Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Ditandai dengan masalah pembekuan darah

Sindrom antifosfolipid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah. Individu dengan sindrom ini memproduksi protein abnormal yang disebut autoantibodi antifosfolipid dalam darah, menyebabkan darah tidak mengalir sebagaimana mestinya dan berisiko menyebabkan pembekuan berbahaya di arteri dan vena, masalah bagi janin yang sedang berkembang, dan keguguran kehamilan.

Untuk memahami lebih dalam seputar sindrom antifosfolipid, di bawah ini telah dirangkum informasinya dari laman Mayo Clinic dan National Health Service.

1. Gejala

Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala, salah satu gejala sindrom antifosfolipid (freepik.com/yanalya)

Gejala sindrom antifosfolipid dapat meliputi:

  • Pembekuan darah di kaki: yang tanda-tandanya meliputi rasa sakit, bengkak, dan kemerahan.
  • Keguguran berulang atau lahir mati: bisa juga diikuti beberapa masalah selama kehamilan, seperti tekanan darah tinggi (preeklapsia) dan kelahiran prematur.
  • Stroke: stroke bahkan dapat terjadi pada orang muda dan tidak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Gejala lain yang kurang umum meliputi:

  • Gejala neurologis: sakit kepala kronis dan migrain. Kadang pasien mengalami demensia dan kejang jika aliran darah ke otak terhalang oleh gumpalan darah.
  • Penyakit kardiovaskular: sindrom antifosfolipid dapat merusak katup jantung.
  • Pendarahan: sindrom antifosfolipid kadang menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan sel darah yang penting untuk pembekuan. Pendarahan ini umumnya terjadi pada hidung dan gusi. Kadang juga terjadi pada kulit yang ditandai dengan bercak bintik-bintik merah kecil.

2. Penyebab dan faktor risiko

Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sindrom antifosfolipid (pharmaceutical-journal.com)

Sindrom antifosfolipid terjadi saat sistem imunitas tubuh secara keliru menghasilkan antibodi yang membuat darah menjadi lebih mudah membeku. Antibodi seharusnya melindungi tubuh terhadap penyerang, seperti virus dan bakteri.

Sindrom antifosfolipid bisa disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, seperti gangguan autoimun, infeksi, atau obat-obatan tertentu. Namun, seseorang juga dapat mengembangkan sindrom antifosfolipid tanpa penyebab yang mendasarinya.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan sindrom antifosfolipid, yang meliputi:

  • Jenis kelamin: sindrom antifosfolipid jauh lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh: memiliki masalah autoimun, seperti lupus atau sindrom Sjogren, meningkatkan risiko mengembangkan sindrom antifosfolipid.
  • Infeksi: sindrom antifosfolipid lebih sering terjadi pada individu yang memiliki infeksi tertentu, seperti sifilis, HIV/AIDS, hepatitis C, atau penyakit Lyme.
  • Obat-obatan: obat-obatan seperti hydralazine, quinidine, fenitoin, dan amoksisilin tertentu telah dikaitkan dengan sindrom antifosfolipid.
  • Riwayat keluarga: kondisi ini terkadang diturunkan dalam keluarga.

Baca Juga: 5 Makanan yang Tinggi Akan Kandungan Natrium, Hati-hati Darah Tinggi!

3. Diagnosis

Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan darah (pexels.com/Artem Podrez)

Sangat penting bagi sindrom antifosfolipid untuk didiagnosis secara akurat karena dapat memiliki konsekuensi serius. Dokter mendiagnosis sindrom antifosfolipid dengan melakukan tes darah tertentu dan penilaian medis.

Jika seseorang dicurigai mengembangkan sindrom antifosfolipid, biasanya orang tersebut akan dirujuk ke ahli hematologi atau reumatologis.

Untuk mendiagnosis sindrom fosfolipid, biasanya pasien diminta melakukan:

  • Tes darah spesifik: untuk mendiagnosis sindrom fosfolipid, dilakukan uji darah untuk mengamati antibodi antifosfolipid abnormal yang meningkatkan risiko pembekuan darah. Pasien didiagnosis dengan sindrom antifosfolipid hanya jika menunjukkan 2 hasil tes darah abnormal.

  • Penilaian medis: jika hasil tes darah menunjukkan bahwa seseorang memiliki sindrom antifosfolipid, dokter akan melakukan penilaian riwayat kesehatan untuk memeriksa apakah pasien pernah mengalami gejala yang mungkin disebabkan oleh sindrom antifosfolipid.

4. Pengobatan

Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum obat (pexels.com/JESHOOTS.com)

Perawatan untuk sindrom antifosfolipid bertujuan mengurangi risiko mengembangkan  masalah pembekuan darah yang lebih parah. Perawatan yang bisa diberikan meliputi:

  • Obat-obatan: sebagai bagian dari perawatan, pasien akan diberi resep obat antikoagulan seperti warfarin, atau obat antiplatelet seperti aspirin dosis rendah.

  • Perawatan selama kehamilan: perempuan yang didiagnosis dengan sindrom ini sangat disarankan untuk membuat rencana kehamilan dengan tepat.

  • Perubahan gaya hidup: bagi individu yang didiagnosis dengan sindrom antifosfolipid, penting untuk melakukan perubahan gaya hidup sebagai langkah untuk mengurangi risiko mengalami pembekuan darah. Perubahan ini meliputi menghindari rokok, makan makanan yang sehat dan seimbang, olahraga teratur, dan menjaga berat badan yang sehat.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Sindrom Antifosfolipid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi stroke (stroke.org)

Sindrom antifosfolipid yang dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan organ permanen atau kematian. Komplikasi yang terjadi bisa bermacam-macam tergantung organ mana yang terkena bekuan darah dan seberapa parah penyumbatan aliran darah ke organ tersebut. Komplikasi yang bisa terjadi meliputi:

  • Gagal ginjal: Ini dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke ginjal.
  • Stroke: Penurunan aliran darah ke bagian otak dapat memicu stroke, yang dapat mengakibatkan kerusakan neurologis permanen, seperti kelumpuhan parsial dan kehilangan kemampuan berbicara.
  • Masalah kardiovaskular: Adanya gumpalan darah di kaki dapat menyebab katup di pembuluh darah rusak. Ini kemudian memicu pembengkakan kronis dan perubahan warna kaki.
  • Masalah paru-paru: Sindorm antifosfolipid dapat menyebabkan tekanan darah tinggi di paru-paru dan emboli paru.
  • Komplikasi kehamilan: Ini bisa termasuk keguguran, lahir mati, kelahiran prematur, pertumbuhan janin lambat, dan preeklamsia.

Belum ada cara pencegahan untuk sindrom antifosfolipid karena penyebab pasti untuk penyakit ini juga belum diketahui. Cara pencegahan terbaik adalah dengan menghindari faktor risiko. Selain itu, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin juga dapat menjadi upaya pencegahan yang baik, utamanya bagi orang dengan kondisi autoimun.

Baca Juga: 7 Kelainan pada Sel Darah Putih, Bisa Menimpa Siapa Saja

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya