5 Penjelasan Medis Hiperventilasi, Pernapasan yang Cepat dan Dalam 

Biasanya terjadi ketika stres, takut, atau cemas 

Tahukah kamu, dalam kondisi normal, tubuh biasanya menarik dan mengembuskan sekitar 12-15 napas per menit? Namun pada kondisi tertentu, tubuh bisa bernapas lebih cepat dari biasanya atau secara berlebihan. Kondisi ini dikenal sebagai hiperventilasi.

Hiperventilasi merupakan pernapasan yang sangat cepat, yang dalam beberapa kasus, juga dapat menyebabkan pernapasan yang lebih dalam dari biasanya. Umumnya, orang mengalami hiperventilasi sebagai respons emosional seperti, panik, ketakutan, stres, ataupun fobia.

Lantas, apa yang menyebabkan hiperventilasi? Apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, simak penjelasan medisnya secara lengkap berikut ini.

1. Apa yang terjadi pada tubuh saat mengalami hiperventilasi? 

5 Penjelasan Medis Hiperventilasi, Pernapasan yang Cepat dan Dalam ilustrasi badan lemah (pexels.com/George Milton)

Pada kondisi normal, kita bernapas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida secara seimbang. Namun ketika mengalami hiperventilasi, pernapasan normal berubah menjadi lebih cepat, yang memungkinkan untuk mengeluarkan gas karbon dioksida lebih banyak daripada menghirup oksigen.

Akibatnya, kadar gas karbon dioksida dalam tubuh menurun secara cepat. Penurunan ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak sehingga dapat menyebabkan gangguan yang muncul sebagai gejala hiperventilasi.

2. Gejala hiperventilasi 

5 Penjelasan Medis Hiperventilasi, Pernapasan yang Cepat dan Dalam ilustrasi sakit (pexels.com/cottonbro)

Gejala utama hiperventilasi adalah pernapasan yang cepat, dan terkadang lebih dalam. Menurut keterangan laman Healthline, gejala ini dapat berlangsung 20--30 menit. Karakteristik utamanya adalah tingkat pernapasan yang melebihi 16 napas per menit.

Beberapa orang mungkin tidak menyadari ketika mengalami kondisi ini. Berikut tanda dan gejala yang muncul bersamaan ketika mengalami hiperventilasi:

  • Sesak napas atau merasa tidak memiliki cukup udara
  • Pusing, bingung, merasa pingsan, atau merasa tidak bisa berpikir jernih
  • Nyeri atau sesak di dada
  • Mati rasa atau kesemutan di jari-jari
  • Jantung berdebar
  • Mulut kering
  • Sering menguap atau mendesah
  • Perut kembung atau bersendawa
  • Kejang otot tangan atau kaki
  • Masalah tidur

Baca Juga: 7 Buah Baik untuk Kesehatan Jantung, Sudah Tahu Belum?

3. Penyebab hiperventilasi 

5 Penjelasan Medis Hiperventilasi, Pernapasan yang Cepat dan Dalam ilustrasi seorang wanita sedang stres (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada banyak faktor penyebab hiperventilasi. Tetapi yang paling sering, kondisi ini terjadi ketika mengalami tekanan emosional, seperti panik, takut, gugup, stres, atau cemas. Dilansir Medical News Today, hiperventilasi karena emosi ini biasanya juga disebut dengan sindrom hiperventilasi.

Adapun penyebab lain dari hiperventilasi, termasuk:

  • Infeksi, seperti pneumonia yang dapat menyebabkan pembengkakan dan penumpukan cairan di paru-paru dan menyebabkan pernapasan cepat
  • Cedera kepala, di mana otak memiliki peran penting dalam mengatur pernapasan
  • Penyakit paru-paru, misalnya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau asma yang dapat menyebabkan penyempitan saluran udara dan mengganggu pernapasan
  • Ketoasidosis diabetik, merupakan  komplikasi diabetes
  • Berada di ketinggian atau dataran tinggi, yang menyebabkan penurunan tekanan udara dan tingkat oksigen. Sehingga dapat membuat pernapasan lebih sulit
  • Kehamilan
  • Obat-obatan, seperti overdosis aspirin

4. Diagnosis 

5 Penjelasan Medis Hiperventilasi, Pernapasan yang Cepat dan Dalam ilustrasi pemeriksaan dokter (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Untuk menegakkan diagnosis hiperventilasi, dokter mungkin melakukan beberapa pemeriksaan karena banyaknya kemungkinan penyebab yang bisa mendasari kondisi ini. Pemeriksaan mungkin termasuk:

  • Pemeriksaan gejala dan riwayat kesehatan secara rinci dan menyeluruh
  • Rontgen dada
  • Pemeriksaan jantung, seperti elektrokardiogram (EKG)
  • Tes darah untuk mengetahui kadar gas oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Ini untuk menentukan apakah hiperventilasi telah menurunkan kadar karbon dioksida atau tidak

5. Bagaimana menangani hiperventilasi? 

5 Penjelasan Medis Hiperventilasi, Pernapasan yang Cepat dan Dalam ilustrasi meditasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penanganan hiperventilasi ditujukan untuk memperlambat pernapasan yang cepat atau mengembalikan ke frekuensi pernapasan normal. Pilihan pengobatannya bervariasi tergantung penyebab yang mendasarinya. Misalnya, hiperventilasi yang terjadi karena kecemasan atau serangan panik, pengobatan yang diperlukan mungkin termasuk terapi perilaku kognitif, konsumsi obat antikecemasan, atau melakukan konseling.

Beberapa perawatan rumahan juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi hiperventilasi ringan, seperti

  • Latihan pernapasan perut, yaitu melakukan pernapasan dari diafragma, bukan dari dada
  • Pernapasan lubang hidung, yaitu bernapas dengan salah satu lubang hidung dan memblokir yang lainnya secara bergantian
  • Berbaring, melonggarkan pakaian dan asesoris yang sempit, dan berfokus untuk bersantai
  • Bernapas melalui bibir yang mengerucut
  • Bernapas perlahan ke dalam kantong kertas atau tangan yang ditangkupkan
  • Tahan napas selama 10--15 detik setiap kali
  • Melakukan meditasi untuk fokus memperlambat pernapasan

Jika kamu mengalami hiperventilasi dengan disertasi gejala yang telah disebutkan sebelumnya, yang terbaik adalah segera mencari perhatian medis. Berolahraga seperti berjalan, berlari, atau bersepeda secara teratur, juga dapat membantu mencegah kondisi ini.

Baca Juga: #GiziLokal: 8 Manfaat Daun dan Buah Belimbing Manis bagi Kesehatan

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya