Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Teh Ini Dapat Membantu Menurunkan Kolesterol

Secangkir teh jahe.
ilustrasi teh jahe (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Jika kadar kolesterol kamu tinggi, atau sekadar ingin melakukan langkah pencegahan, kamu bisa menambahkan beberapa teh tertentu ke dalam rutinitas harian.
  • Teh hijau mengandung katekin yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan total.
  • Teh jahe bisa membantu menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah cek kesehatan, kamu baru diberi tahu oleh dokter bahwa kadar kolesterol kamu tinggi. Biasanya, dokter tidak selalu langsung meresepkan obat untuk kolesterol tinggi. Penanganan awal biasanya berfokus pada perubahan gaya hidup, seperti dari pola makan, rutin berolahraga, dan penurunan berat badan jika kelebihan berat badan.

Obat dapat dianjurkan jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, atau pada individu dengan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang sangat tinggi maupun faktor risiko lain terhadap penyakit jantung.

Dalam hal pola makan untuk menurunkan kolesterol, perubahan yang dibutuhkan meliputi menambah serat, mengurangi lemak jenuh, dan membatasi gula tambahan. Namun, ada satu minuman sederhana yang kerap luput dari perhatian, yaitu teh.

Teh mengandung antioksidan yang dapat memberikan manfaat kesehatan, mulai dari membantu mencegah kanker hingga menurunkan kolesterol. Karena itu, secangkir teh bisa menjadi tambahan kecil namun berarti dalam pola makan sehari-hari.

1. Teh hijau

Teh hijau dikenal kaya akan antioksidan bernama katekin. Menurut sebuah metaanalisis tahun 2020, konsumsi teh hijau terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL maupun kolesterol total, baik pada orang dengan berat badan berlebih, obesitas, maupun mereka yang memiliki berat badan normal.

Teh hijau juga mengandung polifenol, antioksidan lain yang dalam berbagai penelitian dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol LDL.

Namun, seperti halnya banyak hal baik, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek samping. Terlalu banyak teh hijau dapat menyebabkan mual, sembelit, gangguan pencernaan, bahkan tekanan darah tinggi. Kandungan kafein di dalamnya juga bisa memicu insomnia, rasa gelisah, atau gejala lain yang muncul akibat konsumsi kafein berlebihan.

Selain itu, teh hijau dapat berinteraksi dengan obat tertentu. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum menjadikan teh hijau sebagai bagian dari strategi pengelolaan kolesterol.

2. Teh jahe

Jahe sudah lama dikenal sebagai herbal yang ampuh meredakan mual atau diare. Meski teh jahe sendiri belum banyak diteliti secara khusus untuk kolesterol, tetapi penelitian menunjukkan bahwa akar jahe dapat membantu menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida.

Trigliserida adalah jenis lemak lain dalam aliran darah yang bisa menumpuk di arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Secangkir teh jahe umumnya aman, tetapi pada sebagian orang bisa menimbulkan efek samping seperti rasa panas di dada (heartburn) atau gangguan perut.

Sama seperti teh hijau, teh jahe juga dapat berinteraksi dengan obat tertentu. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjadikan teh jahe atau suplemen herbal lain sebagai bagian dari strategi mengelola kolesterol.

3. Teh hitam

Secangkir teh hitam.
ilustrasi teh hitam (unsplash.com/Drew Jemmett)

Teh hitam diproses melalui tahapan panjang: dibiarkan layu untuk mengurangi kadar air, digulung, dihancurkan agar oksidasi maksimal, lalu dikeringkan. Proses ini memberi teh hitam rasa dan aroma khas yang membedakannya dari teh hijau. Apakah teh hitam benar-benar berpengaruh terhadap kadar kolesterol? Jawabannya masih belum sepenuhnya jelas. Beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda.

Studi tahun 2003, meski dengan jumlah peserta terbatas, menemukan bahwa teh hitam dapat menurunkan kolesterol total dan LDL pada orang dengan kadar kolesterol yang sedikit meningkat. Namun, penelitian lain pada orang dengan hiperkolesterolemia ringan tidak menemukan perubahan berarti meski mereka mengonsumsi lima cangkir teh hitam setiap hari selama empat minggu.

Di sisi lain, penelitian yang memperkaya teh hijau dengan theaflavin, senyawa utama dalam teh hitam, menunjukkan hasil lebih menjanjikan: penurunan kolesterol total dan LDL, serta sedikit peningkatan HDL.

Tinjauan sistematis tahun 2015 terhadap sejumlah uji klinis berkualitas juga menyimpulkan bahwa konsumsi teh hitam dapat menurunkan kadar LDL secara signifikan, terutama pada orang dengan risiko kardiovaskular tinggi. Meski begitu, efeknya terhadap kolesterol total maupun HDL tidak terlalu kuat.

4. Teh oolong

Teh oolong berasal dari tanaman yang sama dengan teh hijau dan teh hitam, yaitu Camellia sinensis. Bedanya, proses pengolahannya unik: daun dibiarkan layu di bawah sinar matahari, kemudian dioksidasi sebelum digulung. Tahapan ini memberi teh oolong cita rasa khas yang berada di antara segarnya teh hijau dan pekatnya teh hitam.

Menariknya, penelitian menemukan bahwa konsumsi teh oolong selama enam minggu dapat menurunkan kadar kolesterol total. Mekanismenya diduga melalui penghambatan enzim pancreatic lipase, yaitu enzim yang berperan mencerna berbagai bentuk lemak dan ester kolesterol menjadi monogliserida serta asam lemak bebas. Senyawa-senyawa ini biasanya akan diubah menjadi trigliserida, yang kemudian beredar dalam darah. Dengan menghambat proses tersebut, teh oolong membantu mengurangi pencernaan dan metabolisme lemak, sehingga kadar kolesterol dalam darah ikut menurun.

Beberapa jenis teh dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Jika kadar kolesterol kamu tinggi, atau sekadar ingin melakukan langkah pencegahan, kamu bisa menambahkan beberapa cangkir teh ke dalam rutinitas harian.

Minuman yang mengandung susu tinggi lemak atau tambahan krim sebaiknya dihindari atau dibatasi, begitu pula alkohol, karena konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL.

Minuman bersoda dapat memperburuk kadar kolesterol karena kandungan gulanya yang tinggi. Minuman lain yang tinggi lemak dan gula, seperti milkshake, juga dapat meningkatkan kadar kolesterol.

Referensi

Renfan Xu et al., “Effect of Green Tea Consumption on Blood Lipids: A Systematic Review and Meta-analysis of Randomized Controlled Trials,” Nutrition Journal 19, no. 1 (May 20, 2020): 48, https://doi.org/10.1186/s12937-020-00557-5.

Chuan-Jue Cui et al., “Beneficial Impact of Epigallocatechingallate on LDL-C Through PCSK9/LDLR Pathway by Blocking HNF1α and Activating FoxO3a,” Journal of Translational Medicine 18, no. 1 (May 12, 2020): 195, https://doi.org/10.1186/s12967-020-02362-4.

"Drinks to Help Lower Your Cholesterol." Everyday Health. Diakses November 2025.

Taherah Mohammadabadi, Aimen E Ben Ayad, and Akhil Maheshwari, “Ginger: A Nutraceutical Supplement for Protection Against Various Cardiovascular Diseases in Clinical Trials,” Cureus 17, no. 3 (March 19, 2025): e80841, https://doi.org/10.7759/cureus.80841.

Rasa Troup et al., “Effect of Black Tea Intake on Blood Cholesterol Concentrations in Individuals With Mild Hypercholesterolemia: A Diet-Controlled Randomized Trial,” Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics 115, no. 2 (September 27, 2014): 264-271.e2, https://doi.org/10.1016/j.jand.2014.07.021.

David J. Maron et al., “Cholesterol-Lowering Effect of a Theaflavin-Enriched Green Tea Extract,” Archives of Internal Medicine 163, no. 12 (June 23, 2003): 1448, https://doi.org/10.1001/archinte.163.12.1448.

Yimin Zhao et al., “Black Tea Consumption and Serum Cholesterol Concentration: Systematic Review and Meta-analysis of Randomized Controlled Trials,” Clinical Nutrition 34, no. 4 (June 13, 2014): 612–19, https://doi.org/10.1016/j.clnu.2014.06.003.

"Which Tea Is Good For High Cholesterol?" HealthMatch. Diakses November 2025.

Rong-Rong He et al., “Beneficial Effects of Oolong Tea Consumption on Diet-induced Overweight and Obese Subjects,” Chinese Journal of Integrative Medicine 15, no. 1 (February 1, 2009): 34–41, https://doi.org/10.1007/s11655-009-0034-8.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Awalnya Cuma Demam, Bisa Berakhir Jadi Penyakit Jantung Reumatik

11 Nov 2025, 06:47 WIBHealth