Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Megakolon Toksik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan 

ilustrasi sakit perut, salah satu gejala megakolon toksik (womenshealth.gov)
ilustrasi sakit perut, salah satu gejala megakolon toksik (womenshealth.gov)

Kolon atau usus besar adalah bagian terakhir dari sistem pencernaan yang berfungsi untuk menyerap air dan membuang kotoran atau tinja ke anus. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan usus besar tidak berfungsi normal. Salah satunya adalah megakolon toksik.

Megakolon toksik adalah kondisi medis serius yang terjadi akibat pelebaran usus besar secara abnormal, yang kemudian mulai mendorong zat beracun ke seluruh tubuh. Ini adalah kondisi yang langka, tetapi berpotensi mengancam jiwa.

Untuk mewaspadainya, inilah fakta medis megakolon toksik yang perlu kamu ketahui, termasuk tanda, gejala, penyebab, diagnosis, serta pengobatannya.

1. Penyebab

ilustrasi megakolon toksik (fromnewtoicu.com)
ilustrasi megakolon toksik (fromnewtoicu.com)

Ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya megakolon toksik. Paling sering adalah komplikasi dari penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada saluran pencernaan, yang mengakibatkan usus membesar, melebar, dan menggelembung.

Peradangan ini pada akhirnya juga dapat membuat usus besar tidak dapat mengeluarkan gas atau tinja dari tubuh, yang menyebabkan penumpukan kotoran dan usus pecah. Ini sangat berbahaya, karena bakteri dalam usus dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan infeksi, bahkan kematian.

Terkadang, infeksi bakteri Costridium difficile juga dikaitkan sebagai penyebab yang mendasarinya. Faktor risiko lain yang menyebabkan megakolon toksik, termasuk:

  • Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan, seperti narkotika, antikolinergik, obat untuk depresi atau kecemasan, dan antidiare (loperamide).
  • Iskemia, aliran darah rendah ke usus besar.
  • Kanker usus besar. Namun, ini sangat jarang terjadi.
  • Penyakit lain termasuk diabetes, transplantasi organ, gagal ginjal, penekanan kekebalan, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

2. Tanda dan gejala

ilustrasi gangguan pada hati (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi gangguan pada hati (pexels.com/Kindel Media)

Megakolon toksik adalah kondisi yang berkembang dengan cepat. Orang dengan kondisi ini biasanya sering tampak sakit parah dan memiliki riwayat diare atau sakit perut beberapa hari. Secara umumnya meliputi:

  • Perut bengkak.
  • Perut bagian bawah kembung (distensi), terasa sakit, dan nyeri saat disentuh.
  • Demam tinggi.
  • Dehidrasi.
  • Detak jantung cepat.
  • Syok, di mana tekanan darah menurun dengan cepat.
  • Leukositosis (jumlah darah sel putih tinggi).
  • Diare berdarah atau banyak.
  • Buang air besar yang menyakitkan.

3. Diagnosis

ilustrasi dokter diagnosis pasien (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi dokter diagnosis pasien (pexels.com/MART PRODUCTION)

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan gejala, pemeriksaan fisik, dan riwayat kesehatan secara menyeluruh. Apakah pasien mengalami radang usus atau mengembangkan tanda-tanda megakolon toksik

Jika dokter mencurigai megakolon toksik, tes tambahan biasanya digunakan untuk mengonfirmasi temuan. Misalnya rontgen perut, CT scan perut, dan tes darah, termasuk hitung darah lengkap dan elektrolit darah.

4. Pengobatan

ilustrasi perawatan medis (pixabay.com/Parentingupstream)
ilustrasi perawatan medis (pixabay.com/Parentingupstream)

Penanganan megakolon toksik biasanya melibatkan pembedahan untuk memperbaiki usus yang membesar. Jika ditemukan robekan atau perforasi di dinding usus besar, dokter akan memperbaiki kondisi tersebut untuk mencegah penyebaran bakteri dari usus besar ke bagian tubuh lain.

Pada beberapa kondisi, kolektomi atau prosedur pengangkatan usus besar sebagian atau seluruhnya, mungkin juga diperlukan. Pengobatan dengan antibiotik biasanya juga diresepkan selama dan setelah operasi untuk mencegah infeksi serius yang disebut sepsis. Perawatan lain mungkin termasuk:

  • Istirahat usus dan dekompresi usus untuk menghilangkan gas dan zat yang mengisi usus besar.
  • Cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan tekanan darah rendah.
  • Obat antiinfamasi untuk mengurangi peradangan.
  • Menghindari obat-obatan yang dapat memperburuk gejala, seperti opioid, obat antiinflamasi nonsteroid, obat untuk menghentikan diare, antidepresan, dan obat kolinergik.

Megakolon toksik adalah kondisi yang serius. Perawatan dini akan sangat penting untuk mencegah komplikasi dan potensi risiko yang lebih fatal. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan diri jika memiliki gejala IBD yang parah.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)
ilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)

Pengobatan yang berhasil biasanya memberikan prognosis yang baik di masa depan. Namun, jika tidak segera mendapatkan perawatan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi parah, seperti:

  • Peradangan seluruh tubuh (sepsis).
  • Infeksi pada perut (peritonitis).
  • Lubang di usus besar (perforasi).
  • Kehilangan aliran darah ke organ dan jaringan lain (syok).
  • Kematian.

Megakolon toksik adalah kondisi akibat komplikasi dari kondisi medis lain. Jika kamu punya kondisi yang dapat menyebabkan megakolon toksik dan mengalami gejala baru yang makin parah, sebaiknya segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, diagnosis akurat, serta pengobatan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us