Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Pasien TBC Boleh Berhubungan Intim?

ilustrasi pasien TBC (vecteezy.com/thanasakwongsuk950595)
Intinya sih...
  • Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular lewat udara.
  • Penularan terjadi saat berada di dekat penderita TBC yang batuk, bersin, atau berbicara dalam waktu lama.
  • Berciuman, berpelukan, atau berjabat tangan dengan seseorang yang mengidap TBC tidak akan menyebarkan penyakit ini.

Tuberkulosis (sering disingkat TB atau TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penularan terjadi saat bakteri penyebab TBC yang berada dan bertebaran di udara terhirup oleh orang lain.

Saat orang dengan TBC batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet. Sekali batuk dapat mengeluarkan 3.000 percikan dahak yang mengandung sampai 3.500 bakteri M. tuberculosis. Sementara itu, sekali bersin, orang dengan TBC dapat mengeluarkan 4.500 hingga 1 juta bakteri M. tuberculosis.

Bakteri kemudian masuk ke saluran pernapasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi 6–14 minggu setelah infeksi. Lesi umumnya sembuh total namun kuman dapat tetap hidup dalam lesi tersebut dalam keadaan dorman dan suatu saat dapat aktif kembali, tergantung pada daya tahan tubuh.

Lantas, apakah pasien TBC boleh berhubungan intim? Temukan jawabannya di bawah ini, ya.

Apakah berciuman dan berhubungan seks dapat menularkan TBC?

ilustrasi pasangan yang tertawa (pexels.com/Miriam Alonso)

Pertama-tama, perlu diketahui bahwa penularan TBC tidak semudah itu. Biasanya kamu harus berada di dekat seseorang yang mengidap penyakit TBC dalam waktu lama, contohnya dari anggota keluarga yang terinfeksi yang kamu rawat. Jadi, meskipun cara penyebarannya membuatnya terdengar mudah untuk tertular, tetapi sebenarnya tidak.

TBC menyebar melalui udara. Droplet yang mengandung bakteri harus terhirup agar infeksi dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Ini berarti, berada di dekat seseorang yang memiliki TBC saat mereka batuk, bersin, atau bahkan berbicara di dekat wajah dalam waktu lama dapat membuat kamu berisiko terinfeksi.

Berciuman, berpelukan, atau berjabat tangan dengan seseorang yang mengidap TBC tidak akan menyebarkan penyakit ini. Demikian pula, berbagi seprai, pakaian, atau dudukan toilet juga bukan cara penyebaran penyakit ini.

Namun, jika kamu berada di tempat yang dekat dengan seseorang yang mengidap TBC dalam jangka waktu tertentu, kamu dapat tertular penyakit ini dari menghirup udara yang telah dipenuhi bakteri.

Orang yang tinggal dan bekerja dengan seseorang yang mengidap TBC jauh lebih mungkin terinfeksi daripada seseorang pada masyarakat umum yang pernah bertemu dengan seseorang yang mengidap TBC.

TBC dapat ditularkan melalui ciuman jika salah satunya adalah pengidap TBC yang mengeluarkan banyak mikrobakteri dalam dahaknya. Penularan melalui hubungan seks merupakan suatu kemungkinan, tetapi ini jarang terjadi.

Mengonsumsi obat TBC dapat mengurangi risiko penularan dengan cepat. Pasien biasanya dapat berhubungan seks saat menjalani pengobatan TBC. Namun, pada awal pengobatan, pasien mungkin merasa sangat lelah sehingga tidak tertarik berhubungan seks. Sebaiknya beri tahu pasangan tentang hal ini. Dan, untuk lebih amannya, tanyakan kepada dokter apakah kamu dapat berhubungan seks dengan pasangan.

Cara mencegah penularan TBC

Koloni bakteri Mycobacterium tuberculosis (commons.wikimedia.org/CDC/Dr. George Kubica)

Salah satu langkah untuk mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG.

Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksin bila ada salah satu anggota keluarga yang mengidap TBC.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan TBC yaitu:

  • Pakai masker saat berada ditempat ramai dan berinteraksi dengan pasien TBC, serta mencuci tangan.
  • Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu batuk, bersin, atau tertawa. Atau, gunakan tisu untuk menutup mulut. Tisu yang sudah digunakan dimasukkan ke dalam plastik dan di buang ke kotak sampah tertutup.
  • Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan. Membuang dahak di tempat khusus dan tertutup seperti ke lubang toilet atau wastafel dengan mengalirkan atau menyiram air pada dahak yang telah dibuang.
  • Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
  • Jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai dokter menyatakan TBC yang diderita tidak lagi menular.
  • Untuk pasien TBC, pakai masker saat berada di sekitar orang, terutama selama tiga minggu pertama pengobatan. Upaya ini dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit.
  • Minumlah obat dari dokter secara teratur dan sampai tuntas. Setelah dua minggu minum obat, maka jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain.

Referensi

"Does TB spread through kissing and sex?" Doctor NDTV. Diakses November 2024.
"Stop Tuberkulosis". Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses November 2024.
"Lembar Balik TOSS TB" (PDF). Kemenkes. Diakses November 2024.
"Can TB be spread through kissing or having sex?" Tuberkuloosi.fi. Diakses November 2024. 
"Can I get TB during sexual intercourse?" Tuberkuloosi.fi. Diakses November 2024.
"+Tuberculosis" +Sex Positive. Diakses November 2024.
"Is Tuberculosis Contagious and How Is It Spread?" Healthline. Diakses November 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us