Splenomegali: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kondisi ketika limpa mengalami pembesaran

Splenomegali adalah suatu kondisi ketika limpa mengalami pembesaran. Limpa adalah bagian dari sistem limfatik tubuh yang membantu sistem kekebalan dengan menyimpan sel darah putih dan membantu penciptaan antibodi. Organ ini terletak tepat di bawah tulang rusuk kiri.

Beberapa tugas limpa antara lain:

  • Menyaring bakteri yang dilapisi antibodi.
  • Memproses ulang sel darah merah yang sudah tua.
  • Mendaur ulang besi dalam hemoglobin.

Peran limpa sangat penting dalam melawan infeksi karena merupakan sumber dari dua jenis sel darah putih, yaitu sel B dan sel T. Sel darah putih melindungi tubuh kita dari bakteri dan infeksi.

Limpa biasanya seukuran kepalan tangan. Namun, pada splenomegali ukurannya akan jauh lebih besar.

1. Penyebab dan faktor risiko

Splenomegali: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi splenomegali (news-medical.net)

Sejumlah infeksi dan penyakit bisa menyebabkan splenomegali. Pembesaran limpa kemungkinan bersifat sementara, tergantung pengobatannya. Faktor yang berkontribusi terhadap splenomegali dapat mencakup:

  • Infeksi virus, seperti mononukleosis.
  • Infeksi parasit, seperti malaria.
  • Sirosis dan penyakit lain yang memengaruhi hati.
  • Infeksi bakteri seperti sifilis atau infeksi lapisan dalam jantung (endokarditis).
  • Berbagai jenis anemia hemolitik (suatu kondisi yang ditandai dengan penghancuran sel darah merah yang lebih awal).
  • Kanker darah, seperti leukemia dan neoplasma mieloproliferatif, dan limfoma, seperti penyakit Hodgkin.
  • Gangguan metabolisme, seperti penyakit Gaucher dan penyakit Niemann-Pick.
  • Tekanan pada pembuluh darah di limpa atau hati atau bekuan darah di pembuluh darah ini.
  • Kondisi autoimun seperti lupus atau sarkoidosis.

Pembesaran limpa bisa dialami siapa pun dan pada usia berapa pun, tetapi kelompok tertentu berisiko lebih tinggi. Ini termasuk:

  • Anak-anak dan dan dewasa muda dengan infeksi, seperti mononukleosis.
  • Orang yang tinggal di atau bepergian ke daerah di mana malaria sering terjadi.
  • Orang dengan penyakit Gaucher, penyakit Niemann-Pick, dan beberapa kelainan metabolisme bawaan lainnya yang memengaruhi hati dan limpa.

2. Gejala

Splenomegali: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sakit perut (freepik.com/diana.grytsku)

Dilansir Mayo Clinic, limpa yang membesar biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala, tetapi terkadang menyebabkan:

  • Nyeri atau rasa penuh di perut kiri atas yang bisa menjalar ke bahu kiri.
  • Perasaan kenyang tanpa makan atau setelah makan sedikit karena limpa menekan perut.
  • Sel darah merah rendah (anemia).
  • Sering mengalami infeksi.
  • Mudah berdarah.

Segera temui dokter apabila kamu merasakan sakit di perut kiri atas, khususnya jika rasa sakitnya parah dan makin parah saat kamu menarik napas dalam-dalam.

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Splenomegali: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi komplikasi splenomegali (pexels.com/RODNAE Productions)

Mengutip MedicineNet, hal yang paling dikhawatirkan dari splenomegali kemungkinan adalah risiko cedera akibat pembesaran hingga tak lagi bisa dilindungi oleh tulang rusuk. Cedera ringan dapat menyebabkannya pecah dan mengalami perdarahan.

Cedera limpa sering diobati dengan observasi, tetapi terkadang limpa dapat pecah sehingga menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa, yang memerlukan pembedahan untuk mengangkat limpa. Inilah alasan mengapa remaja dan dewasa muda yang didiagnosis mononukleosis menular perlu menunggu sampai limpa kembali ke ukuran normalnya dan dilindungi oleh tulang rusuk, sebelum berpartisipasi dalam kegiatan di mana limpa yang membesar bisa mengalami kerusakan.

Semua jenis sel darah dapat terperangkap dalam limpa yang membesar. Anemia (jumlah sel darah merah yang rendah) dapat menyebabkan kelemahan, kelelahan, pusing, sesak napas, dan sakit dada.

Jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia) dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko perdarahan.

Leukopenia (jumlah sel darah putih rendah) dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi.

Jika limpa perlu diangkat melalui pembedahan (splenektomi), risiko infeksi tertentu meningkat dan pasien perlu memastikan bahwa imunisasi mereka mutakhir, terutama terhadap pneumokokus, meningokokus, dan haemophilus influenzae.

Baca Juga: Limpa Pecah: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

4. Diagnosis

Splenomegali: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Splenomegali terdeteksi selama pemeriksaan fisik. Dokter sering bisa merasakannya dengan memeriksa perut kiri atas dengan lembut. Namun, pada beberapa orang, terutama pada orang bertubuh ramping, limpa yang sehat dan berukuran normal kadang bisa dirasakan selama pemeriksaan.

Beberapa tes di bawah ini bisa dipesan oleh dokter untuk memastikan diagnosis splenomegali:

  • Tes darah, seperti hitung darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam sistem dan fungsi hati.
  • Ultrasound atau CT scan untuk membantu menentukan ukuran limpa dan apakah limpa menekan organ lain.
  • MRI untuk melacak aliran darah melalui limpa.

Terkadang pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan penyebab pembesaran limpa, termasuk pemeriksaan biopsi sumsum tulang.

Sampel sumsum tulang padat dapat diangkat dalam prosedur yang disebut biopsi sumsum tulang. Atau Anda mungkin memiliki aspirasi sumsum tulang, yang menghilangkan bagian cair dari sumsum Anda. Kedua prosedur dapat dilakukan pada waktu yang sama.

Sampel sumsum tulang cair dan padat biasanya diambil dari panggul. Jarum dimasukkan ke dalam tulang melalui sayatan setelah anestesi umum atau lokal untuk mengurangi ketidaknyamanan. Biopsi jarum limpa jarang dilakukan karena risiko perdarahan.

Dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat limpa (splenektomi) untuk tujuan diagnostik apabila tidak ada penyebab pembesaran limpa yang dapat diidentifikasi. Lebih sering, pengangkatan limpa dilakukan sebagai pengobatan. Setelah operasi, limpa diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa kemungkinan limfoma limpa.

5. Pengobatan

Splenomegali: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Perawatan untuk splenomegali berfokus pada penyebabnya. Misalnya, jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, maka pengobatan akan melibatkan antibiotik.

  • Observasi: Jika limpa membesar namun tidak memiliki gejala dan penyebabnya tidak dapat ditemukan, dokter mungkin menyarankan untuk mengobservasi pasien. Dokter mungkin akan menjadwalkan janji temu untuk evaluasi ulang dalam 6 sampai 12 bulan atau lebih cepat jika pasien mengalami gejala.
  • Splenektomi: Apabila pembesaran limpa menyebabkan komplikasi serius atau penyebabnya tidak dapat diidentifikasi atau diobati, operasi pengangkatan limpa mungkin menjadi pilihan. Dalam kasus kronis atau kritis, operasi mungkin menawarkan harapan terbaik untuk pemulihan. Pengangkatan limpa elektif butuh pertimbangan cermat. Pasien dapat menjalani kehidupan yang aktif tanpa limpa, tetapi lebih mungkin mengalami infeksi serius atau bahkan mengancam jiwa setelah pengangkatan limpa.

Setelah pengangkatan limpa, langkah-langkah tertentu dapat membantu mengurangi risiko infeksi, termasuk:

  • Serangkaian vaksinasi sebelum dan sesudah splenektomi, seperti vaksin pneumokokus, meningokokus, dan haemophilus influenzae tipe B (HiB), yang melindungi dari pneumonia, meningitis, serta infeksi darah, tulang dan sendi. Pasien juga akan memerlukan vaksin pneumokokus setiap 5 tahun setelah operasi.
  • Penggunaan penisilin atau antibiotik lain setelah operasi dan kapan saja pasien atau dokter mencurigai kemungkinan infeksi.
  • Hubungi dokter jika mengalami demam, yang dapat mengindikasikan infeksi.
  • Menghindari perjalanan ke wilayah di mana penyakit tertentu, seperti malaria, biasa terjadi.

Pada orang dengan splenomegali, penting untuk mencegah kerusakan pada limpa yang membesar. Saat membesar, limpa memiliki risiko pecah yang lebih tinggi. Limpa yang pecah dapat menyebabkan perdarahan internal berat yang dapat mengancam jiwa.

Hindari bermain olahraga kontak dan kenakan sabuk pengaman saat berada di dalam mobil. Jika mengalami kecelakaan, sabuk pengaman akan membantu melindungi organ tubuh, termasuk limpa, dan akan mengurangi kemungkinan trauma pada organ.

Baca Juga: Kardiomegali: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya