ilustrasi laki-laki mengalami cedera ACL (freepik/Wayhomestudio)
Cedera olahraga secara luas dikategorikan menjadi dua jenis:
- Cedera akut, yang terjadi secara tiba-tiba.
- Cedera kronis, yang biasanya terkait dengan penggunaan berlebihan dan berkembang secara bertahap seiring waktu.
Dalam beberapa kasus, keausan akibat cedera berlebihan dapat menyebabkan cedera akut.
Artikel ini berfokus pada jenis cedera olahraga yang paling umum, yaitu yang memengaruhi sistem muskoskeletal. Sistem muskuloskeletal adalah jaringan otot, tendon, ligamen, tulang, dan jaringan lain yang memberikan stabilitas pada tubuh dan memungkinkan gerakan.
Cedera pada sistem muskuloskeletal yang umum pada atlet termasuk patah tulang, dislokasi, cedera pada sendi yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi (sprain), cedera otot atau tendon (strain), tendinitis, atau bursitis.
1. Fraktur atau patah tulang
Fraktur adalah patah tulang yang terjadi baik dari cedera cepat yang terjadi satu kali (fraktur akut), atau dari stres berulang (fraktur stres). Fraktur lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan unik untuk anak-anak yang masih tumbuh.
- Fraktur akut: Jatuh, kecelakaan mobil, atau pukulan dapat menyebabkan patah tulang, dan tingkat keparahannya tergantung pada kekuatan yang menyebabkan patah. Tulang mungkin retak, patah seluruhnya, atau pecah. Cedera yang menembus kulit hingga tulang (fraktur terbuka) sangat serius. Sebagian besar fraktur akut adalah keadaan darurat.
- Fraktur stres: Fraktur stres sebagian besar terjadi pada tulang yang menahan beban pada ekstremitas bawah. Ini termasuk tulang paha, tibia dan fibula, serta tulang kaki. Fraktur ini umum dalam olahraga ketika ada dampak berulang, terutama lari atau lompat seperti senam, tenis, basket, atau trek dan lapangan. Berlari menciptakan kekuatan dua hingga tiga kali berat badan seseorang pada tungkai bawah.
- Fraktur lempeng epifisis: Lempeng pertumbuhan atau lempeng epifisis adalah area tulang rawan di dekat ujung tulang panjang, dan memungkinkan tulang memanjang sampai anak mencapai tinggi penuh. Lempeng epifisis sangat rentan terhadap cedera sampai diubah menjadi tulang, biasanya saat anak mencapai usia 20 tahun. Fraktur lempeng epifisis dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis, seperti jatuh atau kecelakaan mobil, atau akibat stres kronis dan berlebihan.
2. Dislokasi
Ketika dua tulang yang bersatu untuk membentuk sendi menjadi terpisah, sendi tersebut digambarkan sebagai dislokasi.
Olahraga kontak seperti sepak bola dan bola basket, serta olahraga berdampak tinggi dan olahraga yang melibatkan peregangan atau jatuh yang signifikan, menyebabkan sebagian besar kasus dislokasi.
Sendi yang mengalami dislokasi biasanya butuh perawatan medis segera, tetapi kadang tulang bisa kembali ke tempatnya dengan sendirinya.
Dislokasi adalah cedera yang menyakitkan dan paling sering terjadi pada bahu, siku, jari, tempurung lutut, dan femur-tibia atau lutut.
3. Sprain
Sprain atau keseleo adalah peregangan atau robekan ligamen, pita jaringan ikat yang menghubungkan ujung satu tulang dengan tulang lainnya.
Keseleo disebabkan oleh trauma seperti jatuh atau pukulan yang membuat sendi keluar dari posisinya.
Keseleo dapat berkisar dari derajat pertama (ligamen yang diregangkan minimal) hingga derajat ketiga (robek total).
Area tubuh yang paling rentan terhadap keseleo adalah pergelangan kaki, lutut, dan pergelangan tangan.
4. Strain
Strain adalah putaran, tarikan, atau robekan otot atau tendon, tali jaringan yang menghubungkan otot ke tulang.
Atlet yang terlibat olahraga kontak dapat mengalami cedera ini, tetapi bisa juga terjadi karena mengulangi gerakan yang sama berulang kali (misalnya dari tenis atau golf).
Mirip sprain, strain bisa berkisar dari peregangan kecil hingga robekan otot atau tendon sebagian atau seluruhnya. Ini paling sering terjadi pada otot atau tendon di antara dua sendi.
5. Tendinitis
Tendinitis adalah peradangan pada tendon, pita fleksibel jaringan fibrosa yang menghubungkan otot ke tulang. Ini sering memengaruhi bahu, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut, atau pergelangan kaki.
Tendinitis dapat disebabkan oleh cedera yang tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi karena melakukan gerakan yang sama berulang-ulang.
Profesi seperti tukang kayu, tukang kebun, musisi, dan atlet tertentu (seperti pegolf dan pemain tenis) memiliki risiko tendinitis yang lebih tinggi. Tendon menjadi kurang fleksibel seiring bertambahnya usia, sehingga kamu lebih mungkin terkena tendinitis seiring penuaan.
6. Bursitis
Bursitis adalah peradangan bursa, kantung kecil berisi cairan yang bertindak sebagai bantalan antara tulang dan bagian bergerak lainnya, seperti otot, tendon, atau kulit.
Bursitis dapat disebabkan oleh peristiwa satu kali seperti pukulan atau jatuh. Ini juga bisa terjadi karena pengulangan gerakan yang sama berkali-kali, seperti melempar bola, atau dari tekanan yang berkepanjangan, seperti berlutut di permukaan yang keras atau bersandar pada siku. Biasanya ini memengaruhi bahu, siku, pinggul, atau lutut.
Cedera olahraga yang umum
Sebagian besar cedera olahraga melibatkan satu atau lebih jenis cedera muskuloskeletal yang dijelaskan di atas. Sendi sangat rentan karena tubuh memberikan tuntutan yang signifikan padanya. Persendian harus memberikan stabilitas dan fleksibilitas, dan merupakan struktur kompleks yang mencakup beberapa bagian yang saling berhubungan.
Beberapa cedera umum yang dialami oleh atlet dan orang-orang yang memiliki pekerjaan atau hobi yang melibatkan gerakan berulang antara lain:
1. Cedera bahu
- Cedera rotator cuff: Ini adalah cedera bahu yang paling umum. Rotator cuff adalah sekelompok empat otot dan tendon yang menstabilkan sendi bahu. Cedera rotator cuff terjadi ketika tendon atau bursa di dekat sendi meradang karena terlalu sering digunakan atau cedera mendadak. Ini biasa terjadi pada orang dengan pekerjaan yang melibatkan gerakan di atas kepala (seperti pelukis) atau atlet yang berulang kali meraih ke atas (seperti pemain tenis dan perenang).
- Impingement: Ini terjadi ketika bagian atas tulang belikat memberi tekanan pada jaringan lunak di bawahnya saat lengan diangkat. Tendinitis dan bursitis dapat berkembang, membatasi gerakan dan menyebabkan rasa sakit. Gerakan overhead berulang, seperti yang dilakukan oleh perenang, meningkatkan risiko.
- Instabilitas: Ketidakstabilan bahu terjadi ketika ujung bulat tulang lengan atas dipaksa keluar dari soketnya yang dangkal, baik sebagian atau seluruhnya. Setelah tendon, ligamen, dan otot bahu meregang atau robek, bahu menjadi "longgar" dan dislokasi dapat terjadi berulang kali.
2. Cedera siku
- Tennis elbow (epikondilitis lateral): Saat main tenis atau olahraga raket lainnya, tendon di siku dapat mengalami robekan kecil dan meradang, menyebabkan rasa sakit di bagian luar siku. Pelukis, tukang ledeng, tukang kayu, dan orang yang berulang kali menggunakan lengan bawahnya juga berisiko lebih tinggi terkena tennis elbow.
- Golfer’s elbow (epikondilitis medial): Ini adalah bentuk tendinitis yang menyebabkan rasa sakit di bagian dalam siku. Nyeri dapat menyebar ke lengan bawah dan pergelangan tangan. Pegolf dan orang lain yang berulang kali menggunakan pergelangan tangan atau mengepalkan jari dapat mengembangkannya.
- Little league elbow: Ini adalah cedera pelat pertumbuhan pada siku yang disebabkan oleh lemparan berulang pada remaja. Ini paling sering terjadi pada pelempar (pitcher), tetapi setiap atlet muda yang melempar berulang kali bisa mengembangkannya. Rasa sakitnya ada di bagian dalam siku.
3. Cedera lutut
- Runner’s knee (juga dikenal sebagai jumper’s knee atau sindrom nyeri patellofemoral): Kondisi ini menyebabkan rasa sakit atau nyeri di dekat atau di bawah tempurung lutut (patela) di bagian depan lutut. Ini umum terjadi pada pelari, tetapi juga memengaruhi orang-orang yang aktif dengan cara lain, seperti pendaki atau pesepeda.
- Fraktur: Fraktur dapat terjadi pada setiap tulang di sekitar lutut, tetapi tempurung lutut (patela) adalah yang paling umum, biasanya sebagai akibat jatuh yang buruk atau benturan pada lutut.
- Dislokasi: Benturan pada lutut dapat menyebabkan tempurung lutut terdorong keluar dari alur di tulang paha (femur) dan terdorong keluar dari posisi sejajar, sehingga menyebabkan tempurung lutut keluar dari posisinya.
- Ligamen robek: Ketika lutut terlalu panjang atau terpuntir, ligamen di dalamnya bisa robek. Cedera ligamen krusiat anterior (ACL) sangat umum dialami atlet. Cedera ini sering terjadi ketika seseorang mengubah arah tiba-tiba atau mendarat dari lompatan.
- Robek meniskus: Tulang rawan meniskus berfungsi sebagai peredam kejut pada lutut. Putaran atau poros yang canggung dapat menyebabkan robekan. Mereka biasanya robek ketika lutut mengalami keseleo atau robekan total pada ligamen lutut.
- Robekan tendon: Cedera ini cenderung lebih sering terjadi pada orang paruh baya yang berolahraga yang melibatkan lari dan lompat. Ini sering terjadi karena pendaratan yang kuat dan terkadang dari lompatan yang canggung.
4. Cedera kaki
- Groin pull: Gerakan cepat dari sisi ke sisi dapat meregangkan otot-otot paha bagian dalam (selangkangan) dan menyebabkan groin pull atau groin strain. Orang yang bermain olahraga seperti hoki, sepak bola, sepak bola, dan bisbol memiliki risiko tarikan pangkal paha yang lebih tinggi.
- Ketegangan hamstring: Tiga otot berjalan di sepanjang bagian belakang paha dan membentuk hamstring. Aktivitas yang melibatkan banyak berlari, melompat, dan mulai dan berhenti tiba-tiba menempatkan kamu pada risiko cedera hamstring. Pemain bola basket, sepak bola, dan sepak bola biasanya mendapatkannya.
- Shin splint: Shin splint mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh peradangan otot, tendon, dan jaringan tulang di sepanjang bagian dalam tulang kering (tibia), tulang besar di bagian depan kaki bagian bawah. Rasa sakit biasanya di sisi dalam kaki bagian bawah. Shin splint terutama sering dialami oleh pelari, terutama yang baru memulai program lari.
5. Cedera pergelangan kaki
- Keseleo pergelangan kaki: Ini dapat terjadi ketika kamu berguling, memutar, atau membelok pergelangan kaki dengan cara yang canggung, meregangkan atau merobek ligamen di sendi. Ini bisa terjadi saat kamu mendarat dengan canggung saat melompat atau berputar, saat berjalan di permukaan yang tidak rata, atau saat orang lain mendarat atau jatuh di kaki kamu. Orang-orang yang bermain olahraga yang banyak berputar, seperti voli, basket, badminton, atau sepak bola berisiko mengalami keseleo pergelangan kaki.
- Tendinitis Achilles: Cedera tendon Achilles terjadi akibat peregangan, robekan, atau iritasi pada tendon yang menghubungkan otot betis ke bagian belakang tumit. Achilles adalah tendon terbesar di tubuh dan kamu menggunakannya saat berjalan, berlari, menaiki tangga, melompat, dan berdiri di ujung jari kaki. Penderita tendinitis Achilles biasanya merasakan nyeri dan kaku pada bagian belakang tumit, terutama pada pagi hari. Kondisi ini biasanya merupakan kondisi kronis yang disebabkan oleh penggunaan yang berlebihan, tetapi kasus yang serius dapat menyebabkan robekan yang mungkin memerlukan pembedahan.