Perikarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatan

Nyeri dada merupakan gejala utamanya

Perikarditis adalah peradangan pada perikardium. Perikardium merupakan kantung tipis berlapis dua yang mengelilingi jantung. Lapisan memiliki sedikit cairan di antara mereka untuk mencegah gesekan saat jantung berdetak. Saat lapisan meradang, itu dapat menyebabkan nyeri dada. Ketika seseorang menderita perikarditis, selaput di sekitar jantungnya menjadi merah dan bengkak, seperti kulit di sekitar luka yang meradang.

Secara umum, perikarditis dimulai dengan cepat dan tidak berlangsung lama. Ini dikenal sebagai perikarditis akut. Namun jika perikarditis berlangsung lebih lama, maka disebut sebagai perikarditis kronis. Dilansir Cleveland Clinic, perikarditis bisa menyerang siapa saja, namun paling sering terjadi pada pria yang berusia antara 16 hingga 65 tahun.

1. Penyebab perikarditis

Perikarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi perikarditis (news-medical.net)

Dalam banyak kasus, penyebab utama perikarditis tidak bisa ditemukan (idiopatik). Meski begitu, banyak kasus perikarditis yang diduga disebabkan oleh infeksi virus yang tidak terdeteksi. 

Dilansir Medical News Today, berikut virus yang terkait dengan perikarditis akut:

  • Enterovirus, termasuk flu biasa dan meningitis virus
  • HIV
  • Demam kelenjar
  • Herpes simpleks
  • Sitomegalovirus
  • Adenovirus, termasuk pneumonia dan bronkitis
  • Influenza
  • Hepatitis C

Perikarditis juga sering datang segera setelah serangan jantung besar. Hal ini diduga karena iritasi pada otot jantung yang mendasarinya. Selain itu, perikarditis juga bisa terjadi setelah operasi jantung.

Terkadang, perikarditis akan terjadi beberapa minggu sesudah serangan jantung atau operasi. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom Dressler. Dalam hal ini, penyebabnya kemungkinan adalah autoimun. Para peneliti percaya bahwa jaringan jantung yang mati, memasuki sistem darah dan bertindak sebagai antigen, dan memicu reaksi kekebalan. Tubuh secara keliru bereaksi terhadap jaringan jantung dan perikardium.

Penyebab lain perikarditis yaitu meliputi:

  • Gangguan inflamasi sistemik, termasuk rheumatoid arthritis.
  • Trauma
  • Gagal ginjal
  • Parasit 
  • Radioterapi
  • Jamur, seperti histoplasmosis dan Candida.
  • Tiroid kurang aktif
  • Kondisi yang mendasarinya, seperti AIDS, kanker, dan TBC.
  • Obat-obatan tertentu, seperti penisilin, warfarin, dan fenitoin.

2. Gejala perikarditis

Perikarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi memegang dada yang sakit (medpagetoday.com)

Dilansir Healthline, sekitar 85 hingga 90 persen penderita perikarditis mempunyai gejala nyeri dada. Perikarditis bisa menyebabkan nyeri dada yang:

  • Tajam dan menusuk (disebabkan oleh jantung bergesekan dengan perikardium)
  • Mungkin bertambah parah ketika batuk, menelan, menarik napas dalam-dalam, atau berbaring.
  • Terasa lebih baik saat duduk dan bersandar ke depan.

Gejala lainnya yaitu meliputi:

  • Nyeri di punggung, leher, atau bahu kiri
  • Demam rendah
  • Kelemahan, kecemasan atau kelelahan
  • Kesulitan bernapas, terutama ketika berbaring
  • Jantung berdebar
  • Batuk kering

Perikarditis bisa menyebabkan pembengkakan kaki, tungkai, dan pergelangan kaki. Pembengkakan ini kemungkinan merupakan gejala perikarditis konstriktif. Ini merupakan jenis perikarditis yang serius, dimana perikardium menjadi keras atau menebal. Saat kondisi ini terjadi, maka otot jantung tidak bisa mengembang, sehingga membuat jantung tidak bisa bekerja dengan normal. Selain itu, jantung dapat menjadi tertekan, yang menyebabkan darah kembali ke paru-paru, perut, dan kaki, sehingga menyebabkan pembengkakan. Penderita perikarditis konstriktif juga bisa mengembangkan irama jantung yang tidak normal.

Jika kamu mempunyai gejala perikarditis konstriktif, termasuk sesak napas, pembengkakan pada tungkai dan kaki, retensi air, jantung berdebar dan pembengkakan perut yang parah, maka segera hubungi ahli jantung untuk menjadwalkan evaluasi.

Baca Juga: 5 Penyakit Akibat Kebanyakan Tidur, mulai Depresi hingga Jantung!

3. Komplikasi perikarditis

Perikarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pria terkena serangan jantung (medicinenet.com)

Perikarditis yang berlangsung lama dan tidak segera mendapat pengobatan bisa menyebabkan komplikasi. Dilansir Mayo Clinic, perikarditis bisa menyebabkan komplikasi seperti:

  • Efusi perikardial: Perikarditis biasanya dihubungkan dengan cairan di sekitar jantung, yang bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
  • Perikarditis konstriktif kronis: Beberapa penderita perikarditis jangka panjang (kronis) mengembangkan penebalan permanen dan jaringan parut pada perikardium, yang mencegah jantung mengisi dan mengosongkan dengan benar. Komplikasi yang tidak biasa ini, sering mengakibatkan pembengkakan parah pada kaki dan perut, serta sesak napas.
  • Tamponade jantung: kondisi yang mengancam jiwa ini, bisa berkembang saat terlalu banyak cairan terkumpul di perikardium. Kelebihan cairan memberi tekanan pada jantung dan tidak memungkinkannya untuk terisi dengan benar. Lebih sedikit darah yang meninggalkan jantung, menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis. Tamponade jantung memerlukan perawatan darurat.

4. Diagnosis perikarditis

Perikarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi Prosedur MRI jantung (healthline.com)

Nyeri tajam di dada dan belakang bahu, serta kesulitan bernapas merupakan dua petunjuk utama bahwa pasien kemungkinan mengalami perikarditis dibandingkan serangan jantung. Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan kepada pasien tentang gejala dan riwayat kesehatannya. 

Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah pasien baru saja sakit dan meninjau riwayat kondisi jantung, operasi, dan masalah kesehatan lainnya, yang bisa menempatkan pasien tersebut pada risiko perikarditis yang lebih tinggi.

Selain itu, dokter kemungkinan akan mendengarkan suara jantung pasien. Sebab, perikarditis bisa menyebabkan suara gesekan atau derit, yang disebabkan oleh gesekan lapisan perikardium yang meradang. Ini disebut ''gosok perikardial'', yang paling baik didengar ketika pasien mencondongkan tubuh ke depan, menahan napas, dan menghembuskan napas.

Tergantung pada seberapa parah peradangannya, dokter kemungkinan juga akan mendengar suara kresek di paru-paru pasien, yang merupakan tanda adanya cairan di ruang, di sekitar paru-paru atau cairan ekstra di perikardium.

Untuk mempermudah dokter menegakkan diagnosis perikarditis, pasien kemungkinan membutuhkan satu atau lebih tes, seperti:

  • Rontgen dada untuk melihat ukuran jantung dan cairan di paru-paru pasien.
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk mencari perubahan irama jantung pasien. Sekitar setengah dari seluruh penderita perikarditis, irama jantung melewati urutan empat pola yang berbeda. Namun beberapa pasien kemungkinan tidak mengalami perubahan apapun. Namun jika ada perubahan, kemungkinan hanya bersifat sementara.
  • Ekokardiogram(gema) untuk melihat seberapa baik jantung bekerja dan memeriksa cairn atau efusi perikardial di sekitar jantung. Gema akan menunjukkan tanda-tanda klasik perikarditis konstriktif, termasuk perikardium kaku atau tebal, yang menyempitkan gerakan normal jantung.
  • MRI jantung untuk memeriksa cairan ekstra di perikardium, peradangan atau penebalan perikardial, atau kompresi jantung. Zat kontras yang disebut gadolinium digunakan selama tes yang sangat khusus ini.
  • CT scan untuk mencari kalsium di perikardium, cairan, peradangan, tumor dan penyakit pada area sekitar jantung. Pewarna yodium digunakan selama tes untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang peradangan ini. Ini merupakan tes penting untuk pasien yang kemungkinan membutuhkan pembedahan untuk perikarditis konstriktif.
  • Kateterisasi jantung untuk memperoleh informasi tentang tekanan pengisian di jantung. Ini digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis perikarditis konstriktif.
  • Tes darah bisa digunakan ntuk memastikan pasien tidak mengalami serangan jantung, untuk melihat seberapa baik jantung bekerja, menguji cairan di perikardium, dan membantu menemukan penyebab perikarditis. Jika pasien menderita perikarditis, biasanya tingkat sedimentasi (ESR) dan tingkat protein C reaktif yang sangat sensitif (penanda peradangan) lebih tinggi dari biasanya. Pasien kemungkinan juga memerlukan tes lain untuk memeriksa penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis.

5. Pengobatan perikarditis

Perikarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (freepik.com/topntp26)

Pengobatan perikarditis tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya. Dalam kasus yang lebih ringan, tidak ada tindakan yang bisa dipilih, karena penyakit biasanya sembuh dengan sendirinya.

Bila diperlukan, pengobatan lini pertama adalah obat-obatan. Ini termasuk:

  • Obat nyeri over-the-counter (OTC): Tanpa resep, obat-obatan OTC seperti aspirin atau ibuprofen, bisa meringankan sebagian besar rasa sakit dan peradangan yang dialami penderita perikarditis. 
  • Colchicine (Colcrys): Jika perikarditis sangat menyakitkan atau terjadi secara berulang, maka colchicine kemungkinan akan diresepkan. Obat yang mempunyai efek antiinflamasi ini, bisa meminimalkan durasi dan mencegah kekambuhan. Namun banyak orang  dengan penyakit penyerta, seperti penyakit hati atau ginjal, tidak disarankan untuk meminumnya. Efek samping obat ini yaitu termasuk sakit perut, muntah, dan diare.
  • Kortikosteroid: Jika tidak satu pun dari dua opsi pertama berhasil, maka kortikosteroid bisa digunakan. Jika steroid diberikan selama serangan pertama perikarditis, penderita perikarditis lebih mungkin untuk kambuh. Untuk alasan ini, kortikosteroid adalah pilihan terakhir. Efek samping obat ini yaitu penambahan berat badan, peningkatan keringat, dan perubahan suasana hati.

Jika obat tidak efektif, maka pembedahan bisa dijadikan pilihan. Ini termasuk:

  • Perikardiosentesis: Sebuah tabung kecil dimasukkan ke dalam rongga perikardial untuk mengalirkan kelebihan cairan. Tabung kemungkinan dibiarkan dimasukkan selama beberapa hari.
  • Perikardiektomi: Jika perikardium menjadi sangat kaku dan menyebabkan tekanan tambahan pada jantung, maka seluruh kantung kemungkinan akan diangkat dengan pembedahan. Ini digunakan sebagai upaya terakhir, sebab ada risiko kecil dari operasi yang menyebabkan kematian.

Dibutuhkan waktu antara beberapa hari dan beberapa bulan untuk pulih. Namun kebanyakan orang bisa sembuh total. 

Itulah deretan fakta medis seputar perikarditis, peradangan pada perikardium. Jika memiliki gejala dari kondisi ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat penyakit ini terdeteksi dan mendapat pengobatan, maka semakin besar juga peluang kesembuhannya.

Baca Juga: Radang Sendi (Artritis): Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya