Disfungsi Eksekutif, Bikin Seseorang Sulit Mengontrol Perilaku

Sering dikaitkan dengan masalah medis tertentu 

Fungsi eksekutif adalah seperangkat keterampilan dari bentuk kontrol kognitif yang dibutuhkan untuk mengendalikan diri dan mengelola perilaku. Lantas, apa yang terjadi bila mengalami disfungsi?

Sebelum menjawabnya, perlu diketahui bahwa keterampilan dari fungsi eksekutif meliputi kinerja memori, pengendalian diri, dan fleksibilitas mental. Fungsi tersebut memudahkan manusia untuk fokus pada tujuan, perencanaan dan organisasi, mengingat detail, menganalisis dan memproses informasi, mengelola waktu, mengikuti arahan, serta mengendalikan emosi.

Lantas, apa yang dimaksud dengan disfungsi eksekutif?

Disfungsi eksekutif atau gangguan fungsi eksekutif (executive function disorder) merupakan gambaran kesulitan untuk melaksanakan keterampilan berupa kemampuan atau perilaku yang sudah disebutkan di atas tadi.

1. Gejala disfungsi eksekutif

Disfungsi Eksekutif, Bikin Seseorang Sulit Mengontrol Perilakupexels.com/energepic.com

Meskipun buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-5) tidak mengklasifikasikan disfungsi eksekutif sebagai suatu kondisi yang berdiri sendiri, tetapi kondisi tersebut bisa menjadi indikasi dari gangguan neurologis, kesehatan mental, atau masalah perilaku lainnya.

Melansir Medical News Today, seseorang dengan disfungsi eksekutif mungkin akan menunjukkan beberapa gejala ini:

  • Mengalami masalah memori jangka pendek
  • Kesulitan mengendalikan emosi
  • Kesulitan memproses informasi baru
  • Kesulitan memecahkan masalah
  • Kesulitan memperhatikan atau mendengarkan
  • Ketidakmampuan melaksanakan banyak tugas
  • Bermasalah dalam perencanaan, pengaturan, dan penyelesaian tugas

Sementara itu, disfungsi eksekutif dapat menyebabkan kinerja menjadi buruk, masalah suasana hati, tingkat kepercayaan diri rendah, kehilangan minat, serta cenderung menghindari tugas-tugas yang sulit.

2. Penyebab disfungsi eksekutif

Disfungsi Eksekutif, Bikin Seseorang Sulit Mengontrol Perilakupexels.com/Keenan Constance

Melansir Good Therapy, ada beberapa penyebab umum seseorang mengalami disfungsi eksekutif, yakni: 

  • Depresi
  • Skizofrenia
  • Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan gangguan perkembangan lainnya
  • Cedera otak traumatis, tumor, dan bentuk kerusakan otak lainnya
  • Demensia seperti Alzheimer, demensia frontotemporal, dan demensia vaskular
  • Kecanduan narkoba

Fungsi eksekutif memiliki kaitan erat dengan konteks. Misalnya, orang tua yang terburu-buru mengantar anak ke sekolah mungkin kesulitan mengingat rangkaian daftar yang harus dikerjakan dan mengontrol perilaku.

Kelelahan, kebosanan, dan stres dapat memperburuk fungsi eksekutif. Ditambah lagi jika seseorang sudah memiliki masalah disfungsi eksekutif sebelumnya, stres dapat memperburuk gejalanya.

Baca Juga: Mengenal Fenomena Baby Brain, Penurunan Fungsi Kognitif pada Ibu Hamil

3. Diagnosis disfungsi eksekutif

Disfungsi Eksekutif, Bikin Seseorang Sulit Mengontrol Perilakupexels.com/Gustavo Fring

Disfungsi eksekutif bukanlah penyakit resmi, sehingga belum ada seperangkat alat pasti untuk diagnosis. Namun, dokter dapat menggunakan berbagai tes khusus untuk membantu menilai kinerja fungsi eksekutif pada pasien.

Melansir WebMD, tes yang dilakukan antara lain:

  • Barkley Deficits in Executive Functioning Scale (BDEFS): skala ini dapat membantu memilah masalah yang berhubungan dengan keterampilan fungsi eksekutif seperti kontrol emosional, pengendalian diri, organisasi, motivasi, serta manajemen waktu. Selain itu, tes ini juga memberi informasi mengenai perilaku selama periode tes.
  • Comprehensive Executive Function Inventory (CEFI): Skala ini membantu mengukur kekuatan dan kelemahan fungsi eksekutif pada anak mulai dari usia 5-18 tahun.
  • Conners 3-Parent Rating Scale: skala ini dapat membantu mengukur perilaku anak usia 6-18 tahun. Tes ini juga dapat membantu mengidentifikasi masalah belajar dalam mata pelajaran tertentu (termasuk matematika, membaca, dan mengeja) serta konsep yang lebih luas seperti memori. 

Tes lain yang mungkin digunakan dokter untuk menilai fungsi eksekutif adalah tes pembuatan jejak, menggambar jam, kefasihan verbal, serta penyortiran kartu.

4. Pengobatan disfungsi eksekutif

Disfungsi Eksekutif, Bikin Seseorang Sulit Mengontrol Perilakupexels.com/mentatdgt

Jenis perawatan untuk meminimalkan gejala disfungsi eksekutif pada dasarnya bergantung pada kondisi yang mendasarinya.

Melansir Neuro Health Arlington Heights, salah satu pilihan pengobatan paling umum untuk mengatasi disfungsi eksekutif ialah mengoptimalkan jasa terapis dan tutor untuk membantu mengidentifikasi area masalah dan mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

Tenaga profesional yang mungkin terlibat dalam pengobatan dan perawatan pasien dengan gejala disfungsi eksekutif meliputi tutor membaca, terapis bicara, terapis okupasi, dan psikolog.

Pendekatan pengobatan lain yakni terapi perilaku kognitif (CBT). CBT sering digunakan bersamaan dengan pengobatan untuk mengobati kondisi lain, seperti ADHD. Pendekatan ini juga membantu mendesain ulang lingkungan individu terkait.

Proses CBT mungkin akan melibatkan alat memori eksternal seperti menggunakan catatan tempel, simbol, atau kartu. Gunanya adalah untuk membantu individu dengan disfungsi eksekutif agar tetap fokus pada tujuan. Motivasi eksternal juga dapat membantu khususnya untuk anak-anak, seperti penilaian rapor dan penambahan poin. 

5. Mengelola disfungsi eksekutif

Disfungsi Eksekutif, Bikin Seseorang Sulit Mengontrol PerilakuPexels.com/cottonbro

Menurut National Center for Learning Disabilities, ada beberapa tips sederhana yang dapat diterapkan untuk meminimalkan masalah fungsi eksekutif, yaitu:

  • Melakukan pendekatan secara bertahap untuk melakukan sesuatu
  • Menggunakan alat bantu visual
  • Mengunakan alat pengatur waktu
  • Membuat jadwal rutinitas dan mengerjakannya secara konsisten
  • Merencanakan waktu transisi dan perubahan aktivitas
  • Bila memungkinkan, minta instruksi secara tertulis atau lisan pada orang lain

Untuk meningkatkan produktivitas kerja, bisa dimulai dengan membuat daftar penyelesaian tugas, bertemu dengan orang yang berkompeten untuk meninjau kinerja dan membantu memecahkan masalah, serta minta bantuan tutor atau pelatih khusus bidang pengembangan fungsi eksekutif untuk memaksimalkan perencanaan dan pelaksanaan tugas.

Sementara itu, untuk meningkatkan manajemen waktu dapat dimulai dengan membuat to-do list, memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, menetapkan deadline untuk menyelesaikan tugas, menggunakan kalender untuk memeriksa tugas jangka panjang, serta mengelompokkan tugas jangka panjang dalam beberapa bagian. 

Peningkatan pengelolaan ruang dan penyimpanan barang dapat dilakukan dengan mengatur ruang kerja sesuai dengan keinginan, menghilangkan segala bentuk distraksi, membuat jadwal teratur untuk membersihkan ruang kerja, serta memiliki area kerja yang disesuaikan dengan bentuk kegiatan.

Disfungsi eksekutif dapat memengaruhi kualitas hidup manusia dari segala sisi, mulai dari cara berinteraksi dengan orang lain sampai kemampuan belajar dan bekerja.

Jika kamu atau orang terdekatmu dirasa menunjukkan indikasi masalah fungsi eksekutif, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberi rekomendasi pengobatan dan perawatan untuk meminimalkan gangguan fungsi eksekutif yang dialami. 

Baca Juga: Gangguan Konversi, saat Tekanan Mental Memunculkan Gejala Fisik

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya