Kista Pilonidal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Mayoritas kasus dialami laki-laki

Apakah kamu tidak bisa duduk, berdiri, atau membungkuk tanpa merasakan sakit? Apakah kamu merasakan benjolan di dekat tulang ekor? Jika iya, ada kemungkinan kamu memiliki kista pilonidal.

Kista pilonidal adalah kantung di kulit yang biasanya berisiko rambut dan kotoran kulit. Kista hampir selalu berada di dekat tulang ekor di bagian atas bokong. Kista biasanya terbentuk ketika rambut menusuk kulit dan kemudian tertanam.

Kista pilonidal paling sering terjadi pada laki-laki dewasa muda dan cenderung muncul berulang. Orang yang sering duduk dalam waktu lama berisiko lebih tinggi mengembangkannya.

1. Penyebab

Dilansir WebMD, kebanyakan dokter berpikir bahwa rambut yang tumbuh ke dalam adalah penyebab kebanyakan kista pilonidal. Pilonidal sendiri berarti "sarang rambut", dan kadang dokter menemukan folikel di dalam kista.

Teori lainnya, kista pilonidal muncul setelah trauma pada bagian tubuh. Selama Perang Dunia II, lebih dari 80.000 tentara terkena kista pilonidal yang membuat mereka harus dirawat di rumah sakit. Orang-orang pada waktu tersebut mengira bahwa itu terjadi karena iritasi akibat mengendarai Jeep yang banyak goncangan, sehingga waktu itu kondisi ini dijuluki "Jeep disease".

Seseorang lebih mungkin untuk mengalami kista pilonidal jika terlahir dengan lesung pipit kecil di kulit di antara bokong. Lesung pipit ini cenderung terinfeksi, meskipun dokter tidak yakin mengapa.

Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan kista pilonidal termasuk:

  • Jenis kelamin laki-laki. Laki-laki tiga sampai empat kali lebih mungkin didiagnosis dengan kista pilonidal daripada perempuan.
  • Usia antara pubertas dan 40 tahun. Usia rata-rata adalah antara 20 dan 35).
  • Pekerja yang duduk sepanjang hari, misalnya sopir truk dan pekerja kantoran. 
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Orang dengan bulu tubuh tebal atau kasar.
  • Kurang olahraga.
  • Keringat berlebihan.
  • Orang yang memakai pakaian ketat. Ini bisa memperburuk kondisi kulit.
  • Riwayat pribadi atau keluarga dengan masalah serupa seperti jerawat, bisul, karbunkel, folikulitis, dan kista sebaceous.
  • Cedera tulang ekor.
  • Aktivitas seperti menunggang kuda atau bersepeda.

2. Gejala

Kista Pilonidal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kista pilonidal (childrenshospital.org)

Seperti dijelaskan dalam laman healthdirect, kecuali kista terinfeksi, kamu mungkin tidak akan merasakan gejala.

Kalau kista pilonidal terinfeksi dan menjadi abses, ini bisa sangat menyakitkan. Kamu mungkin akan memperhatikan gejala ini:

  • Kemerahan atau bengkak.
  • Nyeri.
  • Nanah atau darah yang berasal dari abses.
  • Bau yang tidak sedap.
  • Demam.

Terkadang abses hilang dengan sendirinya, tetapi bisa kembali lagi.

Baca Juga: Kista Payudara, Apakah Kemunculannya Berbahaya?

3. Diagnosis

Pertama-tama, dokter akan menanyakan seputar gejala yang dirasakan. Selanjutnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan, seperti memeriksa lipatan bokong untuk melihat tanda-tanda kista pilonidal.

Biasanya kista dapat terlihat dengan mata telanjang. Dokter mungkin melihat benjolan yang tampak seperti jerawat atau kista mengeluarkan cairan. Jika demikian, dokter juga mungkin menanyakan beberapa pertanyaan, seperti:

  • Apakah terdapat perubahan tampilan pada kista?
  • Apakah mengeluarkan cairan?
  • Apakah disertai gejala lain?

Dokter juga dapat memesan tes seperti CT atau MRI untuk mencari rongga sinus (lubang kecil) yang mungkin terbentuk di bawah permukaan kulit. Namun, ini sangat jarang.

4. Pengobatan

Kista Pilonidal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Pada awal infeksi kista pilonidal, gejala seperti kemerahan, bengkak, dan nyeri mungkin tidak terlalu parah. Beberapa cara yang mungkin bisa kamu coba untuk meredakannya antara lain:

  • Berendam dalam bak berisi air hangat untuk meredakan rasa sakit. Terkadang, kista bisa terbuka dan mengering sendiri dengan cara ini.
  • Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas dan ikuti petunjuk dosisnya.
  • Jaga agar kista dan area di sekitarnya tetap bersih dan kering.

Antibiotik tidak menyembuhkan kista pilonidal. Namun, dokter memiliki sejumlah prosedur yang bisa membantu. Inilah beberapa opsinya:

Insisi dan drainase

Ini biasanya metode lini pertama untuk kista pilonidal. Dokter akan membuat sayatan pada kista dan mengeluarkan cairan di dalamnya. Dokter akan menghilangkan semua folikel rambut dan membiarkan lukanya terbuka, mengisi ruang dengan kain kasa.

Keuntungannya, ini adalah prosedur sederhana yang dilakukan dengan bius lokal. Namun, kerugiannya kamu harus sering mengganti kasa sampai kista sembuh, yang terkadang butuh waktu hingga 3 minggu.

Marsupialisasi

Dokter membuat sayatan dan mengeringkan kista, mengeluarkan nanah dan rambut yang ada di dalamnya. Dokter akan menjahit tepi potongan ke tepi luka untuk membuat kantong.

Keuntungannya, ini adalah operasi rawat jalan dengan bius lokal. Ini juga memungkinkan dokter membuat potongan yang lebih kecil dan dangkal sehingga kamu tidak perlu mengganti kain kasa setiap hari. Sementara itu, kekurangannya diperlukan waktu sekitar 6 minggu untuk sembuh. Kamu juga butuh dokter yang terlatih dalam teknik ini.

Insisi, drainase, dan penutupan luka

Dalam teknik ini, kista dikeringkan, tetapi tidak dibiarkan terbuka.

Keuntungannya, kamu tidak perlu membungkus luka dengan kain kasa karena dokter akan menutup luka sepenuhnya setelah operasi. Kerugiannya, kamu cenderung akan punya lebih banyak masalah dengan kista di masa mendatang. Lebih sulit untuk menghilangkan seluruh kista dengan metode ini. Biasanya ini dilakukan di ruang operasi dengan ahli bedah yang terlatih.

Prosedur bedah lainnya meliputi eksisi kista dan dinding kista lengkap bersama dengan saluran sinus pilonidal, penggunaan lem fibrin, dan mengambil (mengeluarkan inti) hanya jaringan yang sakit dan mengeluarkan kista dengan biopsi punch.

Ikuti semua petunjuk dokter tentang perawatan di rumah, terutama jika perlu melepas dan memasang ulang kain kasa. Tips lainnya antara lain:

  • Jaga kebersihan area tersebut.
  • Periksa tanda-tanda infeksi baru, seperti kemerahan, nanah, atau nyeri.
  • Rutin kontrol sesuai saran dokter sehingga dokter dapat melihat bagaimana kista sembuh.

Penyembuhan total sangat dimungkinkan. Namun, ingat bahwa kista pilonidal bisa kambuh bahkanjika telah diangkat lewat operasi.

5. Pencegahan

Setelah kista pilonidal dikeringkan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko mengembangkannya lagi.

Dilansir Healthline, cobalah untuk menghindari duduk dalam waktu lama, yang memberi tekanan pada area di mana kista pilonidal berkembang. Jika pekerjaan mengharuskan kamu duduk hampir sepanjang hari, cobalah menyisihkan beberapa menit setiap jam untuk berdiri dan berjalan cepat.

Membawa beban ekstra juga bisa membuat kamu lebih rentan terkena kista pilonidal. Dokter dapat memberi gagasan tentang apakah berat badan berkontribusi dalam pembentukan kista.

Terakhir, usahakan agar area di antara bokong sebersih dan sekering mungkin. Mengenakan pakaian yang pas dapat membantu mencegah keringat terkumpul di sana. Selain itu, pertimbangkan untuk menghilangkan rambut yang tumbuh di dekat bagian atas bokong.

Meskipun tidak mengancam jiwa, tetapi kista yang menyakitkan dapat mengakibatkan kamu sulit duduk, berdiri, atau berjalan dalam waktu lama, yang dapat mengganggu pekerjaan atau rutinitas seperti mengemudi.

Beberapa orang juga mengalami kondisi kronis, di mana kista kambuh bahkan setelah dioperasi. Menurut penelitian dalam Journal of Surgical Research tahun 2018, kekambuhan penyakit pilonidal setelah pengobatan mencapai 30 persen. Selain itu, kista pilonidal meningkatkan risiko kulit dari infeksi sistemik dan karsinoma sel skuamosa.

Baca Juga: Kista Epididimis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya