Studi: DNA Virus Monkeypox Ditemukan di 21 Benda Rumah

Setelah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), monkeypox atau cacar monyet sudah menjadi wabah di beberapa negara.
Cacar monyet bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan cairan tubuh, droplet pernapasan, dan benda yang terkontaminasi.
Baru-baru ini, sebuah studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) menemukan keberadaan DNA virus cacar monyet di beberapa objek atau benda di rumah. Ada 21 objek berbeda yang ditemukan terdapat DNA virus cacar monyet, termasuk kursi toilet dan sakelar lampu.
1. Ada 30 benda yang rumah yang diteliti
Pengambilan sampel dilakukan di rumah dua orang yang positif menderita cacar monyet. Sampel diambil dari 30 objek dengan "kontak tinggi" di sembilan area rumah. Para peneliti melakukan swab atau mengusap permukaan benda menggunakan kapas.
Proses swab benda dilakukan pada Mei 2022 setelah kedua penderita monkeypox menjalani isolasi di rumah selama 20 hari. Sampel kemudian dikirim ke CDC dan dites menggunakan metode PCR untuk memeriksa keberadaan DNA virus monkeypox.
Untuk hasil benda yang positif, pemeriksaan kultur virus dilakukan untuk melihat keberadaan virus yang hidup.
2. Sebanyak 70 persen dari benda yang diteliti menunjukkan keberadaan virus monkeypox

Di antara 30 objek yang diteliti, 21 objek (70 persen) menunjukkan adanya keberadaan DNA virus monkeypox, termasuk berbagai benda kain, plastik, kayu, dan logam.
Benda-benda tersebut meliputi sofa, selimut, sakelar lampu, gagang toilet, dudukan toilet, gagang kulkas, pembuat kopi, gagang keran, gagang pintu shower, mouse, dan kibor. Dari pemeriksaan kultur virus, tidak ditemukan virus monkeypox yang hidup.
Selama periode isolasi, kedua penghuni rumah dilaporkan menjaga kebersihan dengan cukup baik, seperti mandi sekali atau dua kali setiap hari dan mencuci tangan sekitar 10 kali sehari. Mereka juga membersihkan tempat tidur dan pakaian setiap minggu, serta melakukan pembersihan rumah secara rutin.
Keberadaan DNA virus monkeypox yang terdeteksi dari berbagai objek menunjukkan beberapa tingkat kontaminasi bisa terjadi di lingkungan rumah.
3. Tidak ditemukan virus yang hidup
Walaupun keberadaan DNA virus monkeypox ditemukan di berbagai benda di rumah, tidak ada virus yang ditemukan hidup. Jadi, masih tidak bisa dipastikan apakah virus tersebut bisa menginfeksi orang lain.
Perlu diingat bahwa untuk terinfeksi virus cacar monyet, keberadaan virus harus cukup banyak dan dalam keadaan hidup. Maka dari itu, keberadaan DNA virus tidak sama dengan keberadaan virus yang hidup.
Virus monkeypox yang hidup bisa saja hadir di beberapa titik, tetapi seiring waktu akan terdegradasi. Ini mungkin bisa terjadi karena praktik pembersihan dan disinfeksi oleh pemilik rumah.
Selain itu, kedua pemiliki rumah tampaknya hanya menderita cacar monyet dengan tingkat gejala yang ringan. Ini mungkin menjadi faktor tidak ditemukannya virus monkeypox yang masih hidup.
4. Tips mencegah infeksi cacar monyet

Virus cacar monyet menyebar melalui kontak dekat dengan penderita, sering kali melalui sentuhan lesi, cairan tubuh, dan sekresi pernapasan dengan penderita cacar monyet. Transmisi melalui benda atau permukaan yang terkontaminasi juga bisa terjadi.
Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah infeksi monkeypox meliputi:
- Menghindari kontak dengan pasien cacar monyet.
- Mengenakan masker yang pas.
- Menghindari menyentuh permukaan yang mungkin terkontaminasi.
- Menjaga kebersihan tangan dengan baik.
- Tidak berbagi peralatan makan, pakaian, tempat tidur, atau handuk.
- Membersihkan rumah secara rutin.
Monkeypox merupakan virus yang bisa menular melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Lakukan tindakan pencegahan yang disarankan agar terhindar dari infeksi virus. Segera kontak layanan kesehatan terdekat jika kamu merasakan gejala infeksi cacar monyet.