Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kehamilan Pertama Rentan Keguguran?

ilustrasi kehamilan (pexels.com/Matilda Wormwood)
Intinya sih...
  • Kehamilan pertama tidak selalu lebih rentan terhadap keguguran.
  • Risiko keguguran dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia ibu, kondisi kesehatan yang mendasari, dan kebiasaan gaya hidup.
  • Keguguran terjadi pada orang di setiap negara dan setiap situasi dalam kehidupan. Sehat atau sakit. Muda atau tua. Senang atau sedih atau tidak yakin tentang kehamilannya.

Banyak pendapat dan mitos beredar terkait keguguran, salah satunya adalah anggapan bahwa kehamilan pertama rentan keguguran. Namun, apakah anggapan ini benar? Jangan mudah percaya, simak penjelasannya di bawah ini.

Apakah perempuan yang baru pertama kali hamil rentan keguguran?

ilustrasi test pack positif hamil (pexels.com/RDNE Stock project)

Hubungan antara kehamilan pertama dan risiko keguguran tidaklah langsung. Meskipun merupakan kepercayaan umum bahwa kehamilan pertama mungkin memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi, tetapi penelitian tidak secara konsisten mengonfirmasi hal ini.

Risiko keguguran dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia ibu, kondisi kesehatan yang mendasari, dan kebiasaan gaya hidup—bukan semata-mata oleh urutan kehamilan.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa keguguran dapat terjadi pada setiap kehamilan, dan sebagian besar kasus disebabkan oleh kelainan kromosom atau kondisi medis lainnya, bukan karena kehamilan pertama.

Selain itu, keguguran umum terjadi pada awal kehamilan, dengan sekitar 10–15 persen kehamilan yang diketahui berakhir dengan cara ini, sering kali sebelum seorang perempuan menyadari bahwa dirinya hamil.

Penyebab dan faktor risiko keguguran

Keguguran terjadi pada orang di setiap negara dan setiap situasi dalam kehidupan. Sehat atau sakit. Muda atau tua. Senang atau sedih atau tidak yakin tentang kehamilannya. Ada faktor risiko untuk keguguran, tetapi penting untuk diketahui bahwa sebagian besar keguguran terjadi pada orang yang benar-benar sehat.

Berikut ini adalah faktor risiko paling umum untuk keguguran:

1. Faktor dari diri kamu

  • Usia. Berusia di atas 35 tahun atau memiliki pasangan pria berusia di atas 40 tahun.
  • Berat badan. Berat badan kurang atau lebih dikaitkan dengan keguguran, tetapi tidak jelas apakah berat badan itu sendiri secara langsung meningkatkan risiko.

2. Faktor dari apa yang kamu lakukan

  • Faktor gaya hidup. Merokok 10 batang rokok atau lebih sehari, minum alkohol, atau menggunakan zat yang tidak diresepkan, khususnya kokain.
  • Paparan terhadap radiasi dan zat beracun. Memiliki pekerjaan yang membuat kamu terpapar racun, seperti pestisida, logam berat (timbal, merkuri, arsenik), pelarut (toluena dan benzena), radiasi pengion, dan beberapa agen kemoterapi.
  • Mengangkat beban berat di tempat kerja. Secara teratur mengangkat beban lebih dari 220 pon (100 kg) sehari. Jika pekerjaan atau tempat kerja menimbulkan risiko bagi kamu selama kehamilan, dokter dapat menulis surat kepada atasan kamu, dan mereka harus membuat penyesuaian untuk kamu.

3. Komplikasi kehamilan

  • Kehamilan ganda. Kembar, kembar tiga, atau lebih.
  • Hamil dengan IUD. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) merupakan bentuk kontrasepsi yang sangat efektif, tetapi jika alat tersebut gagal, kehamilan berisiko lebih tinggi untuk keguguran.
  • Tes kehamilan invasif. Pengambilan sampel vilus korionik (CVS) dan tes amniosentesis untuk menentukan apakah bayi sehat dapat menyebabkan keguguran.
  • Infeksi. Rubella, cacar air, infeksi bawaan makanan (listeriosis, salmonelosis).
  • Trauma kecepatan tinggi, seperti kecelakaan kendaraan bermotor yang serius atau jatuh dengan keras; atau trauma kecepatan rendah, seperti tertabrak di perut saat kecelakaan kendaraan bermotor berkecepatan rendah pada trimester kedua atau ketiga.

4. Hubungan yang tidak jelas, karena data yang buruk atau bertentangan

  • Kerja shift malam. Beberapa penelitian (tetapi tidak semuanya) telah menunjukkan bahwa bekerja shift malam memengaruhi kesehatan jangka panjang dan meningkatkan risiko keguguran.
  • Minum obat. Obat-obatan tertentu, termasuk obat oral yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, dapat meningkatkan risiko keguguran dini. Tanyakan kepada dokter apakah ada obat atau suplemen yang tidak boleh dikonsumsi saat hamil.

Rata-rata orang yang ingin hamil dan memiliki lebih dari satu anak mungkin akan hamil beberapa kali dalam hidupnya. Peluangnya sebenarnya lebih tinggi untuk mengalami setidaknya satu kali keguguran daripada tidak mengalaminya sama sekali. Sangat menyedihkan ketika keguguran terjadi pada kehamilan pertama karena semua keraguan yang mungkin timbul. Namun, kamu tidak lebih atau kurang mungkin mengalami nasib buruk pada kehamilan pertama dibandingkan kehamilan keempat.

Hal-hal yang tidak menyebabkan keguguran

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Kampus Production)

Ada banyak hal yang tidak menyebabkan keguguran. Berikut ini daftar singkatnya, tetapi tidak berarti definitif:

  • Olahraga dan aktivitas fisik: Mengangkat beban, berolahraga, atau melakukan tugas fisik seperti menyedot debu atau mengangkat kotak berat tidak menyebabkan keguguran.
  • Bekerja: Pekerjaan penuh waktu, berdiri, atau mengangkat beban sedang tidak terkait dengan peningkatan risiko keguguran.
  • Screen time: Menggunakan komputer atau media sosial tidak ada hubungannya dengan keguguran.
  • Perjalanan udara: Terbang selama kehamilan aman, meskipun dianjurkan untuk rutin bergerak untuk mencegah pembekuan darah.
  • Ketakutan atau guncangan: Gangguan emosional atau guncangan tidak dapat menyebabkan keguguran.
  • Ketakutan: Ada mitos tentang kejutan atau ketakutan yang dapat menyebabkan keguguran. Itu juga tidak benar. Jadi, nikmatilah film horor jika kamu menyukainya.
  • Seks: Seks yang intens atau orgasme tidak memengaruhi kehamilan.
  • Kafein: Konsumsi kafein sedang (misalnya, dua cangkir kopi) umumnya aman.
  • Tampon: Tampon tetap berada di dalam vagina dan tidak akan menyentuh bayi di dalam rahim.
  • Kontrasepsi hormonal: Ini tidak mengubah ovarium, sel telur, atau rahim, dan tidak memengaruhi kesehatan kehamilan di masa mendatang. Meskipun dapat menunda kembalinya menstruasi setelah berhenti, tetapi kehamilan yang sehat masih mungkin terjadi setelah efek hormonalnya hilang. Selain itu, jika kehamilan terjadi saat menggunakan kontrasepsi hormonal, itu tidak meningkatkan risiko keguguran.
  • IUD: Risiko keguguran hanya muncul jika kehamilan terjadi saat menggunakan IUD, bukan karena riwayat penggunaan sebelumnya.
  • Riwayat aborsi: Aborsi di masa lalu, berapa pun jumlahnya, tidak memengaruhi kehamilan di masa mendatang atau meningkatkan risiko keguguran. Bukti medis menegaskan bahwa aborsi tidak merusak rahim atau menghalangi kemampuan untuk hamil lagi.
  • Morning sickness: Mual dan muntah saat hamil tidak menyebabkan keguguran, bahkan jika kamu mengalami gejala yang parah atau makan lebih sedikit. Faktanya, kondisi ini sering dikaitkan dengan kadar hormon kehamilan yang lebih tinggi, yang biasanya dikaitkan dengan kehamilan yang lebih sehat.
  • Vaksin flu: Mendapatkan vaksin flu selama kehamilan aman dan dianjurkan. Meskipun ada kekhawatiran, tetapi vaksin ini tidak menyebabkan keguguran. Bahkan, perempuan hamil yang terkena flu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit serius atau kematian dibandingkan mereka yang tidak hamil. Vaksin flu membantu melindungi ibu dan bayi sebelum dan setelah kelahiran.

Referensi

"Why we need to talk about losing a baby." World Health Organization. Diakses November 2024.
"What are the symptoms of pregnancy loss (before 20 weeks of pregnancy)?" Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. Diakses November 2024.
"What is a high-risk pregnancy?" Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. Diakses November 2024.
"Why do miscarriages happen?" Mayo Clinic Press. Diakses November 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us