Jenis Suplemen yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersamaan

- Vitamin C dosis tinggi dapat mengurangi jumlah vitamin B12 yang diserap oleh tubuh.
- Mengonsumsi suplemen kalsium dapat memengaruhi cara tubuh menyerap mineral lain, termasuk zink magnesium, atau zat besi.
Banyak orang mengonsumsi suplemen untuk membantu meningkatkan kesehatan. Vitamin, mineral, herbal, dan probiotik adalah suplemen yang dapat membantu menjaga kesehatan.
Jika diperlukan, kamu bahkan dapat mengonsumsi beberapa jenis suplemen. Namun, perlu diketahui bahwa beberapa jenis suplemen tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan. Ini karena ada kemungkinan interaksi negatif.
Inilah jenis-jenis suplemen yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan karena berpotensi menimbulkan efek merugikan.
1. Kalsium dan mineral lainnya
Kalsium merupakan mineral penting untuk kesehatan tulang. Mengonsumsi suplemen kalsium dapat memengaruhi cara tubuh menyerap mineral lain, termasuk zink magnesium, atau zat besi.
Kalau kamu mengonsumsi kombinasi suplemen yang disebutkan di atas, berkonsultasilah dengan dokter mengenai waktu terbaik untuk penyerapan maksimal setiap mineral.
2. Vitamin C dan B12

Vitamin C dan vitamin B12 tidak disarankan dikonsumsi secara bersamaan. Alasannya, vitamin C dosis tinggi dapat mengurangi jumlah vitamin B12 yang diserap dan dimetabolisme oleh tubuh.
Kamu disarankan untuk mengonsumsi vitamin C setidaknya dua jam setelah mengonsumsi vitamin B12. Cara ini dapat membantu menghindari kekurangan vitamin B12. Untuk lebih jelasnya, tanyakan kepada apoteker atau dokter yang meresepkan.
3. Tembaga dan zink
Zink kemungkinan aman jika asupannya tidak lebih dari 40 mg setiap hari. Zink kemungkinan aman jika dikonsumsi dalam dosis yang lebih besar, terutama jika digunakan hanya untuk jangka waktu singkat. Namun, mengonsumsi dosis yang lebih tinggi dari 40 mg setiap hari dapat mengurangi jumlah tembaga yang diserap tubuh.
Asupan zink yang tinggi dalam makanan dapat mengganggu penyerapan tembaga, dan penggunaan suplemen zink yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensi tembaga.
Penting untuk menyeimbangkan jumlah tembaga dan zink dalam tubuh. Jika mengonsumsi suplemen tembaga, kamu juga perlu mengonsumsi suplemen zink. Jangan mengonsumsinya secara bersamaan. Tunggu setidaknya 2 jam setelah mengonsumsi zink untuk mengonsumsi dosis tembaga.
4. Minyak ikan dan gingko biloba

Suplemen minyak ikan mengandung omega-3 bermanfaat untuk mengatasi peradangan dan memperbaiki suasana hati. Namun, jika kamu mengonsumsi suplemen ini dengan ramuan yang mengencerkan darah, seperti ginkgo biloba atau bawang putih, ini dapat mencegah pembekuan dan memicu pendarahan yang tidak terkendali.
Yang paling aman adalah memisahkan konsumsi keduanya setidaknya selama dua jam. Dengan demikian, kamu bisa mendapatkan manfaat dari kedua suplemen secara maksimal.
5. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D sama-sama penting untuk kesehatan yang optimal—terutama kesehatan tulang. Mengonsumsi vitamin D dan kalsium pada umumnya aman. Namun, ada risiko tertentu yang perlu diwaspadai.
Mengonsumsi keduanya secara bersamaan terbukti lebih efektif daripada mengonsumsinya sendiri, tetapi tetap ada potensi efek samping, terutama jika mengonsumsi dosis yang sangat tinggi.
Mengonsumsi terlalu banyak suplemen kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan hiperkalsemia.
Hiperkalsemia adalah kondisi di mana kadar kalsium dalam darah menjadi terlalu tinggi. Terlalu banyak kalsium dalam darah dapat melemahkan tulang dan menyebabkan batu ginjal. Kondisi ini juga dapat memengaruhi jantung dan otak.
Jika mengonsumsi suplemen gabungan kalsium dan vitamin D, periksa dosisnya dan konsultasikan dengan dokter, ahli gizi, atau apoteker untuk menentukan apakah kamu perlu membagi dosis atau harus meminumnya sekaligus.
6. Vitamin K dan E

Vitamin K membantu tubuh membekukan darah dengan benar. Hindari mengonsumsi suplemen vitamin K bersama dengan vitamin E dosis tinggi. Pasalnya, konsumsi keduanya secara bersamaan dapat menetralkan efek vitamin K.
Faktanya, mengonsumsi vitamin E lebih dari 800 IU dapat mengganggu pembekuan darah dan menyebabkan darah menjadi lebih encer. Jika vitamin E dikonsumsi bersama dengan obat pengencer darah, seperti warfarin, ini bisa meningkatkan risiko pendarahan.
7. Kalsium dan zat besi
Anemia defisiensi zat besi merupakan jenis anemia yang paling umum. Anemia ini terjadi saat tubuh tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan.
Orang yang didiagnosis dengan anemia defisiensi zat besi biasanya disarankan untuk meningkatkan asupan zat besi melalui makanan dan suplemen. Namun, konsumsi suplemen zat besi dan kalsium secara bersamaan perlu dihindari karena dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap semua zat besi secara efektif. Jadi, disarankan untuk mengonsumsi kedua suplemen beberapa jam terpisah untuk menghindari interaksi negatif.
Itu tadi penjelasan tentang jenis-jenis suplemen yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan. Jika dua atau beberapa suplemen tidak memiliki interaksi apa pun, tidak masalah untuk mengonsumsinya bersama-sama. Namun, jika kamu tidak yakin apakah beberapa jenis suplemen (termasuk obat) akan berinteraksi, tanyakan kepada dokter atau apoteker.
Referensi
Health. Diakses pada September 2024. Can You Take Calcium and Magnesium Together?
SingleCare. Diakses pada September 2024. What vitamins should not be taken together?
MedicineNet. Diakses pada September 2024. What Vitamins and Supplements Should Not Be Taken Together?
The Healthy. Diakses pada September 2024. Supplement or Medication Combos You Should Never Mix.
Livestrong. Diakses pada September 2024. Which Vitamins Are Dangerous to Take at the Same Time?
International Copper Association. Diakses pada Oktober 2024. Copper, Iron, and Zinc an Essential Trio for Health (PDF)
WebMD. Diakses pada Oktober 2024.Copper and Your Health.
NIH Office of Dietary Supplements. Diakses pada Oktober 2024.Copper.
WebMD. Diakses pada Oktober 2024. Zinc - Uses, Side Effects, and More.
Mayo Clinic. Diakses pada Oktober 2024. What is vitamin D toxicity? Should I be worried about taking supplements?
Mayo Clinic. Diakses pada Oktober 2024. Hypercalcemia.