Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatan

Kondisi saat tubuh kelebihan hormon pertumbuhan

Akromegali adalah kondisi hormonal langka yang disebabkan oleh kelebihan kadar hormon pertumbuhan dalam tubuh. Jumlahnya yang berlebihan mengakibatkan pertumbuhan berlebihan pada tulang dan jaringan lunak tubuh.

Pada masa kanak-kanak, kondisi ini mengarah pada peningkatan tinggi yang tidak normal (gigantisme). Sementara itu, pada orang dewasa perubahan ketinggian tidak terjadi, peningkatan ukuran tulang hanya terbatas pada tulang tangan, kaki, dan wajah, yang disebut dengan akromegali.

Akromegali bisa terjadi kapan saja setelah pubertas. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada usia paruh baya. Penderitanya tidak selalu sadar jika menderita kondisi ini, karena perubahan tubuh bisa terjadi secara perlahan selama bertahun-bertahun.

Jika kadar hormon pertumbuhan yang terlalu tinggi tidak segera diobati, ini bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya selain tulang. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius yang kadang bisa mengancam nyawa.

1. Penyebab

Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatanilustasi akromegali (scientificanimations.com)

Dilansir Mayo Clinic, akromegali terjadi saat kelenjar pituitari memproduksi terlalu banyak hormon pertumbuhan, atau growth hormone (GH) atau somatotropin, dalam waktu lama. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar kecil di dasar otak, di belakang pangkal hidung. Ini menghasilkan GH dan hormon lainnya. GH berperan penting dalam mengelola pertumbuhan fisik.

Saat kelenjar pituitari melepaskan GH ke aliran darah, itu memicu hati untuk memproduksi hormon faktor pertumbuhan seperti insulin -1 (IGF-1). IGF-1 inilah yang mengakibatkan tulang dan jaringan lain tumbuh. Terlalu banyak GH bisa menyebabkan terlalu banyak IGF-1, yang bisa menyebabkan tanda, gejala, dan komplikasi akromegali.

Pada orang dewasa, tumor merupakan penyebab paling umum dari produksi GH yang berlebihan:

  • Tumor hipofisis: Sebagian besar kasus akromegali disebabkan oleh tumor (adenoma) di kelenjar pituitari yang jinak (bukan kanker). Tumor menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah yang berlebihan dan menyebabkan banyak tanda dan gejala akromegali. Beberapa gejala seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan disebabkan oleh tumor yang menekan jaringan otak di sekitarnya.

  • Tumor nonpituari: Pada beberapa pasien akromegali, tumor di bagian tubuh lain seperti paru-paru atau pankreas menyebabkan gangguan tersebut. Namun, terkadang tumor ini mengeluarkan GH. Dalam kasus lain, tumor menghasilkan hormon yang disebut hormon pelepas hormon pertumbuhan (GH-RH), yang memberi sinyal pada kelenjar pituitari untuk membuat lebih banyak GH.

2. Gejala

Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatanilustasi akromegali (mayoclinic.org)

Tanda umum akromegali yaitu tangan dan kaki yang membesar. Selain itu, akromegali juga bisa menyebabkan perubahan secara bertahap pada bentuk wajah, seperti rahang bawah dan tulang alis yang menonjol, hidung membesar, bibir menebal, dan jarak yang melebar di antara gigi.

Karena akromegali biasanya berkembang secara perlahan, maka tanda awal kemungkinan tidak terlihat jelas selama bertahun-tahun. Bahkan, kadang orang bisa memperhatikan perubahan fisik hanya dengan membandingkan foto lama dengan yang lebih baru.

Secara keseluruhan, tanda dan gejala akromegali cenderung berbeda dari satu orang ke orang lain, yang mungkin termasuk berikut ini:

  • Tangan dan kaki membesar.
  • Fitur wajah yang membesar, seperti tulang wajah, hidung, bibir, dan lidah.
  • Kulit kasar, berminyak, dan menebal.
  • Keringat berlebihan dan bau badan.
  • Pertumbuhan kecil jaringan kulit (kutil).
  • Kelelahan dan kelemahan sendi atau otot.
  • Nyeri dan mobilitas sendi terbatas.
  • Suara serak yang dalam, karena pita suara dan sinus yang membesar.
  • Mendengkur yang hebat karena obstruksi jalan napas bagian atas.
  • Masalah penglihatan.
  • Sakit kepala, yang mungkin terus-menerus atau parah.
  • Penyimpangan siklus menstruasi pada perempuan.
  • Disfungsi ereksi pada laki-laki.
  • Kehilangan minat pada seks.

Baca Juga: Merasakan 7 Gejala Ini? Bisa Jadi, Pertanda Ketidakseimbangan Hormon!

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi akromegali (reumatologiaclinica.org)

Jika tidak ditangani, akromegali bisa menyebabkan komplikasi yang berpotensi bahaya. Dirangkum dari Healthline dan Medical News Today, komplikasi yang bisa terjadi antara lain:

  • Kehilangan penglihatan.
  • Kompresi sumsum tulang belakang.
  • Pelepasan hormon hipofisis yang berkurang, yang biasa disebut dengan hipopituitarisme.
  • Carpal tunnel syndrome.
  • Sleep apnea, yang ditandai dengan henti napas beberapa kali saat tidur.
  • Gondok, yaitu pembesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan pada leher.
  • Pertumbuhan prakanker atau polip pada lapisan usus besar.
  • Fibroid rahim pada perempuan, yang merupakan tumor jinak rahim.
  • Radang sendi.
  • Diabetes tipe 2.
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
  • Penyakit jantung seperti kardiomiopati.
  • Gagal ginjal.

4. Diagnosis

Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatanilustasi pemeriksaan MRI (pexels.com/Max Mishin)

Dalam proses diagnosis akromegali, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan merekomendasikan beberapa langkah berikut ini:

  • Pengukuran IGF-1: Setelah pasien berpuasa, dokter akan mengambil sampel darah untuk mengukur tingkat IGF-1 dalam darah. Kadar IGF-1 yang meningkat menunjukkan akromegali.

  • Tes penekanan hormon pertumbuhan: Merupakan metode terbaik untuk memastikan diagnosis akromegali. Kadar GH darah pasien diukur sebelum dan sesudah pasien minum sediaan gula (glukosa). Pada orang tanpa akromegali, minuman glukosa biasanya menyebabkan tingkat GH turun. Namun, pada akromegali, tingkat GH akan cenderung tetap tinggi.

  • Pencitraan: MRI dapat membantu menentukan lokasi dan ukuran tumor pada kelenjar pituitari. Jika tidak ada tumor hipofisis yang terlihat, dokter mungkin memesan tes pencitraan lain untuk mencari tumor nonpituitari.

5. Perawatan

Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan perawatan yang sesuai dengan lokasi tumor, usia, dan riwayat kesehatan pasien.

Perawatan yang diberikan bertujuan untuk menurunkan produksi kadar hormon pertumbuhan yang berlebihan, meredakan tekanan akibat tumor, mengatur kadar hormon, dan memperbaiki gejala.

Berikut ini pilihan perawatannya:

  • Pembedahan: Bertujuan untuk mengangkat tumor hipofisis. Ini akan menghentikan produksi GH yang berlebihan dan mengurangi tekanan pada jaringan di sekitarnya. Operasi transsphenoidal melibatkan memasukkan endoskopi melalui rongga hidung untuk mengakses kelenjar pituitari. Endoskopi akan berpindah dari rongga hidung ke tulang sphenoid, yang merupakan tulang yang memisahkan otak dari struktur wajah lainnya. Pengangkatan tumor akan mengakibatkan penurunan kadar hormon pertumbuhan. Namun, meski telah berhasil diangkat, kadar hormon kemungkinan tidak kembali normal, dan terapi tambahan kemungkinan akan dibutuhkan.

  • Terapi radiasi: Bisa digunakan sendiri atau sebagai bagian dari pendekatan gabungan. Sesudah operasi, terapi radiasi bisa mengangkat sel tumor yang tersisa. Ini juga bisa digunakan bersama dengan pengobatan untuk menurunkan kadar hormon pertumbuhan. Terapi radiasi konvensional diberikan selama 5 hari seminggu hingga 6 minggu, tetapi mungkin butuh waktu hingga 10 tahun untuk mengembalikan kadar hormon pertumbuhan ke taraf normal. Dalam bedah radio stereotaktik, pancaran sinar radiasi yang sangat terfokus dan intens diarahkan ke tumor untuk meminimalkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya. Ini melibatkan sesi yang lebih sedikit dibanding radioterapi konvensional dan bisa mengurangi kadar hormon pertumbuhan dalam waktu yang lebih singkat.

  • Obat untuk mengontrol pertumbuhan: akromegali bisa diobati dengan pengobatan saja jika pembedahan terlalu berisiko atau tidak mungkin dilakukan karena lokasi tumor. Obat-obatan termasuk analog somatostatin (SSA), agonis dopamin, dan antagonis reseptor hormon pertumbuhan (GHRAs). Ini bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan cepat yang dipicu dengan mencegah sekresi atau aksi hormon pertumbuhan. Kombinasi perawatan kemungkinan akan menjadi pilihan yang terbaik.

Demikianlah informasi mengenai akromegali, kondisi saat tubuh kelebihan hormon pertumbuhan. Segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala dari akromegali, karena makin cepat kondisi ini mendapat perawatan yang tepat, maka akan makin besar juga angka harapan hidup dan terhindar dari komplikasi yang berbahaya.

Baca Juga: 4 Cara Meningkatkan Hormon Testosteronmu Ini Terbukti Efektif dan Aman

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya