10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksi

Dipengaruhi oleh perbedaan saluran reproduksi

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyebar melalui paparan cairan tubuh tertentu, seperti cairan kelamin atau darah. Seorang ibu juga dapat menularkan HIV ke bayinya selama kehamilan hingga menyusui.

HIV menyerang sel-sel kekebalan tubuh dan melemahkannya, yang akhirnya dapat berkembang menjadi sindrom imunodefisiensi atau acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) jika tidak diobati. AIDS adalah kondisi yang mengancam jiwa. Karenanya, penting untuk segera mencari pengobatan sejak gejala awal HIV mulai muncul.

Gejala HIV sebagian besar mirip, baik bagi pria maupun perempuan. Namun, ada beberapa tanda yang spesifik dialami pria maupun perempuan. Kali ini, kita akan membahas beberapa gejala khas HIV pada pria.

1. Ulkus penis kronis

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi penis (pexels.com/Dainis Graveris)

Ulkus penis kronis, yaitu yang berlangsung selama lebih dari satu bulan, adalah ciri dari respons imun yang sangat lemah. Pada pria dengan HIV, ini dapat bermanifestasi sebagai luka pada penis yang meluas.

Menurut studi dalam jurnal BMJ Case Reports tahun 2017, di negara maju, agen etiologi yang paling sering adalah Treponema pallidum dan HSV tipe 1 dan 2. Adanya lesi herpes genital terbukti meningkatkan penularan HIV dan dikaitkan dengan peningkatan viral load HIV dan perkembangan penyakit pada individu yang terkena.

2. Ulkus dubur

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi prolaps rektum (pixabay.com/Darko Djurin)

Ulkus dubur umumnya disebabkan oleh penularan herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2), sering kali merupakan manifestasi pertama HIV. Ulkus dubur dapat berkembang melalui seks anal, menurut laman Verywell Health.

Luka pada dubur bisa sangat tidak nyaman. Ini dapat menyebabkan gatal, terbakar, nyeri, bahkan disertai pendarahan. Selanjutnya, luka pada dubur juga menyebabkan buang air besar menjadi tidak nyaman sehingga banyak orang dengan gejala ini juga mengalami sembelit.

Selain itu, dubur juga merupakan tempat yang mengandung banyak bakteri. Luka dubur dapat terinfeksi oleh bakteri yang kemudian menjadi infeksi sekunder.

3. Peradangan rektum

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi peradangan rektum (pexels.com/Towfiqu Bharbuiya)

Diterangkan laman Mayo Clinic, peradangan rektum atau proktitis adalah peradangan pada lapisan rektum. Rektum ialah tabung yang terhubung ke ujung usus besar yang dilewati kotoran saat keluar dari tubuh. 

Peradangan rektum merupakan salah satu masalah yang umum dialami orang dengan HIV. Gejalanya mungkin termasuk:

  • Selalu merasa ingin buang air besar.
  • Keluar darah dari dubur
  • Adanya lendir pada dubur.
  • Sisi kiri perut terasa sakit.
  • Perasaan penuh di rektum.
  • Diare.
  • Nyeri saat buang air besar.

Baca Juga: 6 Jenis Tes HIV yang Paling Umum, Apa Saja?

4. Disfungsi ereksi

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi disfungsi ereksi (freepik.com/wayhomestudio)

Disfungsi ereksi ialah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Prevalensi disfungsi ereksi cukup tinggi pada pria dengan HIV, bahkan mereka yang memiliki kontrol virus yang baik. 

Sekitar 67 persen pria dengan HIV akan mengalami disfungsi ereksi beberapa derajat lebih tinggi daripada pria dalam populasi umum. Penyebabnya termasuk kecemasan, kadar testosteron rendah terkait HIV, dan redistribusi lemak abnormal terkait HIV. Semua faktor ini dapat menghambat kemampuan untuk mencapai ereksi.

5. Ginekomastia

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi laki-laki dengan ginekomastia (pexels.com/cottonbro)

Ginekomastia adalah pembesaran jaringan kelenjar di salah satu atau kedua payudara. Ginekomastia dapat terjadi pada pria HIV positif dengan hipogonadisme. Hipogonadisme adalah kondisi saat kelenjar seks yang disebut gonad menghasilkan sedikit hormon seks.

Ini dapat terjadi karena HIV merusak fungsi sistem endokrin, yang mengatur produksi hormon pria. Ini juga sering kali disertai hilangnya libido.

6. Disuria

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi disuria atau sakit saat buang air kecil (freepik.com/jcomp)

Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil sering kali menjadi tanda adanya infeksi menular seksual (IMS) atau radang kelenjar prostat atau prostatitis, menurut laman WebMD. Kadang-kadang juga disebabkan oleh infeksi bakteri. 

Gejala lain dari prostatitis meliputi:

  • Sakit saat ejakulasi.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Urine keruh atau berdarah.
  • Nyeri pada kandung kemih, testis, atau penis.
  • Nyeri di punggung bagian bawah, perut, atau selangkangan.

7. Nyeri saat ejakulasi

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi laki-laki merasa sakit saat ejakulasi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Nyeri saat ejakulasi juga dikenal sebagai disorgasmia atau orgasmalgia. Ketidaknyamanan bisa terasa ringan hingga parah selama atau setelah ejakulasi. Rasa sakit dapat terjadi pada penis, skrotum, dan daerah perineum atau perianal. Ejakulasi yang menyakitkan selanjutnya berdampak negatif pada kehidupan seks.

Dijelaskan laman Healthline, ketidaknyamanan ini terjadi sebagai akibat dari infeksi menular seksual yang tidak diobati, termasuk HIV. Terapi antiretroviral dapat mengurangi gejala dan menurunkan kemungkinan menularkan virus ke orang lain.

8. Nyeri dan pembengkakan testis

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi testis (pexels.com/Cats Coming)

Hal lain yang membedakan HIV akut pada pria adalah pada jenis gejala yang bisa berkembang bila ada IMS yang menyertainya. 

Nyeri dan pembengkakan testis bisa menandakan klamidia dan gonore, yang mana epididimis (tabung yang menyimpan dan mengangkut sperma dari testis) menjadi meradang. Orkitis (pembengkakan testis) dan/atau epididimitis (pembengkakan epididimis) dapat terjadi, dilansir Verywell Health.

9. Keringat malam

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi keringat (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, keringat malam biasanya terjadi dalam 2–4 minggu pertama setelah infeksi HIV. Ini adalah tahap pertama infeksi, juga dikenal sebagai tahap akut.

Selama infeksi HIV akut, virus berkembang biak dan menyebar ke berbagai bagian tubuh. Virus menargetkan sel kekebalan tertentu dan membunuhnya. Pada tahap akut HIV, orang sering mengalami gejala mirip flu. Selama ini, darah mereka mengandung virus dalam jumlah besar. Orang dengan HIV sangat menular pada fase akut.

Beberapa orang dengan HIV mungkin tidak memiliki gejala apa pun selama fase akut. Gejala mungkin tidak berkembang sampai fase selanjutnya dari infeksi ini.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa keringat malam pada HIV hampir selalu disertai dengan gejala lain, termasuk demam, diare, penurunan berat badan, pembesaran kelenjar getah bening, dan nyeri sendi. Keringat malam jarang (jika pernah) muncul sebagai satu-satunya gejala HIV.

10. Gairah seks rendah

10 Gejala Khas HIV pada Pria, Termasuk Disfungsi Ereksiilustrasi libido rendah (pexels.com/Alex Green)

Ini adalah tanda hipogonadisme, yang berarti testis tidak menghasilkan cukup hormon seks testosteron. Menurut WebMD, kondisi ini terkait dengan HIV. Hipogonadisme juga dapat menyebabkan:

  • Disfungsi ereksi.
  • Depresi.
  • Kelelahan.
  • Infertilitas.
  • Lebih sedikit pertumbuhan rambut di tubuh dan wajah.
  • Pertumbuhan jaringan payudara.

Ada beberapa gejala khas HIV pada pria, walaupun sebetulnya gejala HIV sebagian besar sama pada pria maupun perempuan. Ada beberapa gejala yang memengaruhi pria secara khusus karena perbedaan saluran reproduksi.

HIV memang membuat orang yang hidup dengannya lebih rentan terkena infeksi dan berbagai masalah kesehatan. Namun, jika didiagnosis dini dan diobati dengan cepat, orang dengan HIV dapat hidup sehat dan berkualitas.

Baca Juga: 1 Desember Hari AIDS Sedunia: Makna Tema dan Sejarahnya

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya