Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?

Kenali juga gejala yang tidak wajar

Pil kontrasepsi darurat adalah pencegah kehamilan yang digunakan setelah seorang perempuan melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.

Kontrasepsi ini mengandung bentuk sintetis dari hormon alami, yang memungkinkannya mencegah ovulasi. Namun, jika digunakan setelah terjadi pembuahan, kontrasepsi darurat tidak akan menyebabkan abortus.

Jika kamu mengalami pendarahan tak lama setelah meminum kontrasepsi darurat, kamu mungkin khawatir apakah yang kamu alami ini normal atau tidak.

Salah satu efek samping kontrasepsi darurat adalah dapat menyebabkan perubahan pada pola menstruasi, seperti pendarahan yang lebih banyak atau lebih sedikit, atau menstruasi lebih awal atau lebih lambat dari biasanya. Jadi, jika kamu mengalami pendarahan tak lama setelah meminum pil kontrasepsi darurat, umumnya ini tidak perlu dikhawatirkan.

Baca sampai selesai untuk mempelajari lebih lanjut tentang pendarahan terkait dengan kontrasepsi darurat dan kapan perlu waspada.

1. Bagaimana cara meminumnya

Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?ilustrasi pil kontrasepsi darurat (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Menurut Greatist, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi darurat memiliki tingkat efektivitas 52 hingga 100 persen. Keberhasilannya bergantung pada seberapa cepat kamu meminumnya setelah berhubungan seks.

Makin cepat kamu meminumnya setelah berhubungan seks, maka efektivitasnya makin tinggi.

Agar dapat bekerja, pil perlu dikonsumsi maksimal 72 jam setelah melakukan aktivitas seksual tanpa pengaman. Kontrasepsi darurat tidak berpengaruh pada kesuburan di masa depan, jadi kamu tidak perlu khawatir. 

2. Normalkah pendarahan setelah minum kontrasepsi daruat

Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?ilustrasi pendarahan vagina (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ya! Pendarahan adalah efek samping umum dari kontrasepsi darurat. Pendarahan dapat terjadi kapan saja setelah pil dikonsumsi, bahkan delapan jam setelahnya. Diterangkan dalam laman Insider, alasan kontrasepsi ini menyebabkan pendarahan berkaitan dengan cara kerjanya.

Kontrasepsi darurat mencegah kehamilan dengan cara menghentikan atau menunda ovulasi. Ini dilakukan dengan menyediakan versi sintetis dari progesteron, yaitu hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh.

Tingginya kadar progesteron dalam kontrasepsi dapat memicu peluruhan lapisan rahim. Saat lapisan ini dikeluarkan dari vagina, ini akan muncul sebagai bercak atau pendarahan. Ini juga menjadi alasan beberapa orang mengalami perubahan siklus menstruasi.

Kontrasepsi darurat dapat memicu menstruasi datang lebih awal, jadi pendarahan atau bercak mungkin merupakan tanda bahwa kontrasepsi berhasil mencegah kehamilan, yang ditandai dengan menstruasi.

Bercak akibat kontrasepsi darurat cenderung lebih ringan dibandingkan pendarahan biasanya.

Baca Juga: 5 Hal yang Membuat Pil Kontrasepsi Tidak Berfungsi Efektif

3. Kapan pendarahan dianggap tidak normal

Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?ilustrasi darah haid (freepik.com/freepik)

Flek ringan yang muncul beberapa hari setelah minum pil kontrasepsi darurat biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika pendarahan tidak berhenti dalam waktu satu bulan atau lebih, maka kamu perlu waspada.

Pendarahan hebat yang disertai nyeri hebat dapat menandakan adanya kondisi serius, seperti endometriosis. Selain itu, pendarahan hebat dapat mengindikasikan keguguran dini, dikutip dari Medical News Today. Jika mengalami hal ini, kamu perlu segera mengunjungi penyedia fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan.

Selain itu, hubungi dokter jika:

  • Muntah dua jam atau kurang setelah minum pil.
  • Tidak kunjung menstruasi setelah empat minggu.
  • Pendarahan hebat dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda setelah beberapa hari.
  • Mengalami flek atau pendarahan selama lebih dari seminggu disertai nyeri perut bagian bawah.
  • Mengalami sakit perut yang parah. Ini dapat mengindikasikan kehamilan ektopik.
  • Menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

4. Pendarahan akibat kontrasepsi darurat vs. pendarahan implantasi

Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?ilustrasi darah haid (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pendarahan implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Ini merupakan gejala awal kehamilan, yang menunjukkan kontrasepsi darurat gagal bekerja.

Berikut adalah cara membedakan antara pendarahan implantasi dan menstruasi:

  • Pendarahan karena kontrasepsi darurat datang lebih awal daripada jadwal menstruasi. Darah sama dengan menstruasi biasanya atau mungkin lebih gelap dan lengket. Biasanya berlangsung dua atau tiga hari.
  • Jika kamu mengalami terlambat menstruasi hingga 14 hari, lalu keluar bercak darah, bisa jadi ini adalah pendarahan implantasi. Pendarahan biasanya hanya berlangsung beberapa jam hingga tiga hari. Darah implantasi umumnya berwarna kecokelatan.

5. Jika tidak terjadi pendarahan

Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?ilustrasi pembalut (pexels.com/Sarah Chai)

Kontrasepsi darurat memiliki efektivitas hingga 95 persen jika diminum sehari setelah berhubungan seks. Namun, selalu ada kemungkinan kecil pil tidak bekerja.

Beberapa orang tidak mengalami pendarahan segera setelah mengonsumsi pil kontrasepsi darurat. Namun, jika kamu tidak mengalami pendarahan hingga terlambat menstruasi lebih dari seminggu, ada sedikit kemungkinan kamu hamil. Untuk memastikannya, segera lakukan tes kehamilan.

Makin lama kamu melewatkan menstruasi, maka peluang kehamilan makin besar. Jika kamu tidak juga mengalami pendarahan apa pun dua bulan setelah menggunakan kontrasepsi darurat, kemungkinan besar kontrasepsi gagal bekerja dan kamu hamil.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendarahan setelah mengonsumsi kontrasepsi darurat adalah hal yang wajar, terutama jika pendarahan muncul lebih cepat dari jadwal menstruasi atau kamu hanya mengalami bercak ringan.

Namun, jika pendarahan cukup deras dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti setelah beberapa hari, sebaiknya hubungi dokter untuk memeriksa apakah ada masalah yang lebih serius.

Baca Juga: 11 Jenis Kontrasepsi Non Hormonal, Beberapa Dijual Bebas

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya