Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Benjolan bisa mengakibatkan nyeri dan membatasi gerak

Kista Baker atau disebut juga Baker's cyst, kista poplitea, atau kista sinovial adalah benjolan lunak berisi cairan yang terbentuk di lutut bagian belakang. Benjolan ini bisa menimbulkan rasa sakit, terutama saat penderitanya sedang beraktivitas atau saat menekuk atau meluruskan lutut. 

Nama kondisi ini diambil dari nama dokter yang pertama kali memperkenalkannya pada tahun 1800-an, yaitu, William Morrant Baker.

Apa saja penyebab, gejala, serta pengobatan kista Baker? Apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, baca informasi lengkapnya di bawah ini!

1. Penyebab kista Baker

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi kista Baker atau Baker's cyst (scientificanimations.com)

Tendon dan tulang rawan pada lutut diselubungi oleh cairan sinovial, yakni cairan pelumas yang dapat membantu kelancaran gerak kaki serta mengurangi gesekan. Bila lutut menghasilkan cairan ini terlalu banyak, maka bisa terjadi akumulasi cairan di bursa poplitea, dan inilah yang kemudian memicu pembentukan kista.

Dilansir Medical News Today, ada beberapa faktor yang mungkin dapat menyebabkan kista Baker, yang meliputi:

  • Asam urat: kadar asam urat yang berlebihan atau hiperurisemia mampu memicu terbentuknya kristal urat di sekitar persendian, hingga akhirnya berujung pada peradangan serta rasa sakit yang cukup parah.  
  • Hemofilia: kondisi turunan atau genetik ini mengakibatkan darah sulit membeku, sehingga pendarahan internal dan kerusakan sendi mungkin terjadi.
  • Lupus: penyakit autoimun ini menyerang sistem kekebalan tubuh serta menyerang jaringan yang normal dan sehat.
  • Osteoartritis: merupakan jenis radang sendi yang menyebabkan penipisan tulang rawan.
  • Psoriasis: beberapa pasien psoriasis mengalami nyeri dan peradangan pada persendian mereka.
  • Artritis reaktif, reumatoid, dan septik: jenis-jenis radang sendi ini dapat memicu terbentuknya kista Baker.  
  • Cedera: trauma atau cedera yang terjadi di lutut, misalnya robekan tulang rawan dan sejenisnya juga dapat mengakibatkan kista Baker terbentuk. Ini cukup umum dialami oleh para atlet.

2. Kista Baker mungkin bergejala, mungkin juga tidak

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi kista Baker (thefootandankleclinic.com.au)

Kista Baker mungkin tidak menyebabkan rasa sakit dan beberapa pasien mungkin tidak menyadari ia memiliki kista ini. Bila bergejala, inilah yang mungkin dirasakan:

  • Rasa nyeri yang ringan hingga berat.
  • Kekakuan.
  • Gerak menjadi terbatas.
  • Bengkak di belakang lutut dan betis.
  • Memar di lutut dan betis.
  • Kista Baker pecah.

3. Diagnosis kista Baker

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi hasil sinar-X lutut (radiopaedia.org)

Seandainya bengkak di belakang lutut sangat jelas terlihat, terlebih jika bengkak terasa sangat sakit, sebaiknya kamu mengunjungi dokter.

Mengutip Mayo Clinic, kista Baker umumnya mudah didiagnosis dengan pemeriksaan fisik. Akan tetapi, sejumlah tanda dan gejalanya mungkin mirip dengan kondisi yang lebih serius, seperti aneurisme atau tumor.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya akan merekomendasikan tes pencitraan noninvasif berupa USG, sinar-X, atau MRI.

Baca Juga: Kista Payudara, Apakah Kemunculannya Berbahaya?

4. Kista Baker cenderung sembuh sendiri

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi terapi fisik (freepik.com/freepik)

Kista Baker mungkin tidak membutuhkan perawatan medis karena bisa sembuh dengan sendirinya. Saat kista pecah di bawah kulit, cairan di dalamnya akan diserap kembali ke dalam tubuh. Meski demikian, cara terbaik untuk mengatasi kista Baker adalah dengan mengobati sumber masalahnya agar kista Baker tak lagi terbentuk.

Mengutip WebMD, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meringankan kista Baker di rumah, yaitu:

  • Mengompres area kista dengan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan.
  • Mengonsumsi obat yang dijual bebas, seperti ibuprofen, untuk mengurangi nyeri dan meredakan peradangan.
  • Mengistirahatkan kaki untuk mengurangi pembengkakan.
  • Menggunakan tongkat saat berjalan juga dapat menjaga tekanan dari kaki.

Sementara itu, kista Baker yang tidak kunjung sembuh harus dibawa ke dokter. Beberapa perawatan yang mungkin diberikan oleh dokter adalah:

  • Steroid: Pemberian steroid mampu mengurangi peradangan.
  • Latihan: Ahli terapi fisik akan memberikan latihan ringan untuk meningkatkan jangkauan gerak, memperkuat gerakan, serta membangun otot-otot di sekitar lutut untuk meringankan gejala.
  • Drainase cairan: Dokter dapat mengeringkan kista dengan bantuan ultrasound. Perawatan ini mungkin tidak berhasil untuk merawat kasus yang parah.
  • Operasi: Seandainya pengidap merasakan sakit yang parah atau kista menyulitkan gerak lutut, operasi dapat menjadi pilihan. Namun, operasi hanya akan berhasil jika dokter mampu menangani penyebab kista Baker terbentuk.

5. Komplikasi yang terkait dengan kista Baker

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi sakit pada betis (freepik.com/gpointstudio)

Kista bisa pecah, dan bila ini terjadi, cairan sinovial akan masuk ke area betis. Walau pecahnya kista jarang terjadi, tetapi jika sampai pecah penderitanya dapat mengalami:

  • Rasa sakit yang parah di lutut.
  • Peradangan atau pembengkakan.
  • Kemerahan di daerah betis.
  • Terdapat sensasi seperti air menetes di betis.

Sekitar 4 minggu setelah kista Baker pecah, tubuh akan menyerap kembali cairan sinovial. Pada periode setelah kista pecah ini, dokter biasanya meresepkan obat penghilang rasa sakit.

6. Upaya untuk membantu pemulihan kista Baker

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi penyangga lutut (freepik.com/whatwolf)

Mengikuti instruksi pemulihan perlu ditaati untuk mencegah kista Baker kambuh atau kembali terbentuk. Menurut keterangan dari American Academy of Orthopaedic Surgeons, beberapa cara untuk mendukung pemulihannya antara lain:

  • Menghindari aktivitas berat selama masa pemulihan
  • Memakai penyangga lutut selama beberapa minggu setelah operasi
  • Melakukan terapi fisik atau latihan khusus untuk meningkatkan jangkauan gerak dan memperkuat otot di sekitar lutut

7. Pencegahan kista Baker

Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi pemanasan sebelum berolahraga (unsplash.com/Gabin Vallet)

Salah satu cara terbaik untuk mencegah kista Baker adalah mencegah cedera lutut. Seperti diterangkan di laman Cleveland Clinic, sejumlah cara untuk mencegah cedera lutut termasuk:

  • Mengenakan alas kaki yang tepat.
  • Menggunakan telapak kaki (metatarsal) untuk memutar alih-alih menggunakan lutut.
  • Melakukan pemanasan dengan baik sebelum olahraga.
  • Melakukan pendinginan setelah olahraga.

Bila mengalami cedera lutut, segera tangani dengan kompres dingin dan mengistirahatkan kaki. Bila cedera tak kunjung hilang atau memburuk, periksalah ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Itulah informasi seputar kista Baker. Umumnya kista ini tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang. Namun, kehadirannya mampu menimbulkan rasa tidak nyaman hingga sakit yang sangat mengganggu.

Walaupun biasanya bisa sembuh sendiri, tetapi benjolan di belakang lutut sebaiknya diperiksakan ke dokter. Pemeriksaan sangat penting untuk memastikan benjolan tersebut bukan diakibatkan oleh kondisi lebih serius yang membutuhkan penanganan medis.

Baca Juga: Kista Pilonidal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya