Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilan

Penting untuk mendeteksi kelainan pada janin

Selama kehamilan, banyak usaha yang dilakukan perempuan untuk memastikan kesehatannya dan si bayi. Salah satunya adalah dengan melakukan beberapa tes skrining. Tes ini penting untuk memantau kesehatan dan perkembangan bayi serta ditargetkan untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan.

Ada beberapa tes skrining yang perlu dilakukan oleh perempuan saat hamil. Dilansir laman Healthline dan Curejoy, berikut akan dijelaskan beberapa di antaranya.

1. Ultrasonografi

Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilanilustrasi ultrasonografi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan USG merupakan skrining yang dilakukan menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar bayi di dalam rahim. USG digunakan untuk menentukan ukuran dan posisi bayi dan menemukan kemungkinan kelainan pada struktur tulang dan organ lain.

Sementara itu, ultrasonografi khusus, yaitu Nuchal Translucency Ultrasound (NT) dilakukan untuk mengukur jumlah cairan bening di bagian belakang leher bayi. Jumlah cairan bening di atas normal merupakan tanda adanya kelainan kromosom, seperti down syndrome atau cacat jantung.

2. Chorionic villus sampling

Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilanilustrasi chorionic villus sampling (pexels.com/MART PRODUCTION)

Chorionic villus sampling (CVS) ialah tes skrining invasif yang melibatkan pengambilan sedikit jaringan dari plasenta. Dokter biasanya menyarankan ibu hamil untuk melakukan tes ini jika menemukan hasil abnormal dari tes sebelumnya.

Skrining ini biasanya dilakukan antara minggu ke-10 dan ke-12 untuk mengetahui adanya kelainan kromosom, seperti down syndrome dan kondisi genetik, seperti fibrosis kistik. Pengujian ini memiliki beberapa efek samping, seperti kram atau bercak. Ada juga risiko kecil keguguran. Namun, ini adalah tes opsional dan ibu tidak harus melakukannya jika tidak mau.

3. Amniosentesis  

Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilanilustrasi skrining kehamilan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Amniosentesis dilakukan untuk mendiagnosis kelainan pada kromosom, infeksi janin, dan mendeteksi jenis kelamin. Tes ini dilakukan dengan mengambil sejumlah kecil cairan ketuban. Di dalamnya, terkandung sel-sel janin yang kemudian dipelajari untuk mengetahui bahan kimia yang dikeluarkan oleh tubuh bayi.

Tes ini dilakukan untuk mengetes kelainan genetik serta tabung saraf, seperti down syndrome dan spina bifida. Ada dua jenis amniosentesis, yaitu amniosentesis genetik dan amniosentesis maturitas. Amniosentesis genetik dilakukan setelah minggu ke-15 sedangkan amniosentesis maturitas dilakukan pada trimester ketiga, antara minggu ke-32 hingga 39 kehamilan.

Baca Juga: 5 Cara Mencegah Anemia selama Kehamilan, Bumil Harus Tahu! 

4. Skrining glukosa

Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilanilustrasi tes darah (pexels.com/Artem Podrez)

Skrining glukosa dilakukan untuk memeriksa kemungkinan ibu hamil mengalami diabetes gestasional. Kondisi kelebihan kadar gula selama kehamilan ini biasanya bersifat sementara dan dapat sembuh setelah melahirkan.

Diabetes gestasional dapat meningkatkan potensi melahirkan secara caesar nantinya. Sebab, bayi dari ibu yang mengalami kondisi tersebut biasanya lahir dengan ukuran yang lebih besar. Sebaliknya, bayi kemungkinan juga memiliki gula darah rendah pada hari-hari setelah melahirkan.

5. Skrining group B Streptococcus

Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilanilustrasi memeriksa group B Streptococcus (pexels.com/Anna Shvets)

Group B Streptococcus (GBS) ialah jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Pada perempuan sehat, GBS sering ditemukan di area berikut:

  • mulut,
  • tenggorokan,
  • saluran usus bagian bawah,
  • vagina.

GBS di vagina biasanya tidak berbahaya bagi perempuan. Namun, kondisi ini bisa sangat berbahaya bagi bayi baru lahir. Ibu hamil akan diskrining untuk GBS dengan swab yang diambil dari vagina dan rektum pada minggu ke-36 hingga 37. Jika terindikasi positif GBS, ibu hamil akan diberikan antibiotik untuk mengurangi risiko bayi tertular.

Melakukan tes skrining dapat menjadi sumber informasi penting bagi ibu hamil. Tes ini bisa bersifat rutin dan bisa bersifat opsional. Diskusikan dengan dokter untuk membantu memutuskan pemeriksaan pranatal mana yang tepat untuk kamu.

Baca Juga: Apa Saja yang Harus Disiapkan di Trimester Ketiga Kehamilan?

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya