Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Flu Babi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

ilustrasi babi (unsplash.com/Kenneth Schipper Vera)
ilustrasi babi (unsplash.com/Kenneth Schipper Vera)

Sedang ramai diberitakan bahwa flu babi baru masuk Indonesia. Kasus tersebut pertama kali terdeteksi saat babi asal Batam yang hendak diekspor ke Singapura diketahui positif flu babi afrika. Informasi ini dijelaskan langsung oleh Badan Karantina Kementerian Pertanian. Alhasil, ekspor babi ke Singapura ditutup.

Lantas, haruskah kita khawatir? Terkait hal itu, agaknya perlu mengetahui dulu apa sebenarnya penyakit ini dan penyebabnya. Bisakah flu babi menular ke manusia? Lebih jelasnya simak ulasan di bawah ini, ya.

Apa itu flu babi?

ilustrasi babi (pexels.com/Mali Mae)
ilustrasi babi (pexels.com/Mali Mae)

Flu babi atau swine influenza merupakan penyakit pernapasan pada babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Virus ini kerap memicu wabah penyakit pada babi, melansir Centers for Disease Control and Prevention

Penyakit ini dapat menjangkit kawanan babi dan pada beberapa kasus bisa memicu kematian. Flu babi juga dapat terjadi sepanjang tahun. Meski demikian, sebagian besar terjadi pada akhir musim gugur atau musim dingin alias masa peralihan cuaca.

Sebagian besar virus ini menyebar pada babi melalui kontak erat. Penularannya mungkin sporadis, terkadang menunjukkan gejala infeksi ringan atau kadang tidak terdapat tanda-tanda sama sekali.

Beberapa jenis flu babi paling umum ditemukan yaitu H1N1 dan H3N2. Kedua jenis ini pernah menjadi endemik di Amerika Selatan. Virus babi H1N1 diketahui ada sejak 1930. Sementara, H3N3 baru beredar sekitar 1998. 

Apakah flu babi berbahaya bagi manusia?

Terkait bahaya flu babi pada manusia, tergantung pada jenis virus yang menyerang. H1N1 yang 'populer' dan sempat menjadi pandemi pada 2009 lalu, dapat berbahaya bagi babi maupun manusia. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada pernapasan serta menimbulkan gejala mirip flu yang parah pada sebagian orang. 

Sejak tahun tersebut, virus H1N1 jadi salah satu virus umum yang beredar tiap musim flu. Walau begitu, kamu tidak perlu khawatir, karena sebagian besar orang kini sudah memiliki kekebalan terhadap virus tersebut, melansir Medical News Today.

Lantas, bagaimana dengan varian flu babi terbaru yang diberitakan telah masuk di Indonesia? Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman dalam Antara menjelaskan bahwa belum ada tanda penyakit flu babi afrika dapat menular ke manusia. Jadi, untuk sementara, agaknya belum perlu khawatir.

Bagaimana flu babi bisa menular ke manusia?

ilustrasi orang sedang flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi orang sedang flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Healthy Children menyebutkan bahwa kasus flu babi yang terjadi pada babi sangat jarang menyebar ke manusia.  Namun, jika terjadi, media penularannya bisa jadi serupa dengan flu biasa, yakni melalui:

  • air liur, urine, feses, darah, dan cairan infeksius lainnya;
  • cakaran atau gigitan babi pada tubuh; dan
  • makanan dan minuman yang terkontaminasi virus sebelumnya.

Virus dapat menyebar melalui udara ketika babi yang terinteksi batuk atau bersin. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui sentuhan pada permukaan yang terkena virus.

Gejala flu babi pada manusia

Sejatinya, gejala flu babi tidak jauh berbeda dengan flu biasa. Mayo Clinic menyebutkan beberapa tanda saat seseorang terjangkit flu babi. Berikut gejalanya: 

  • Demam, tetapi pada sebagian kasus saja
  • Nyeri otot
  • Menggigil dan berkeringat
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung meler atau tersumbat
  • Sakit mata
  • Pegal-pegal
  • Kelelahan dan tubuh teras lemah
  • Diare
  • Mual dan muntah yang lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. 

Gejala flu tersebut dapat berkembang sekitar 1-4 hari setelah seseorang terpapar virus. Namun, beberapa orang dengan sistem kekebalan yang lebih kuat mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda di atas.

Pengobatan dan cara pencegahan

ilustrasi vaksin (unsplash.com/Mufid Majnun)
ilustrasi vaksin (unsplash.com/Mufid Majnun)

Pada kasus flu babi H1N1, sebagian besar pasien dapat sembuh tanpa intervensi medis, melansir sumber yang sama. Namun, pada beberapa kasus juga diperlukan antivirus guna mengurangi dan mempersingkat gejalanya.

Sebagai langkah pencegahan dan penularan kepada manusia secara masif, ilmuwan mengembangkan vaksin H1N1 setelah wabah 2009 terjadi. CDC merekomendasikan setiap orang untuk melakukan vaksin flu tahunan, terlebih mereka yang sudah berusia lanjut. 

Upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Termasuk dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air, terlebih setelah berinteraksi dengan hewan. Selain itu, pastikan pula beristirahat yang cukup, mengonsumsi makanan sehat, mengelola stres, serta mengurangi interaksi dengan hewan jika merasa kurang sehat. 

Seperti halnya penyakit lainnya, virus pemicu flu babi dapat berubah maupun berkembang dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, penting untuk memperkuat kekebalan dengan vaksin, baik bagi manusia maupun hewannya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us