- Pemeriksaan luka
Cara Merawat Luka Diabetes yang Benar, Jangan Sampai Terinfeksi

- Luka diabetes perlu perhatian ekstra agar tidak terinfeksi dan berdampak parah.
- Pemeriksaan luka, debridemen jaringan, dan pengendalian infeksi penting dalam merawat luka diabetes.
- Keseimbangan kelembapan, faktor penyebab lain, dan kontrol gula darah juga diperlukan dalam perawatan luka diabetes.
Bagi pasien diabetes, luka kecil sekalipun tidak bisa dianggap sepele. Kondisi kadar gula darah yang tinggi dapat memperlambat proses penyembuhan, membuat luka lebih rentan terinfeksi, dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius. Karena itu, pengetahuan tentang cara merawat luka diabetes sangat penting dan bisa menjadi penentu kualitas hidup sehari-hari.
Merawat luka pada orang dengan diabetes tidak cuma membersihkan dan menutup luka dengan perban. Ada langkah-langkah khusus yang perlu diperhatikan agar luka tetap aman, cepat pulih, dan tidak menimbulkan masalah baru.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam merawat luka diabetes

Luka pada orang dengan diabetes butuh perhatian ekstra agar bisa sembuh dengan baik. Untuk menciptakan kondisi penyembuhan yang optimal sekaligus mencegah infeksi, ada enam hal penting yang perlu diperhatikan dalam merawat luka diabetes.
Luka diabetes umumnya terbagi menjadi tiga jenis: neuropatik, iskemik, dan neuroiskemik. Mengetahui ciri khas setiap jenis sangat penting untuk memantau perkembangan luka, mendeteksi infeksi, dan menilai proses penyembuhan.
Jika salah mengidentifikasi jenis luka, rencana perawatan bisa tidak efektif dan berisiko menimbulkan komplikasi jangka panjang, bahkan amputasi. Karena itu, pastikan luka diperiksa oleh dokter.
- Debridemen jaringan
Debridemen adalah proses mengangkat jaringan mati dari luka. Langkah ini membantu mengurangi tekanan, merangsang penyembuhan, membuka jalan untuk memeriksa jaringan di bawahnya, serta memperlancar cairan atau nanah. Prosedur ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman, karena perlu ketelitian agar tidak merusak pembuluh darah, saraf, atau tendon.
Debridemen menjadi bagian penting dalam perawatan luka diabetes yang sudah parah.
- Pengendalian infeksi
Infeksi adalah masalah utama pada luka diabetes. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik oral maupun topikal. Selain itu, penggunaan bahan antimikroba pada balutan dapat membantu mengurangi jumlah bakteri, mencegah kontaminasi lebih lanjut, dan menghentikan penyebaran infeksi ke jaringan yang lebih dalam. Banyak balutan luka khusus diabetes kini dilengkapi zat antimikroba untuk melawan infeksi.
- Keseimbangan kelembapan
Pemilihan balutan yang tepat sangat menentukan keberhasilan penyembuhan. Balutan yang baik akan menjaga kelembapan luka tetap seimbang, tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, sehingga luka bisa mengering dan sembuh dengan baik.
Lokasi luka juga akan menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan jenis balutan.
- Faktor penyebab lain
Merawat luka diabetes harus menyeluruh, buman cuma fokus pada luka. Mengendalikan kadar gula darah, menjaga pola makan, mengontrol tekanan darah, serta berhenti merokok adalah langkah penting.
Selain itu, pemakaian alas kaki yang sesuai dan memastikan aliran darah ke kaki tetap lancar juga harus diperhatikan.
Cara benar merawat luka pada orang dengan diabetes

Di bawah ini panduan merawat luka pada orang diabetes dengan benar:
1. Cuci tangan sebelum menyentuh luka
Langkah ini sering dianggap sepele, padahal krusial. Tangan adalah sumber utama kuman. Gunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik sebelum menyentuh luka atau mengganti perban. Tujuannya adalah untuk mencegah bakteri berpindah ke area luka yang imunitasnya sudah lebih rentan.
2. Bilas luka dengan air bersih atau larutan saline
Bersihkan luka menggunakan:
Air mengalir bersih, atau
Larutan saline (NaCl 0,9%)
Langkah ini membantu menghilangkan kotoran, sisa jaringan mati, dan bakteri di permukaan luka.
Hindari: alkohol, hidrogen peroksida, dan cairan antiseptik keras secara rutin. Zat-zat ini memang membunuh kuman, tetapi juga dapat merusak jaringan sehat dan memperlambat penyembuhan, terutama pada pasien diabetes.
3. Bersihkan area sekitar luka dengan lembut
Gunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi air atau saline. Bersihkan dari area paling bersih ke area yang lebih kotor, jangan menggosok terlalu keras.
Jika ada kotoran yang sulit dilepas atau jaringan menghitam (nekrosis), jangan dipaksa—ini harus ditangani tenaga medis.
4. Keringkan luka dengan cara ditepuk-tepuk, bukan digosok
Gunakan kasa steril untuk mengeringkan luka secara perlahan. Menggosok luka bisa menyebabkan iritasi mikro dan memperparah luka, terutama pada kulit yang sensitif akibat diabetes.
5. Oleskan salep sesuai anjuran tenaga kesehatan
Salep antibiotik tidak selalu wajib, dan penggunaannya sebaiknya atas rekomendasi dokter atau perawat. Pada beberapa kasus, menjaga luka tetap bersih dan lembap dengan balutan yang tepat justru lebih penting daripada antibiotik topikal berlebihan.
6. Tutup luka dengan perban steril
Gunakan perban yang:
Menjaga luka tetap lembap.
Melindungi dari gesekan dan kuman.
Diganti secara rutin (minimal satu kali sehari atau saat basah/kotor).
Pada luka kaki diabetes, pemilihan balutan sangat penting dan sering kali perlu evaluasi khusus.
7. Pantau tanda-tanda infeksi setiap hari
Orang dengan diabetes sering tidak merasakan nyeri akibat neuropati, sehingga infeksi bisa terlambat disadari. Segera periksa ke dokter jika muncul:
Kemerahan yang meluas.
Bengkak atau hangat.
Nanah atau bau tidak sedap.
Demam.
Luka tidak membaik dalam 2–3 hari.
8. Kontrol gula darah selama proses penyembuhan
Membersihkan luka saja tidak cukup. Kadar gula darah yang tinggi dapat:
Menghambat kerja sel imun.
Memperlambat pembentukan jaringan baru.
Meningkatkan risiko infeksi kronis
Perawatan luka yang efektif selalu berjalan beriringan dengan pengendalian diabetes.
Catatan penting
Untuk luka dalam, lebar, berada di kaki, dan tidak sembuh atau membaik dalam beberapa, jangan merawatnya sendiri terlalu lama. Segeralah cari bantuan medis. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi serius, termasuk ulkus diabetikum dan amputasi.
Referensi
"Six Things You Need to Know for Treating a Diabetic Wound." Lam Vascular & Associates. Diakses Desember 2025.
"Foot Care." American Diabetes Association. Diakses Desember 2025.
"Diabetes and Foot Problems." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Desember 2025.
"Diabetic wound care: How to prevent infections." Mayo Clinic. Diakses Desember 2025.
"Diabetic Wound Care." Cleveland Clinic. Diakses Desember 2025.
"Diabetic Foot." International Diabetes Federation. Diakses Desember 2025.

















