TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diare dan Muntah Berbarengan? Ini 6 Penyebabnya

Dari flu perut hingga COVID-19

ilustrasi muntah (freepik.com/stockking)

Muntah dan diare bisa terjadi berbarengan. Kalau kamu mengalaminya, tentu kamu bertanya-tanya apa penyebabnya. 

Muntah dan diare pada saat yang sama adalah gejala umum penyakit sementara, tetapi bisa juga menandakan kondisi serius seperti apendisitis atau radang usus buntu.

Kalau kamu mengalami muntah dan diare disertai gejala lain, seperti demam atau ada darah dalam tinja atau muntah, ini bisa menandakan kondisi yang lebih parah yang perlu perhatian medis segera.

Inilah beberapa kemungkinan penyebab kamu mengalami diare dan muntah bersamaan, gejala lain yang mungkin terjadi, dan kapan harus mencari bantuan medis. Baca terus, ya!

1. Keracunan makanan

Keracunan makanan terjadi ketika kamu mengonsumsi bakteri atau virus berbahaya melalui makanan. Hal ini dapat terjadi jika makanan tidak dimasak dengan benar atau disiapkan di lingkungan yang tidak bersih. Begitu pula kalau kamu minum air yang tidak bersih.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ini adalah bakteri yang umumnya menyebabkan muntah dan diare akibat keracunan makanan dan jenis makanan yang sering dikaitkan dengannya.

  • Escherichia coli (E. coli): Daging sapi mentah atau setengah matang, sayur mentah, susu mentah, dan air yang tidak bersih.
  • Clostridium perfringens: Sebagian besar bersumber dari daging sapi atau unggas
    dan makanan kering atau matang.
  • Staphylococcus aureus (staph): Makanan yang tidak dimasak seperti roti lapis, daging deli, atau pastry.
  • Salmonella: Daging unggas mentah atau setengah matang, susu atau telur yang tidak dipasteurisasi, serta buah dan sayuran mentah.
  • Vibrio parahaemolyticus: Kerang-kerangan yang mentah atau tidak matang, misalnya tiram.
  • Campylobacter jejuni: Daging unggas mentah atau tidak sepenuhnya matang, susu mentah, dan air yang tidak bersih.

Gejala keracunan makanan lainnya dapat meliputi:

  • Kram perut.
  • Menggigil.
  • Sakit kepala.
  • Mual.
  • Demam. 

Gejala keracunan makanan biasanya muncul beberapa jam setelah makan atau minum makanan atau minuman yang tidak bersih. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi akibat muntah dan diare. Hubungi dokter jika kamu tidak dapat menelan cairan apa pun.

2. Flu perut

ilustrasi sakit perut dan diare (freepik.com/master1305)

Flu perut atau gastroenteritis virus adalah penyakit umum yang disebabkan oleh virus yang menghasilkan peradangan di perut dan usus kecil.

Virus dapat menyebar melalui makanan atau air yang tidak bersih, kontak dengan orang yang memiliki virus, dan menyentuh permukaan dengan virus.

Virus yang umumnya menyebabkan flu perut termasuk norovirus dan rotavirus, tetapi virus lain juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Gejala lain yang terkait dengan gastroenteritis virus meliputi:

  • Mual.
  • Kram perut.
  • Demam.
  • Kelelahan.
  • Penurunan berat badan.

Flu perut biasanya tidak serius dan akan hilang dalam beberapa hari. Namun, anak-anak dan lansia mungkin berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi yang lebih serius.

Temui dokter jika mengalami dehidrasi atau gejala serius seperti demam atau diare berdarah yang berlangsung lebih dari 48 jam.

Baca Juga: Muntah Bubuk Kopi (Coffee Ground Vomitus), Kondisi Apa Ini?

3. Beberapa obat-obatan

Banyak obat dapat menyebabkan efek samping, termasuk diare dan muntah pada saat bersamaan. Obat-obatan ini meliputi:

  • Obat kemoterapi untuk kanker.
  • Antibiotik tertentu.
  • Antasida yang mengandung magnesium.
  • Obat antiparasit.
  • Pencahar.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.

Perawatan lain untuk kanker, seperti radiasi atau imunoterapi, juga dapat menyebabkan diare dan muntah sebagai efek sampingnya.

Bicarakan dengan dokter yang meresepkan obat kalau kamu mengalami diare dan muntah. Dokter dapat mendiskusikan pilihan pengobatan alternatif atau cara untuk mengelola efek samping tersebut.

4. COVID-19

ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara COVID-19 paling sering dikaitkan dengan gejala pernapasan, tetapi para ahli juga melihat gejala pencernaan seperti diare dan muntah.

Menurut metaanalisis dalam European Journal of Gastroenterology & Hepatology pada Februari 2022, gejala pencernaan lebih sering terjadi pada orang yang berisiko terkena COVID-19 parah.

Hubungi dokter kalau hasil tes kamu positif COVID-19 dan mengalami gejala yang meliputi muntah dan diare.

5. Apendisitis

Apendisitis adalah peradangan usus buntu, kantong jaringan di sisi kanan bawah usus besar. Jika peradangan ini menyebabkan infeksi, ini adalah keadaan darurat medis. Apendiks atau usus buntu sering kali harus diangkat melalui operasi untuk mencegahnya pecah, yang kalau sampai terjadi dapat menyebarkan infeksi ke dalam rongga perut.

Gejala radang usus buntu meliputi:

  • Sakit perut parah di dekat pusar yang mungkin memburuk saat batuk atau bersin.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Sembelit.
  • Demam 38 derajat Celcius.

Segera ke unit gawat darurat jika mengalami mengalami gejala-gejala di atas.

6. Alergi atau intoleransi makanan

ilustrasi sakit perut (freepik.com/benzoix)

Muntah dan diare bisa menjadi gejala reaksi kekebalan terhadap alergen makanan. Saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap pemicu makanan, histamin akan dilepaskan. Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, histamin dapat menimbulkan beberapa gejala ini:

  • Diare.
  • Muntah.
  • Mual.
  • Bersin.
  • Pilek.
  • Pembengkakan.
  • Ruam.
  • Sakit kepala.

Temui dokter kalau mengalami gejala reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu. Dengan diagnosis akurat, kamu dapat menghindari makanan pemicu dan mengembangkan rencana perawatan untuk mengatasi gejala.

Baca Juga: Bayi Muntah setelah Minum ASI, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya