ilustrasi protokol kesehatan (Pexels.com/Cottonbro)
Pada kasus hepatitis akut umum, penularan bisa saja terjadi dan menyebar melalui cara berbeda -- tergantung jenis virus yang menyebabkannya. Misal pada kondisi hepatitis A dan E, transmisi virus dapat terjadi melalui tinja atau makanan yang terkontaminasi bahkan setelah dimasak. Lebih jauh, penyebarannya juga dapat terjadi melalui beberapa hal berikut:
- Ibu hamil dan menyusui yang memiliki riwayat hepatitis kepada anaknya
- Menggunakan alat kesehatan secara bergantian (jarum suntik, terutama)
- Hubungan seksual dengan individu positif hepatitis
- Tato atau tindik badan yang tidak steril
- Transfusi darah dan transplantasi organ
- Penggunaan barang pribadi secara bergantian
Pada kasus hepatitis akut misterius, cara penularannya belum bisa diketahui secara pasti. Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gatro-hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Muzal Kadim menyebutkan potensi penularan melalui makanan. Adapun penularan kontak pribadi yang dekat, tetesan pernapasan, dan fomites atau permukaan yang terinfeksi juga mungkin terjadi, melansir Medical News Today.
Ini merupakan langkah preventif. Apabila nantinya diketahui secara resmi penyebabnya adalah salah satu dari adenovirus, SARS CoV-2, maupun virus ABV, penularan bisa dikendalikan sebab ketiganya menyerang saluran cerna dan melalui cairan tubuh (droplets).
Perlu diketahui, adenovirus 41 yang ditemukan pada pasien hepatitis akus misterius ini merupakan pemicu infeksi umum pada anak-anak usia kurang dari 10 tahun. Umumnya, virus ini menyebabkan gejala diare dan muntah-muntah. Walau terdapat pada uji laboratorium, belum ada indikasi resmi yang menyatakan kaitan infeksi adenovirus dengan hepatitis.
Adanya kesamaan nama virus menjadi perhatian dan menimbulkan tanya seputar kaitan hepatitis akut misterius dengan vaksin covid-19. Berdasar pemaparan Lead Scientist dari Kemenkes RI, untuk kasus hepatitis baru ini belum ada bukti yang menunjukkan hubungan keduanya. Serupa dengan adenovirus, deteksi adanya SARS CoV-2 adalah kejadian yang koinsiden saat pengujian laboratorium.
Ditetapkan sebagai outbreak atau wabah oleh WHO, Kementerian Kesehatan RI menyebut bahwa tidak menutup kemungkinan hepatitis misterius ini menjadi kejadian luar biasa di tingkat daerah. Meski begitu juru bicara Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menyatakan belum ada kemungkinan perubahan status menjadi pandemi karena peningkatan kasusnya belum signifikan.