Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Meningkatkan risiko pembekuan darah yang berbahaya

Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria adalah penyakit darah langka ketika sistem kekebalan menyerang sel darah merah dalam tubuh dan memecahkan atau menghancurkannya. Istilah medis untuk sel darah merah yang pecah dini ini disebut hemolisis. Penghancuran dini sel darah ini bisa menyebabkan gejala termasuk kelelahan, kesulitan bernapas, dan sakit kepala. 

Dilansir Everyday Health, paroxysmal nocturnal hemoglobinuria berkembang karena mutasi genetik yang memengaruhi sel darah tubuh penderitanya. Kondisi ini berkembang sesudah lahir, tidak diturunkan dari orang tua ke anaknya.

Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria memengaruhi setiap individu secara berbeda. Beberapa orang hanya memiliki masalah yang ringan, sementara yang lainnya bisa jauh lebih parah. Risiko terbesar dari kondisi ini adalah pembekuan darah. Dilansir WebMD, hingga sekitar 30 persen orang dengan paroxysmal nocturnal hemoglobinuria mengalami pembekuan darah pada beberapa titik hidup mereka.

1. Penyebab dan faktor risiko

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi sel dalam pembuluh darah (pixabay.com/qimono)

Dilansir Healthline, paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH) disebabkan oleh mutasi pada gen PIGA. Mutasi ini mengakibatkan sel punca hematopoietik yang rusak berkembang menjadi sel darah merah yang rusak. Bagian dari sistem kekebalan yang dikenal sebagai sistem komplemen memecah sel darah merah yang rusak sebelum waktunya (hemolisis).

Saat sistem komplemen memecah sel darah merah, maka tubuh melepaskan hemoglobin dalam urine. Hemoglobin merupakan komponen dalam sel darah merah. Ini menyebabkan urine terlihat gelap atau berwarna merah, terutama ketika buang air kecil sesudah bangun tidur.

Dilansir Cleveland Clinic, banyak orang dengan PNH melihat urinenya berwarna gelap pada malam hari atau pada pagi hari setelah bangun tidur. Ini karena kelebihan hemoglobin menjadi terkonsentrasi dalam urine dan mengubah warnanya menjadi gelap.

Trombosit merupakan sel darah yang membantu tubuh membuat gumpalan darah. Gen PIGA yang bermutasi juga memengaruhi sel punca yang menjadi trombosit abnormal. Trombosit abnormal membuat bekuan darah lebih dari normalnya. Akibatnya, orang dengan PNH mempunyai peningkatan risiko trombosis atau pembekuan darah yang mengancam nyawa.

Menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders (NORD), PNH diyakini memengaruhi antara 0,5 dan 1,5 per 1 juta orang, sedangkan National Library of Medicine memperkirakan kisaran antara 1 dan 5 per 1 juta orang. PNH juga diyakini memengaruhi laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang sama, walaupun beberapa bukti menunjukkan risiko yang sedikit lebih tinggi pada perempuan.

Masih belum jelas apakah ras atau etnis tertentu berisiko lebih tinggi. Namun, ada kemungkinan orang Asia Timur atau Asia Tenggara berisiko lebih tinggi terkena PNH. Sebab, kelompok ini diketahui berisiko tinggi untuk terkena anemia aplastik.

Menurut keterangan dari Aplastic Anemia and MDS International Foundation (AAMDSIF), lebih dari 1 dari 10 orang dengan anemia aplastik akan mengembangkan PNH. Dan sebaliknya, beberapa orang dengan PNH juga bisa mengembangkan anemia aplastik.

Faktor risiko PNH lainnya meliputi:

  • Usia antara 30 dan 40 tahun.
  • Menderita anemia aplastik atau kelainan sumsum tulang lainnya seperti myelodysplastic.

2. Gejala

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi gejala PNH (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gejala PNH bisa bervariasi antar individu, dan kebanyakan orang dengan PNH tidak memiliki semua gejala dari kondisi ini. Dilansir MedlinePlus, beberapa gejala PNH antara lain:

  • Sakit perut.
  • Sakit punggung.
  • Pembekuan darah bisa terjadi pada beberapa orang.
  • Urine gelap yang datang dan pergi.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Sakit kepala.
  • Sesak napas.
  • Kelemahan, kelelahan.
  • Wajah pucat.
  • Sakit dada.
  • Sulit menelan.

Baca Juga: 7 Gejala Hemofilia atau Gangguan Pembekuan Darah, Waspadai ya!

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi gejala penyakit ginjal (freepik.com/user18526052)

Jika tidak segera diobati secara efektif, PNH bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Ini meliputi:

  • Leukemia myelogenous akut.
  • Anemia aplastik.
  • Pembekuan darah.
  • Anemia hemolitik.
  • Anemia defisiensi besi.
  • Myelodysplasia.
  • Sindrom Budd-Chiari.
  • Penyakit ginjal kronis.
  • Kematian.

Gumpalan darah berkembang pada 15 hingga 30 persen kasus PNH, terutama di pembuluh darah (pembekuan darah vena). Gumpalan darah bisa berkembang di satu area tubuh, pecah, dan menempel di bagian lain, memotong aliran darah, dan berpotensi menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa.

Selain itu, gumpalan darah pada PNH bisa mengurangi atau memutus aliran darah ke perut atau usus, paru-paru, hati, atau otak, dan berpotensi menyebabkan berbagai gangguan hingga yang mengancam nyawa.

Orang dengan PNH juga enam kali lebih mungkin mengembangkan penyakit gagal ginjal kronis. Ini karena kerusakan berkelanjutan yang bisa dialami ginjal ketika mengeluarkan hemoglobin dari darah.

4. Diagnosis

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi memegang sampel darah (freepik.com/freepik)

Biasanya diagnosis PNH melibatkan pengenalan tanda-tanda hemolisis dan mempersempit cakupan penyebab potensial melalui tes darah, sebelum akhirnya memesan tes untuk mengidentifikasi sel darah merah yang abnormal yang menentukan PNH.

Tergantung gejala pasien, dokter dapat memesan beberapa tes darah untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain dengan gejala yang serupa. Berikut beberapa tes darah yang banyak digunakan:

  • Hitung darah lengkap: Tes ini mengukur kadar sel dan komponen darah yang berbeda, termasuk sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan hemoglobin.
  • Panel metabolisme dasar: Tes ini mengukur kadar berbagai zat dalam darah pasien, dan akan memberikan informasi tentang proses termasuk fungsi ginjal, pemecahan otot, dan metabolisme energi.

Berdasarkan hasil tes darah atau bersamaan dengan itu, dokter kemungkinan memesan tes lainnya juga. Ini termasuk:

  • Tes urine: Dokter kemungkinan ingin mencari hemoglobin atau kelebihan zat besi dalam urine pasien.
  • Jumlah retikulosit: Tes darah ini mengukur tingkat sel darah merah yang belum matang (retikulosit) dalam darah pasien. Ini bisa membantu menentukan apakah tubuh pasien memproduksi cukup sel darah merah yang sehat.
  • Haptoglobin: Protein ini membantu "membersihkan" sel darah merah sesudah rusak. Tingkat rendah dalam darah pasien kemungkinan mengindikasikan sel darah merah yang rusak.
  • Laktat dehidrogenase (LDH): Tingkat enzim ini yang tinggi, biasanya ditemukan dalam sel darah merah, yanf bisa mengindikasikan tingkat penghancuran sel darah merah yang lebih tinggi dari biasanya.
  • Tes hemolisis sukrosa: Tes ini melihat bagaimana reaksi sel darah merah terhadap pembengkakan ketika ditempatkan dalam larutan gula, dan bisa mengidentifikasi sel darah merah yang rapuh.
  • Tes Ham: Tes ini melihat apakah sel darah merah menjadi lebih rapuh ketika ditempatkan dalam larutan asam.

Berdasarkan hasil dari salah satu tes di atas, dokter bisa memilih untuk memesan tes utama yang digunakan untuk menegakkan diagnosis PNH, yang dikenal sebagai flow cytometry. Tes ini melibatkan penyortiran sel darah merah pasien dalam mesin khusus, yang bisa mengidentifikasi sel darah merah abnormal yang terlihat pada PNH.

5. Pengobatan

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi minum obat (freepik.com/freepik)

Satu-satunya obat yang diketahui berpotensi menyembuhkan PNH adalah transplantasi sumsum tulang alogenik, yang menggunakan sel punca baru yang sehat dari sumsum tulang donor terkait (yang bukan saudara kembar identik dari pasien) atau dari donor tidak terkait yang secara genetik mirip dengan pasien.

Dalam prosedur ini, dokter akan menggunakan kemoterapi, terapi radiasi, atau keduanya untuk menghancurkan sumsum tulang pasien, dan kemudian menggantinya dengan sumsum tulang dari donor yang sehat. Menurut penelitian, orang yang menerima pengobatan ini bisa hidup selama orang yang tidak memiliki penyakit langka ini, mengutip Cleveland Clinic.

Namun, meski berpotensi menyembuhkan PNH, prosedur ini memiliki risiko efek samping yang tinggi dan berpotensi mengancam nyawa. Oleh sebab itu, karena tingginya risiko efek samping, maka dokter hanya akan merekomendasikan pengobatan ini pada pasien muda dengan PNH yang parah atau mengalami komplikasi yang serius dari PNH, termasuk kegagalan sumsum tulang yang parah.

Perawatan lain untuk PNH tidak akan menyembuhkan, tetapi bisa mengurangi gejala dan menurunkan risiko komplikasi. Dokter mungkin akan meresepkan satu atau lebih perawatan di bawah ini untuk mengatasi gejala dan komplikasi PNH:

  • Inhibitor komplemen: Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui beberapa obat untuk mengobati PNH yaitu meliputi eculizumab (Soliris) yang disetujui tahun 2007, ravulizumab (Ultomiris) yang disetujui tahun 2018, dan pegcetacoplan (Empaveli) yang disetujui tahun 2021. Obat-obatan ini merupakan penghambat komplemen yang menghalangi sistem komplemen pasien untuk memecah sel darah merah. Mereka tidak menyembuhkan PNH, tetapi bisa mengurangi gejala, menurunkan risiko komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Meski begitu, menerima inhibitor komplemen bisa meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi meningokokus yang serius. Oleh sebab itu, dokter menyarankan pasien untuk mendapatkan vaksin meningokokus sebelum mulai mengonsumsi obat-obatan ini.
  • Obat untuk mencegah dan mengobati penggumpalan darah: Untuk mencegah pembentukan bekuan darah, dokter mungkin meresepkan terapi antikoagulan atau pengencer darah. Kalau misalnya pasien mulai mengalami tanda atau gejala penggumpalan darah, maka dokter akan meresepkan obat untuk membantu memecahnya. Ini dikenal sebagai terapi trombolitik. Berbagai jenis pengencer darah dan terapi trombolitik tersedia yang sesuai dengan kondisi pasien. Jika meresepkan obat-obatan ini, dokter akan memantau pasien dengan cermat untuk kemungkinan efek samping, termasuk pendarahan berlebihan.
  • Imunosupresan: Jika pasien mengalami kegagalan sumsum tulang yang parah, dokter mungkin meresepkan obat imunosupresif untuk mengurangi aktivitas sistem kekebalan. Misalnya antithymocyte globulin, cyclosporin, atau keduanya. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan PNH, tetapi bisa meningkatkan fungsi sumsum tulang pasien. Di antara efek samping potensial lainnya, mereka bisa meningkatkan risiko infeksi. Namun, jangan khawatir karena dokter akan membantu pasien untuk mempelajari cara  mengelola risiko semacam itu.
  • Faktor pertumbuhan sintetik: Jika pasien memiliki kadar sel darah rendah, maka dokter akan meresepkan faktor pertumbuhan sintetik seperti erythropoietin (EPO, Epogen, Procrit, dan Aranesp), dan faktor perangsang koloni gnanulosit (G-CSF, Neopagen, Granix, dan Zarxio). Ini merupakan versi hormon buatan manusia yang merangsang produksi sel darah. Erythropoietin merangsang produksi sel darah, yang bisa membantu mengurangi gejala anemia. Faktor perangsang koloni granulosit akan merangsang produksi sel darah putih, yang bisa membantu mencegah pendarahan yang berlebihan.
  • Terapi androgen: Terapi androgen merupakan pengobatan potensial lain untuk jumlah sel darah merah yang rendah. Androgen merupakan hormon seks yang merangsang produksi sel darah merah.
  • Transfusi darah: Banyak pasien dengan PNH perlu setidaknya satu transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah mereka. Dalam prosedur ini, pasien menerima sel darah donor untuk menggantikan sel darah yang telah dihancurkan tubuhnya atau menambah sel darah yang telah diproduksi. Pasien kemungkinan menerima transfusi sel darah merah untuk mengobati anemia, transfusi trombosit untuk mencegah atau mengobati pendarahan serius, atau keduanya. Pasien juga bisa menerima antibiotik untuk mencegah dan mengobati infeksi. Namun, jika  pasien menerima banyak transfusi sel darah merah, maka bisa meningkatkan risiko kelebihan zat besi. Jika pasien mengalami kelebihan zat besi, maka terapi kelasi besi bisa dilakukan untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh pasien.

6. Prognosis

Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi mengalami sakit kepala (freepik.com/garetsvisual)

Jika PNH cukup parah untuk membutuhkan perawatan, maka pasien hampir pasti harus melanjutkan perawatan tanpa batas waktu.

Selain itu, pasien dengan PNH juga mungkin perlu untuk mengikuti tindakan pencegahan untuk membantu mencegah penggumpalan darah yang berbahaya, terutama jika membutuhkan operasia atau ketika bepergian dengan pesawat.

Pasien juga menghadapi banyak risiko tinggi terkait kehamilan dan persalinan, yang berarti kehamilan umumnya tidak disarankan. Risiko ini meliputi pembekuan darah, preeklamsia, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan keterlambatan pertumbuhan serta perkembangan bayi.

Dalam kasus yang jarang, PNH mengalami remisi jangka panjang spontan tanpa pengobatan. Saat ini terjadi, maka gejala sembuh dan sel darah merah yang rusak tidak lagi terdeteksi dalam tes darah. Namun, jika pasien mengalami remisi, penting untuk kontrol rutin ke dokter untuk memantau perubahan kondisi.

Sebab, menurut sebuah studi kecil pada tahun 2016, dalam beberapa kasus, orang yang menunjukkan tanda-tanda remisi spontan dari PNH kemudian mengembangkan leukemia (kanker darah). Kanker lebih sering terjadi pada pasien dengan PNH, anemia aplastik yang didapat (AA), atau sindrom myelodysplastic, mengutip Healthline.

Bahkan, beberapa dekade yang lalu PNH merupakan penyakit yang jauh lebih melemahkan ketika hanya tersedia sedikit pilihan pengobatan, sehingga kebanyakan orang hidup hanya sekitar 10 hingga 20 tahun sesudah didiagnosis.

Akan tetapi, karena sekarang tersedia pengobatan yang lebih efektif yang bisa membantu mencegah komplikasi serius, maka umumnya pasien dengan kondisi ini bisa memiliki harapan untuk bertahan hidup selama seseorang tanpa PNH.

Demikian deretan fakta seputar paroxysmal nocturnal hemoglobinuria. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, temui dokter. Makin cepat penyakit ini didiagnosis dan mendapat perawatan, maka makin bagus hasilnya dan terhindar dari risiko komplikasi yang berbahaya.

Baca Juga: Chronic Myelogenous Leukemia: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya