Anak 1–3 Tahun Paling Banyak Mengalami Speech Delay

Dalam beberapa tahun pertama kehidupan, perkembangan bahasa menjadi salah satu indikator penting tumbuh kembang anak. Namun, tidak sedikit orang tua yang khawatir saat anak mereka terlambat berbicara atau mengalami speech delay.
Keterlambatan atau gangguan bicara dilaporkan makin banyak dijumpai pada anak, yang bisa berakibat besar pada aspek kehidupannya.
Menurut pemaparan Dr. dr. Fitri Hartanto, SpA(K) - Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 6 persen dari populasi anak diperkirakan mengalami kesulitan bicara dan bahasa. Hal ini ia sampaikan dalam seminar media dari Pengurus Pusat IDAI pada Selasa (15/10/2024).
Menurut data dari kunjungan pasien speech delay di Poli Klinik Terpadu Tumbuh Kembang Anak RS Kariadi tahun 2022, dari total sebanyak 3.711 kunjungan, 51 persen di antaranya adalah anak berusia 1–3 tahun.
"Masalah gangguan bicara yang meningkat ini bisa dilihat di tempat praktik. Dari data ini kita juga bisa melihat bahwa yang lebih banyak itu anak laki-laki," ujar Dr. Fitri.
Temuan tersebut diikuti oleh kelompok anak 3–5 tahun dengan persentase sebesar 26 persen. Sisanya adalah kelompok anak di atas 7 tahun sebanyak 13 persen dan kelompok anak 5-7 tahun sebanyak 10 persen.
Dokter Fitri menyampaikan bahwa gangguan bicara bisa berlanjut hingga usia sekolah. Oleh karena itu, penting untuk melakukan deteksi dan intervensi dini untuk mencegah gangguan emosi, sosial, dan kognitif.