Pernahkah kamu merasa waktu berlalu begitu cepat saat tangan terus menggulir layar HP, berpindah dari satu berita buruk ke berita buruk lainnya? Terlebih masyarakat saat ini terus disodorkan kabar yang bisa membuat mereka tidak nyaman, mulai dari unjuk rasa yang berakhir ricuh, masalah politik, sampai kematian.
Meski kamu tahu bahwa informasi itu membuat cemas, tetapi anehnya, sulit sekali untuk berhenti. Perilaku inilah yang dikenal sebagai doomscrolling. Fenomena ini bukanlah sekadar kebiasaan buruk, melainkan hasil dari interaksi rumit antara teknologi canggih dan insting psikologis manusia, seolah-olah ada magnet yang menarikmu untuk terus mencari informasi negatif.
Pertanyaannya, mengapa orang bisa terperangkap dalam lingkaran tanpa akhir ini? Mengapa otak justru haus akan berita-berita yang bisa membuat tak nyaman?