Pil Biru, Obat Disfungsi Ereksi yang Sering Dikira Obat Kuat

Jangan digunakan sembarangan, ya!

Jangan sembarangan menyebut ‘pil biru’ saat membeli obat. Kamu mungkin bisa mendapat respons berbeda dari orang yang mendengarnya. Eh, tapi memang apa itu pil biru?

Apakah sekadar pil berwarna biru? Lalu, apa bedanya dengan pil kuning, pil merah, atau pil-pil lainnya? Simak uraian lengkapnya di bawah ini, ya!

Apa itu pil biru?

Pil biru bisa jadi sebutan untuk obat-obatan dengan warna tersebut. Kendati demikian, pil biru kerap dikaitkan, bahkan dikenal sebagai julukan Viagra atau inhibitor phosphodiesterase 5 (PDE5). Biasanya, dokter akan meresepkan Viagra sebagai pengobatan disfungsi ereksi pada laki-laki.

Namun, gak sedikit pula yang menggunakan Viagra sebagai 'obat kuat' saat bercinta. Namun, tentu saja, penggunaan pil biru tanpa resep dokter dapat memicu risiko kesehatan.

Lantas, apa sebenarnya pil biru? Yap, frasa pil biru merupakan julukan untuk obat ini alias Viagra. Namun, bisa jadi penggunaan istilah pil biru merujuk pada 'Viagra alternatif' yang fungsinya berbeda dengan Viagra asli, melansir Online Doctor Super Drug.

Sejarah pil biru

Faktanya, Viagra atau pil biru ini ditemukan dengan secara gak sengaja, melansir Drugs. Sildenafil, nama lain Viagra, pertama kali dikembangkan oleh Pfizer untuk pengobatan hipertensi atau tekanan darah tinggi dan angina pectoris, yakni nyeri dada akibat penyakit jantung. 

Namun, selama uji klinis jantung, peneliti menemukan bahwa sildenafil lebih efektif dalam menginduksi ereksi daripada mengobati angina. Nah, Pfizer menyadari bahwa disfungsi ereksi merupakan masalah umum yang belum ditemukan solusinya.

Maka dari itu, Pfizer membuat sildenafil sebagai obat disfungsi ereksi, alih-alih pengobatan jantung. Pada 1998, FDA Amerika Serikat menyetujui penggunaan Viagra sebagai pengobatan oral pertama untuk disfungsi ereksi, di bawah tinjauan prioritas.

Baca Juga: Alternatif Viagra, dari Pil hingga Pengobatan Alami yang Bisa Dicoba

Cara kerja pil biru atau Viagra

Pil Biru, Obat Disfungsi Ereksi yang Sering Dikira Obat Kuatilustrasi pil biru (unsplash.com/Michał Parzuchowski)

Viagra, sildenafil, atau pil biru bekerja dengan menimbulkan respons terhadap rangsangan seksual. Dengan demikian, terdapat peningkatan aliran darah ke penis yang memicu timbulnya reaksi ereksi. 

Konsumsi Viagra (dan berbagai jenis inhibitor PDE5 lainnya, seperti Cialis, Levitra, dan Stendra) gak lantas membuat penis ereksi tanpa adanya rangsangan seksual. Ketika seorang laki-laki mendapat stimulasi dan terangsang, otot-otot di penis menjadi rileks. Hal ini memungkinkan aliran darah yang lebih besar. 

Viagra membantu meningkatkan kadar zat yang dikenal sebagai siklik guanosin monofosfat atau cGMP. Zat ini menyebabkan jaringan rileks, meningkatkan aliran darah masuk, dan memicu ereksi saat ada rangsangan seksual.

Interaksi pil biru

Jika seseorang mengonsumsi pil biru atau Viagra asli, maka kemungkinan diketahui ada interaksi antar obat. Interaksi ini merupakan risiko dari perubahan dosis dan fungsi obat apabila digunakan bersamaan dengan obat lain.

Ketika menggunakan Viagra sesuai resep, dokter akan menyesuaikan dosisnya atau memberikan alternatif lainnya. Dengan demikian, risiko interaksi bisa dihindari. 

Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Viagra, yakni:

  • Obat-obatan nitrat (nitrogliserin atau isosorbid), karena berisiko menimbulkan hipotensi berat yang mungkin fatal, seperti tekanan darah rendah. Efek sampingnya bisa pusing, pingsan, sakit kepala, muka memerah, jantung berdebar, dan priapismus atau ereksi berkepanjangan dan menyakitkan
  • Alkohol. Konsumsi keduanya secara beriringan dapat menyebabkan tekanan darah rendah yang parah 
  • Antagonis alfa-adrenergik, misalnya terazosin yang biasa digunakan untuk mengobati hiperplasia prostat jinak (BPH). Penggunaannya bersamaan dengan inhibitor PDE5 dapat meningkatkan risiko tekanan darah rendah

Efek samping pil biru

Pil Biru, Obat Disfungsi Ereksi yang Sering Dikira Obat Kuatilustrasi sakit kepala (Pexels.com/Alex Green)

Viagra atau pil biru asli, jika dikonsumsi dengan resep dokter tetap bisa menimbulkan efek samping. Apalagi jika dikonsumsi tanpa resep atau bahkan mendapatkan pil biru palsu. 

Beberapa efek samping yang dapat muncul, yakni:

  • Sakit kepala
  • Pembilasan
  • Maag
  • Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur dan sensitif terhadap cahaya
  • Semburat biru-hijau pada penglihatan, tapi biasanya efek samping sementara
  • Mual
  • Pusing

Segera dapatkan bantuan apabila setelah mengonsumsi Viagra (atau jenis PDE5 lainnya), lalu kamu mengalami kehilangan pendengaran atau penglihatan tiba-tiba. Atau, ketika mendapatkan ereksi yang berlangsung lebih dari 4 jam.

Pil biru jelas memberikan manfaat apabila dikonsumsi dengan benar dan yang digunakan pun bukan barang tiruan alias palsu. Untuk itu, sebelum mendapatkannya, pastikan telah konsultasi pada dokter terlebih dahulu guna menghindari risiko efek samping.

Baca Juga: Obat Kuat Viagra Bisa Mengganggu Penglihatan, Ini Hasil Risetnya!

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya