Sindrom Cushing: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Kondisi tubuh mengalami kelebihan hormon kortisol

Sindrom Cushing atau hiperkortisolisme adalah suatu kondisi yang terjadi karena kadar hormon kortisol yang sangat tinggi. 

Hormon kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon ini merupakan hormon stres utama dan merupakan glukokortikoid alami utama (GC) pada manusia. Selain itu, kortisol juga membantu mengatur bagaimana tubuh mengubah protein, karbohidrat, dan lemak dari makanan menjadi energi, menyeimbangkan efek insulin, mengatur tekanan darah dan sistem kardiovaskular, serta mengurangi respons peradangan sistem kekebalan.

Berdasarkan data dari National Institutes of Health (NIH), sindrom Cushing tiga kali lebih banyak terjadi pada perempuan. Sindrom ini adalah kondisi serius yang harus segera mendapat pengobatan. Bila tidak, maka bisa menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius, seperti depresi atau kecemasan, stroke, dan serangan jantung.

Untuk mewaspadai kondisi yang berbahaya ini, berikut deretan fakta seputar sindrom Cushing, mulai dari penyebab, jenis, gejala, diagnosis, risiko komplikasi, hingga cara pengobatannya.

1. Jenis dan penyebab

Sindrom Cushing: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi sindrom Cushing (news-medical.net)

Berdasarkan penyebabnya, sindrom Cushing terdiri dari dua jenis, yaitu:

  • Sindrom Cushing eksogen

Ini terjadi ketika penyebabnya berasal dari sesuatu di luar fungsi tubuh. Jenis ini sering terjadi akibat penggunaan obat kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka panjang, yang juga dikenal sebagai glukokortikoid. Ini mirip dengan kortisol. Contoh obat kortikosteroid yaitu prednison, deksameton, dan metilprednisolon.

Seseorang dengan artritis reumatoid, lupus, asma, dan penerima transplantasi organ mungkin perlu dosis tinggi obat tersebut. Selain itu, kortikosteroid injeksi yang merupakan pengobatan untuk nyeri, nyeri punggung, dan bursitis juga bisa menyebabkan sindrom Cushing.

Meski begitu, ada beberapa obat steroid yang tampaknya tidak meningkatkan risiko sindrom Cushing, seperti krim steroid (pilihan pengobatan untuk eksem) dan steroid hirup (pengobatan asma).

Menurut catatan dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), lebih dari 10 juta orang di Amerika Serikat (AS) menggunakan obat glukokortikoid setiap tahunnya, tetapi masih belum diketahui berapa banyak yang mengembangkan gejala sindrom Cushing.

  • Sindrom Cushing endogen

Ini terjadi ketika penyebabnya berasal dari dalam tubuh, misalnya seperti saat kelenjar adrenal terlalu banyak memproduksi kortisol. Contohnya yaitu penyakit Cushing. Namun, hal serupa juga bisa terjadi akibat tumor kelenjar adrenal atau tumor jinak atau ganas di pankreas, tiroid, kelenjar timus, atau paru-paru.

Meski sindrom Cushing dan penyakit Cushing terkait, tetapi keduanya berbeda. Penyakit Cushing merupakan kondisi langka yang terjadi saat adenoma hipofisis (tumor non-kanker di kelenjar pituitari) melepaskan hormon tingkat tinggi yang dikenal sebagai hormon adrenokortikotropik (ACTH). Tingkat ACTH yang tinggi ini akan memicu tingkat kortisol yang tinggi dan menghasilkan berbagai gejala.

2. Gejala

Sindrom Cushing: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi sindrom Cushing pada perempuan (msdmanuals.com)

Dilansir Healthline, gejala paling umum sindrom Cushing yaitu:

  • Penambahan berat badan
  • Timbunan lemak, terutama di bagian tengah tubuh, wajah (menyebabkan wajah bulat berbentuk bulan), dan di antara bahu dan punggung atas (menyebabkan punuk kerbau)
  • Stretch mark berwarna ungu pada payudara, lengan, perut, dan paha
  • Kulit menipis yang mudah memar
  • Cedera kulit yang lambat sembuh
  • Jerawat
  • Kelelahan
  • Kelemahan otot

Selain gejala umum di atas, ada beberapa gejala lain yang kadang dialami penderita sindrom Cushing, meliputi:

  • Gula darah tinggi
  • Peningkatan rasa haus
  • Peningkatan buang air kecil
  • Osteoporosis
  • Tekanan darah tinggi
  • Sakit kepala
  • Perubahan suasana hati
  • Kegelisahan
  • Sifat mudah marah
  • Depresi
  • Peningkatan insiden infeksi

Anak-anak juga bisa menderita sindrom Cushing, meski kasusnya lebih jarang dibandingkan orang dewasa. Menurut sebuah studi tahun 2019, sebanyak 10 persen kasus sindrom Cushing baru setiap tahun terjadi pada anak-anak.

Selain gejala di atas, anak yang menderita sindrom Cushing kemungkinan akan mengalami gejala seperti kegemukan dan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.

Perempuan dengan sindrom Cushing bisa mengembangkan gejala tambahan seperti rambut wajah dan tubuh ekstra, yang paling sering terjadi pada wajah dan leher, dada, perut, dan paha. Selain itu, bisa juga mengalami menstruasi yang tidak teratur. Bahkan, dalam beberapa kasus tidak terjadi menstruasi sama sekali. Bila tidak diobati, sindrom Cushing bisa membuat perempuan sulit hamil.

Seperti halnya pada perempuan dan anak-anak, laki-laki yang menderita sindrom Cushing juga akan mengalami gejala tambahan seperti disfungsi ereksi, hilangnya minat seksual, dan kesuburan yang menurun.

Baca Juga: 7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autisme

3. Komplikasi yang bisa terjadi

Sindrom Cushing: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi komplikasi sindrom Cushing (premiermedicalhy.com)

Menurut NIDDK, masalah dan komplikasi yang bisa disebabkan oleh sindrom Cushing di antaranya:

  • Diabetes tipe 2 dan resistansi insulin
  • Pembekuan darah, stroke, dan serangan jantung
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Peningkatan rasa haus, lebih sering buang air kecil, dan banyak berkeringat
  • Risiko lebih tinggi dari infeksi darah yang mengancam jiwa dan infeksi tidak biasa lainnya
  • Osteoporosis
  • Batu ginjal
  • Hilangnya massa dan kekuatan otot
  • Perubahan fungsi mental

4. Diagnosis

Sindrom Cushing: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi diagnosis sindrom Cushing (specialty.mims.com)

Sindrom Cushing bisa sulit didiagnosis karena memiliki banyak gejala yang dapat disebabkan oleh hal lain, misalnya seperti kelelahan dan penambahan berat badan. Selain itu, kondisi ini juga memiliki banyak penyebab yang berbeda. 

Dalam proses diagnosis, dokter akan meninjau riwayat kesehatan pasien dan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dialami, kondisi kesehatan, dan obat apa pun yang  mungkin diresepkan untuk pasien.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda sindrom Cushing, seperti punuk kerbau dan tanda kerutan dan memar.

Setelah itu, dokter akan memesan beberapa tes laboratorium seperti:

  • Tes kortisol bebas kemih 24 jam: pasien akan diminta untuk mengumpulkan urine selama periode 24 jam. Setelah itu, kadar kortisol akan diuji.

  • Pengukuran kortisol saliva: pada orang dengan sindrom Cushing, kadar kortisol akan turun di malam hari. Nah, tes ini bisa mengukur tingkat kortisol dalam sampel air liur yang dikumpulkan pada larut malam untuk melihat apakah tingkat kortisol terlalu tinggi.

  • Tes penekanan deksametason dosis rendah: pasien akan diberi dosis deksametason pada malam hari. Darah pasien akan diuji kadar kortisolnya pada pagi hari. Biasanya, deksametason menurunkan kadar kortisol. Namun, jika pasien menderita sindrom Cushing, maka kadar kortisol tidak akan turun.

Meski pasien telah didiagnosis menderita sindrom Cushing, dokter harus tetap menentukan penyebab produksi kortisol berlebih. Tes untuk membantu menentukan penyebab produksi kortisol berlebih yaitu:

  • Tes hormon adrenokortikotropin darah (ACTH): kadar ACTH dalam darah diukur. Kadar ACTH yang rendah dan kadar kortisol yang tinggi bisa mengindikasikan adanya tumor pada kelenjar adrenal.

  • Tes stimulasi hormon pelepas kortikotropin (CRH): suntikan CRH akan diberikan. Ini akan meningkatkan kadar ACTH dan kortisol pada orang dengan tumor hipofisis.

  • Tes penekanan deksametason dosis tinggi: ini sama dengan tes dosis rendah, kecuali bahwa dosis deksametason yang lebih tinggi digunakan. Jika kadar kortisol turun, maka pasien kemungkinan menderita tumor hipofisis. Namun, jika tidak turun, pasien kemungkinan menderita tumor ektopik.

  • Pengambilan sampel sinus petrosal: darah akan diambil dari vena di dekat hipofisis dan juga dari vena yang jauh dari hipofisis. Suntikan CRH akan diberikan. Kadar ACTH yang tinggi dalam darah di dekat hipofisis bisa mengindikasikan tumor hipofisis. Tingkat yang sama dari kedua sampel menunjukkan tumor ektopik.

  • Studi pencitraan: ini bisa mencakup hal-hal seperti CT scan dan MRI. Mereka digunakan untuk memvisualisasikan kelenjar adrenal dan hipofisis untuk mencari tumor.

5. Pengobatan

Sindrom Cushing: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pengobatan sindrom Cushing (pancreaticcancer.org.uk)

Sindrom Cushing biasanya akan membaik dengan pengobatan, meski kemungkinan memerlukan waktu yang lama agar bisa pulih sepenuhnya.

Pengobatan yang akan diberikan dokter disesuaikan dengan penyebab dari sindrom Cushing. Jika disebabkan oleh penggunaan steroid, maka dosis steroid akan dikurangi atau dihentikan secara bertahap.

Namun, jika disebabkan oleh tumor, maka akan dilakukan tindakan pembedahan untuk mengangkat tumor, pemberian obat-obatan untuk mengurangi efek kortisol pada tubuh, atau radioterapi.

Itulah penjelasan seputar sindrom Cushing. Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini. Makin cepat kondisi terdiagnosis dan mendapat perawatan medis yang tepat, maka makin besar pula peluang pasien untuk pulih sepenuhnya.

Baca Juga: Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya