Cara Membangun Kebiasan Cuci Tangan yang Baik Sejak Dini

Cuci tangan bisa menghindarkanmu dari berbagai penyakit

Hari Mencuci Tangan Sedunia (Global Handwashing Day) diperingati setiap tanggal 15 Oktober. Sebagai dukungan terhadap peringatan ini, Lifebuoy mengadakan webinar mengenai pentingnya cuci tangan bagi anak-anak pada Kamis ini (14/10/2021).

Acara tersebut menghadirkan enam narasumber, yaitu:

  • dr. Imran Agus Nurali, SpKO - Direktur Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd - Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
  • Maulani Affandi, Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia
  • dr. Kanya Ayu Paramastri, SpA, dokter spesialis anak
  • Saskhya Aulia Prima M.Psi, Psikolog
  • Titi Kamal, Brand Ambassador Lifebuoy

Ada banyak hal yang dibicarakan dalam seminar yang disiarkan via Zoom, IG Live, dan kanal YouTube IDN Times ini seputar kebiasaan mencuci tangan di masyarakat termasuk anak-anak. Berikut ini informasinya.

1. Terdapat penurunan angka kebiasaan mencuci tangan semenjak kasus COVID-19 menurun

Cara Membangun Kebiasan Cuci Tangan yang Baik Sejak Diniilustrasi mencuci tangan (pexels.com/Burst)

Diskusi akan pentingnya cuci tangan dibuka oleh Maulani dengan membeberkan fakta mengejutkan. Berdasarkan data yang ia dapat dari Johns Hopkins, terdapat penurunan kebiasaan cuci tangan beberapa waktu belakangan. Penelitian yang mengambil data dari Juli 2020 sampai Maret 2021 tersebut menunjukkan adanya penurunan kebiasaan hingga 5 persen.

Situasi penurunan ini cukup mengkhawatirkan mengingat kebiasaan mencuci tangan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko banyak penyakit.

“Tak hanya COVID-19 saja. Diare, pneumonia, banyak penyakit yang datang akibat tidak mencuci tangan dan malah menimbulkan kematian bagi anak-anak,” kata dr. Kanya menambahkan.

2. Anak-anak tergolong rentan, terlebih saat ini sudah mulai dibuka pembelajaran tatap muka

Cara Membangun Kebiasan Cuci Tangan yang Baik Sejak Dinipotongan jurnal penelitian long-COVID (dok. Lifebuoy)

Bicara tentang risiko tidak mencuci tangan dan terpapar penyakit, siapa pun bisa terserang penyakit. Namun, menurut dr. Kanya, yang paling berbahaya itu anak-anak. Selain bisa mengancam nyawa, kekhawatiran terbesar dari anak yang terinfeksi COVID-19 adalah pasca penyembuhan atau fenomena long COVID.

Dokter spesialis anak tersebut menyebutkan setidaknya satu dari empat orang yang terpapar COVID-19 akan mengalami long COVID atau gejala lebih lanjut setelah infeksi. Pada anak-anak, kasus ini tak hanya mengganggu aktivitas kesehariannya, tetapi juga tumbuh kembangnya.

“Umumnya gejala long COVID yang paling sering dikeluhkan adalah kelelahan, susah konsentrasi, susah tidur, serta sulit bernapas. Akan tetapi pada anak, ini bisa lebih parah. Long COVID mengganggu penyambungan saraf otak mereka hingga berpengaruh pada kemampuan kognitif dan konsentrasi mereka. Itu membuat mereka susah belajar,” dr. Kanya menjelaskan.

Baca Juga: Perhatikan! 5 Kesalahan Cuci Tangan yang Malah Sebarkan Kuman

3. Mencuci tangan adalah solusi terbaik, tapi tetap perlu tahu cara melakukannya dengan benar

Cara Membangun Kebiasan Cuci Tangan yang Baik Sejak Diniinfografis prokes dan cara mencuci tangan (dok. Lifebuoy)

Dokter Kanya menjelaskan bahwa sejauh ini para pakar kesehatan dan peneliti belum menemukan solusi pasti untuk menyelesaikan long-COVID.

“Maka dari itu, jalan terbaik agar tidak mengalami long COVID adalah tidak terkena COVID 19. Agar tidak terkena COVID-19, salah satu caranya adalah sering dan membiasakan diri mencuci tangan."

Cuci tangan yang baik tidaklah sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui. Mulai dari durasi waktu cuci tangan yang baiknya mencapai kurang lebih 20 detik, menggosok tangan hingga ke sela-sela terkecil, menggunakan air mengalir, hingga memakai sabun.

“Di sabun itu, terdapat senyawa yang serupa lemak. Saat lemak ini bersentuhan dengan virus, dia akan mengikat komponen serupa lemak yang ada di dinding virus, mengikat, dan menariknya hingga membunuh virus tersebut,” kata dr. Kanya lagi.

4. Membiasakan diri mencuci tangan adalah mitigasi terbaik untuk menghindari COVID-19

Cara Membangun Kebiasan Cuci Tangan yang Baik Sejak Diniilustrasi mencuci tangan (hellomagazine.com)

Tahu cara cuci tangan yang benar pun tak cukup ampuh untuk menjaga kesehatan. Diperlukan konsistensi dalam praktiknya. Untuk itu, orang tua perlu mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara mencuci tangan sejak dini serta membantu mereka menjadikannya sebagai kebiasaan sehat dalam hidupnya sehari-hari.

Saskhya selaku psikolog mengatakan, untuk membangun kebiasaan tertentu tidaklah semudah yang banyak diketahui orang, yaitu cukup melakukannya selama 21 hari. Ada proses panjang dan mendalam untuk membangun kebiasaan, tetapi utamanya kebiasaan itu bisa terbentuk bila anak-anak paham dengan apa yang mereka lakukan serta orang tua dan orang-orang sekitarnya selalu mengawasinya.

“Biasanya anak akan mempertanyakan mengapa dia harus mencuci tangan. Sebagai orang tua, tentu pertanyaan itu baiknya dijawab dengan penjelasan yang mudah dimengerti oleh anak,” ujar Saskhya.

“Kalau hanya hafalan, akan percuma. Anak-anak perlu paham makna mengapa harus mencuci tangan agar muncul kebiasaan tersebut.”

5. Pembentukan kebiasaan mencuci tangan pada anak bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan

Cara Membangun Kebiasan Cuci Tangan yang Baik Sejak Diniilustrasi anak mencuci tangan (kidspot.co.nz)

Ada banyak cara yang bisa diterapkan untuk membangun kebiasaan. Bagi anak-anak, menurut Saskhya cara terbaiknya adalah dengan memberikan pengajaran yang dikemas dengan cara menyenangkan. Sebagai contoh melalui game atau lewat buku bacaan.

Membangun lingkungan yang membuat anak mampu mencuci tangan secara mandiri juga baik.

“Di rumah, saya memberikan dudukan di depan wastafel sehingga si Kecil bisa berpijak dan cukup tinggi untuk mencuci tangannya sendiri tanpa perlu dibantu orang tua,” Saskhya mencontohkan.

Penting pula membangun diskusi dan komunikasi saat anak-anak belajar melalui media elektronik semacam YouTube dan lain sebagainya. Tujuannya tidak lain agar mereka tidak menjadi pasif dalam menerima informasi.

“Kalau mereka sampai bengong saat menonton, itu buruk. Orang tua perlu mengajaknya berbicara dan mengobrol tentang apa yang mereka lihat,” ia menjelaskan lebih lanjut.

Pada akhirnya, membangun kebiasaan mencuci tangan memang tidak bisa datang dari satu individu saja, melainkan perlu adanya dukungan dari sekitarnya. Mulai dari dukungan orang terdekat hingga fasilitas yang memadai. Mari bersama-sama membangun kebiasaan mencuci tangan demi hidup yang lebih sehat agar terhindar dari penyakit.

Baca Juga: Banyak Kuman, Segera Cuci Tangan setelah Memegang 9 Benda Sepele Ini 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya