek yang telah disebutkan.

7. Pengaruh obat-obatan tertentu

ilustrasi obat-obatan (unsplash.com/Raimond Klavins)

Coba ingat-ingat, obat apa saja yang kita konsumsi akhir-akhir ini? Ternyata, obat-obatan tertentu bisa meningkatkan kadar kolesterol. Contohnya adalah steroid (obat antiinflamasi, biasanya untuk penyakit rematik), retinoid (untuk mengurangi garis-garis halus dan kerutan dengan meningkatkan produksi kolagen), serta progestin (untuk memperbaiki siklus menstruasi).

Oleh karena itu, pastikan dokter mengetahui semua obat yang kita konsumsi. Penting bagi pasien untuk selalu bersikap jujur dan terbuka. Apabila ada obat yang berdampak negatif pada kolesterol, dokter akan memberikan alternatif lain.

Baca Juga: 7 Cara Efektif Menurunkan Kolesterol Secara Alami dan Mudah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya