TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Mata Merah saat Memakai Lensa Kontak, Pernah Mengalami? 

Pemakai lensa kontak harus tahu segala risikonya

ilustrasi memasang lensa kontak (myhealth1st.com.au)

Buat kamu yang nggak suka pakai kacamata, lensa kontak bisa jadi alternatif. Selain pemasangan yang mudah, kamu bisa leluasa dan lebih nyaman saat beraktivitas. Hanya saja, pemakaiannya harus hati-hati dan kebersihannya harus dijaga. Bila tidak, bisa-bisa mata merah akibat iritasi atau mengembangkan masalah pada mata lainnya.

Apa saja, sih, penyebab mata merah pada orang-orang yang memakai lensa kontak? Berikut ini di antaranya!

1. Mungkin kamu mengalami alergi

ilustrasi mata merah (we-care.co.za)

Dilansir Verywell Health, orang yang terus-terusan mengalami alergi kadang kesulitan memakai lensa kontak. Ini karena keluhan gatal-gatal pada mata, mengucek mata, dan mata berair bisa bikin sengsara, dan menggunakan lensa kontak bisa memperburuk reaksi alergi di mata.

Lensa kontak dapat bertindak sebagai "wadah", mengumpulkan serbuk sari dan partikel alergi yang melayang di udara di sekitarmu. Antigen ini bisa menempel pada lensa kontak dan memperburuk alergi.

Baca Juga: Bahaya Memandang Matahari Terlalu Lama, Gak Menghilangkan Minus Juga!

2. Kualitas lensa kontak yang buruk

ilustrasi lensa kontak (news.stanford.edu)

Jangan asal membeli lensa kontak. Meski murah, perhatikan juga kualitasnya, ya. Kualitas lensa kontak yang buruk bisa menyebabkan mata merah. Selain itu, perhatikan juga ukuran lensa kontakmu. Bisa jadi matamu merah karena lensa kontakmu tidak pas.

Lensa kontak yang terlalu rapat bisa membatasi aliran air mata yang normal di bawah lensa dan mengurangi jumlah oksigen ke kornea. Kadang, cincin kompresi di sekitar kornea terlihat di ruang pemeriksaan, misalnya saat menemui dokter spesialis mata. Mata mungkin tampak baik-baik saja pada pagi hari, tetapi seiring waktu mata bisa memerah dan terasa sakit.

Sementara itu, lensa kontak yang longgar juga bisa menyebabkan mata merah, karena terus bergerak setiap kamu berkedip, menciptakan kemerahan dan sensasi ada benda asing di mata.

Cek juga apakah lensa kontak yang kamu pakai rusak atau robek, karena bagian lensa yang rusak bisa menggores mata. Bukan cuma mata merah, tetapi ini bisa menyebabkan lubang kecil di kornea, memberi jalan bagi bakteri untuk menyebabkan infeksi.

3. Alergi terhadap cairan pembersih lensa kontak

ilustrasi cairan pembersih lensa kontak (aoa.org)

Tak hanya lensa kontak, perhatikan juga cairan pembersih yang kamu beli. Lihat juga tanggal kedaluwarsanya. Meski masih banyak, kalau sudah kedaluwarsa, sebaiknya buang, ya. Lihat juga kandungan cairan pembersih yang kamu beli. Siapa tahu terdapat kandungan zat kimia berbahaya.

Selain itu, ada pula kamu memiliki alergi terhadap kandungan yang ada dalam cairan pembersih lensa kontakmu. Alergi bisa berkembang kapan pun, bahkan bila kamu telah menggunakan merek yang sama bertahun-tahun.

4. Akibat terlalu lama menggunakan lensa kontak

ilustrasi mata merah saat menggunakan lensa kontak (paceyemd.com)

Mata yang merah bisa juga karena kamu memakainya terlalu lama. Itu karena lensa kontak pun menyerap cairan yang ada di matamu. Untuk itu, jangan lupa selalu bawa obat tetes mata khusus lensa kontak ke mana-mana, ya.

5. Tidur dengan lensa kontak

ilustrasi tidur masih pakai lensa kontak (pexels.com/pixabay)

Dilansir Cleveland Clinic, mata merah dan iritasi adalah masalah umum bila kamu tidur masih menggunakan lensa kontak. Akan tetapi, masalah yang ditimbulkan dari kebiasaan buruk ini juga bisa lebih serius, misalnya masalah pada kornea.

Kamu perlu mengistirahatkan mata dan membiarkan kornea "bernapas", dan ketika mata dan lensa kontak menjadi sangat kering, kornea bisa mengalami kerusakan saat kamu melepas lensa kontak.

Tak hanya itu, risiko infeksi pada mata pun meningkat bila kamu sering tidur dengan masih memakai lensa kontak.

6. Giant papillary conjunctivitis

ilustrasi giant papillary conjunctivitis (precisionfamilyeyecare.com)

Giant papillary conjunctivitis (GPC) adalah reaksi alergi pada mata. Ini terjadi ketika satu atau beberapa benjolan bulat kecil (papil) berkembang di bagian bawah kelopak mata. Bagian bawah kelopak mata ini disebut konjungtiva tarsal atas.

Menurut keterangan dari American Academy of Ophthalmology, para pemakai lensa kontak, khususnya soft lens, punya risiko paling tinggi mengalami GPC. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, bahkan bila sudah memakai lensa kontak selama bertahun-tahun.

Gejala awalnya adalah bagian dalam kelopak mata menjadi kasar, merah, dan bengkak. Kemudian, mungkin ada benjolan (papila) yang tumbuh seukuran jerawat. Gejala lainnya meliputi:

  • Terasa seperti ada yang mengganjal di mata
  •  Mata merah, sakit, dan gatal
  • Kelopak mata bengkak atau tampak menurun
  • Lendir berlebihan di mata yang bisa bikin penglihatan buram
  • Merasa lensa kontak bergerak ke atas saat berkedip 

Baca Juga: 10 Penyebab Mata Kering, dari Kebiasaan sampai Penyakit!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya