Sakit Tenggorokan pada Anak: Penyebab, Gejala, Penanganan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sakit tenggorokan termasuk kondisi umum yang kerap dialami orang dewasa dan anak-anak. Kondisi ini membuat tenggorokan terasa kering, gatal, hingga sakit ketika menelan air atau makanan, serta bisa berdampak pada pembengkakan tenggorokan, batuk, dan aroma napas yang tak sedap.
Pada anak yang belum bisa berbicara, kondisi ini memerlukan perhatian khusus melalui tanda dan gejalanya. Untuk mewaspadainya, berikut informasi seputar sakit tenggorokan pada anak yang perlu diketahui orang tua yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Penyebab dan gejala yang mungkin dialami
Baik pada orang dewasa, anak-anak, maupun bayi, sakit tenggorokan dapat menjadi indikasi atau tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Inilah beberapa penyebab sakit tenggorokan pada anak:
Demam biasa
Demam akibat infeksi virus rentan dialami bayi yang baru lahir hingga anak-anak, sebab sistem imunnya masih dalam tahap adaptasi dan perkembangan. Biasanya, kondisi ini diiringi dengan gejala flu, hidung tersumbat, serta kemungkinan timbulnya sakit tenggorokan.
Flu
Selain bisa memicu munculnnya sakit tenggorokan, flu ditandai dengan hidung tersumbat atau berair, sakit kepala, dan batuk. Pada tahap yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan mual hingga muntah.
Tonsillitis atau radang amandel
Peradangan pada amandel umumnya disebabkan oleh virus. Jika disebabkan oleh kondisi ini, sakit tenggorokan akan diikuti dengan produksi air liur yang meningkat, demam, dan suara serak.
Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Flu Singapura atau yang dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut rentan dialami anak usia di bawah 5 tahun.
Selain sakit tenggorokan hingga sulit menelan, demam pun muncul sebagai bentuk perlawanan tubuh terhadap penyakit. Blister atau luka lepuh juga akan timbul di rongga mulut, tangan, kaki, atau pantat.
Strep throat
Strep throat atau radang tenggorokan merupakan penyakit tenggorokan yang terjadi karena infeksi bakteri streptokokus. Bisa ditularkan dari orang lain, kondisi ini akan menyebabkan gatal di tenggorokan, demam, dan menimbulkan rasa tidak nyaman akibat pembengkakan.
Alergi
Biasanya, alergi jarang dialami oleh anak usia dibawah 1 tahun, dan lebih umum berkembang pada anak usia sekolah. Hidung yang berair atau terganggunya sistem pernapasan akibat alergen bisa berujung pada sakit tenggorokan.
Iritan
Iritan merupakan partikel atau material yang bisa memicu terjadinya iritasi, seperti asap, debu, bahan kimia, dan material lain penyebab polutan. Paparan iritan, utamanya pada anak, bisa memicu iritasi saluran pernapasan dan gangguan pada tenggorokan.
2. Tanda dan gejala anak mengalami sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan dapat dikenali melalui tanda dan gejala yang muncul. Berikut beberapa hal yang harus diwaspadai oleh orang tua:
- Anak tidak mau minum atau makan makanan yang disukainya.
- Tampak kesakitan atau bahkan menangis ketika menelan.
- Leher terasa bengkak ketika dipegang.
- Pangkal tenggorokan tampak merah atau bengkak.
- Aroma napas tak sedap.
- Batuk atau suara serak ketika menangis atau berbicara.
Baca Juga: Postnasal Drip, Lendir Ekstra di Belakang Hidung dan Tenggorokan
3. Cara meredakannya
Ketika anak sakit, ada baiknya langsung dibawa ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Namun, beberapa faktor bisa menyebabkan orang tua harus menunda untuk membawa anak ke dokter.
Dalam kasus sakit tenggorokan, kamu bisa mencoba melakukan penanganan utama untuk meredakan gejala yang dialami si kecil. Berikut upaya-upaya yang bisa dilakukan:
- Gunakan humidifier untuk menjaga udara tetap lembap dan meringankan hidung tersumbat. Jangan lupa keringkan atau bersihkan alat setiap hari untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Lakukan suction untuk bayi usia 3 bulan hingga 1 tahun.
- Minum banyak air putih.
- Konsumsi madu 1 sendok teh untuk anak usia 1 tahun ke atas.
- Memberikan ASI pada bayi juga bisa mempercepat penyembuhan sakit tenggorokan.
4. Hindari penggunaan madu pada anak yang usianya di bawah 1 tahun
Perlu diperhatikan oleh orang tua bahwa pemberian madu pada anak usia di bawah 1 tahun bisa menyebabkan botulisme atau keracunan yang serius. Hal ini karena madu dapat mengandung spora Clostridium botulinum yang bisa terbawa hingga ke saluran pencernaan, dan menyintesis toksin.
Yang rentan mengalami hal ini adalah anak usia kurang dari 1 tahun. Sementara itu, usia 1 tahun ke atas tergolong sangat minim risiko atau aman untuk mengonsumsi madu.
5. Kapan waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter?
Apabila penanganan pertama telah diberikan namun kondisi anak makin parah atau tak kunjung sembuh setelah beberapa hari, sebaiknya bawa anak ke dokter spesialis anak. Inilah beberapa kondisi yang perlu diwaspadai:
- Demam tinggi.
- Sakit perut.
- Dehidrasi.
- Produksi liur meningkat.
- Napasnya berisik atau bersuara.
- Sakit kepala berat.
Konsultasi langsung dengan dokter anak menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi sakit tenggorokan pada anak. Hal yang terpenting, jangan sembarangan memberikan obat, sebab bisa saja anak memiliki alergi yang justru bisa memperparah kondisinya.
Baca Juga: 14 Penyebab Tenggorokan Mengeluarkan Darah, Jangan Diabaikan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.