ilustrasi berciuman (pexels.com/Vlada Karpovich)
Sebelumnya, kita perlu tahu dulu bagaimana HIV berkembang dalam diri seseorang. Dalam kasus seks penetrasi, HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui area yang rusak pada selaput lendir yang melapisi vagina dan rektum, melansir Medical News Today.
FYI, mulut pun mengandung selaput lendir. Meski demikian, dikatakan dalam sumber yang sama bahwa mulut tidak mengandung sel-sel yang rentan terhadap HIV layaknya vagina dan rektum.
Pada vagina dan rektum pun sama-sama mengandung Secretory Leukocyte Protease Inhibitor (SLPI) yang merupakan enzim untuk mencegah HIV menginfeksi monosit dan sel T. Namun, kadar enzim di vagina dan rektum tidak sebanyak yang terdapat pada air liur.
Air liur mengandung konsentrasi SLPI lebih tinggi dibanding cairan vagina dan rektal. Hal ini pula yang mungkin menjadi alasan kenapa HIV sebagian besar terdapat dalam cairan tubuh, tetapi tidak pada liur.
Lantas, apakah ciuman bisa menularkan HIV? Terkait hal itu, HIV memang bisa menular, tetapi sebagian besar aktivitas sehari-hari tidak akan menyebabkan penularannya, melansir Healthline. Termasuk di dalamnya berciuman yang melibatkan air liur maupun dengan mulut tertutup.
Meski demikian, bukan berarti ciuman tidak berisiko sama sekali, ya. CDC mengatakan bahwa walau jarang terjadi HIV mungkin ditularkan melalui ciuman. Jenis ciuman yang dimaksud adalah ciuman dengan mulut terbuka ketika kedua pasangan mengalami luka atau gusi berdarah. Pada kasus yang demikian, HIV bukan menular melalui air liur, tetapi dengan perantara darah.