Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan 

Menyebabkan perut membesar

Asites adalah kondisi ketika terlalu banyak cairan menumpuk di perut. Kondisi ini sering dialami oleh orang-orang yang mengalami sirosis.

Selembar jaringan yang disebut peritoneum menutupi organ-organ perut, termasuk lambung, usus, hati dan ginjal. Peritoneum memiliki dua lapisan. Asites terjadi ketika cairan menumpuk di antara dua lapisan tersebut.

Jika parah, asites mungkin menyakitkan dan bisa membuat penderitanya tidak dapat bergerak dengan nyaman. Asites juga dapat menyebabkan infeksi di perut dan cairan dapat berpindah ke dada dan mengelilingi paru-paru, menyebabkan seseorang sulit bernapas.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini fakta seputar asites mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya.

1. Penyebab 

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi asites (healthjade.net)

Kebanyakan orang dengan asites mempunyai masalah pada hati atau lever karena tidak dapat membuat protein untuk mempertahankan tekanan untuk menjaga cairan dalam sistem peredaran darah. Dilansir eMedicine Health, ada beberapa penyebab asites yang disebabkan oleh masalah hati, meliputi :

  • Sirosis: Penyakit ketika organ hati yang rusak dipenuhi oleh jaringan parut. Sirosis umumnya disebabkan oleh penyakit hati, seperti hepatitis B atau C, hepatitis alkoholik, dan perlemakan hati.
  • Gagal hati akut: Kondisi ini mungkin terjadi karena cedera akut pada sel-sel hati dan reaksi negatif terhadap obat-obatan atau penyalahgunaan obat. Misalnya, gagal hati merupakan konsekuensi utama overdosis asetaminofen.
  • Sindrom Budd-Chiari: Penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah yang mengalir ke hati, atau dikenal dengan pembuluh darah hepatik. Sindrom ini menyebabkan asites, sakit perut, dan hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa).
  • Penyakit kanker yang sudah menyebar ke hati juga menjadi salah satu pemicu asites.

Selain masalah pada hati, beberapa masalah kesehatan lainnya yang juga dapat memicu asites dapat termasuk:

  • Gagal jantung: Gagal jantung dapat memicu asites karena ketidakmampuan otot jantung untuk memompa cairan di dalam pembuluh darah. Masalah utama dari kondisi ini adalah cairan akan kembali ke paru-paru dan organ lain yang memicu terjadinya kegagalan fungsi. Akibatnya, kelebihan cairan dapat menimbulkan kebocoran ke dalam rongga peritoneum dam pembentukan asites.
  • Sindrom nefrotik: Kondisi ini menyebabkan protein bocor ke dalam urine, menurunkan tekanan onkotik, dan asites.
  • Gangguan pankreas: Kondisi ini dapat menyebabkan asites karena ada beberapa gangguan dalam pankreas. Pada orang dengan pankreatitis akut, akumulasi cairan sebagai respons dari inflamasi dapat terjadi dan menyebabkan asites. Sementara itu, orang dengan pankreatitis kronis akan mengalami malnutrisi yang menyebabkan penurunan total protein pada tubuh, hilangnya tekanan onkotik, dan asites. Selain itu, kondisi kanker pankreas juga menyebabkan kehilangan cairan secara langsung.
  • Iritasi langsung pada peritoneum: Ini menyebabkan keluarnya cairan karena peradangan. Hal ini mungkin terjadi karena kanker ganas atau infeksi sehingga menimbulkan asites.
  • Penyakit ovarium: Orang dengan kanker ovarium biasanya mengenali gejala yang terjadi. Beberapa perempuan baru mengetahui adanya masalah pada kesehatan ovarium saat dokter melihat perut pasien membesar.
  • Hipotiroidisme: Sebetulnya kondisi ini jarang menyebabkan asites. Namun, jika tidak diobati dalam jangka waktu lama, hipotiroidisme dapat menjadi salah satu penyebab asites. Orang dengan hipotiroidisme dapat sembuh dari asites ketika kadar tiroid di dalam tubuh kembali normal.

2. Faktor risiko

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi asites pada pasien dengan gagal hati (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)

Seperti dijelaskan dalam Cleveland Clinic, memiliki kondisi yang menyebabkan sirosis menempatkan seseorang pada risiko yang lebih besar untuk mengembangkan asites. Kondisi tersebut antara lain:

  • Penyakit hati berlemak terkait non-alkohol.
  • Hepatitis B.
  • Hepatitis C.
  • Gangguan penggunaan alkohol.
  • Hepatitis autoimun.
  • Penyakit hati genetik seperti hemokromatosis, penyakit Wilson, dan defisiensi alpha-1-antitrypsin.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan asites meliputi:

  • Gagal jantung kongestif.
  • Gagal ginjal.
  • Kanker organ di perut dan panggul.
  • Infeksi.

3. Gejala

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi perut kembung (freepik.com/freepik)

Berikut ini adalah gejala umum asites, seperti dilansir Johns Hopkins Medicine:

  • Pembengkakan pada perut.
  • Kenaikan berat badan.
  • Perasaan kenyang.
  • Perut kembung.
  • Rasa berat.
  • Mual atau mengalami gangguan pencernaan.
  • Muntah.
  • Pembengkakan di kaki bagian bawah.
  • Sesak napas.
  • Wasir.

Baca Juga: Lissencephaly: Gejala, Tipe, Penyebab, dan Pengobatan 

4. Komplikasi yang dapat terjadi

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi komplikasi asites (gastroconsa.com)

Asites dapat menyebabkan:

  • Masalah perut: Penumpukan cairan dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, dan kesulitan bernapas. Gejala-gejala tersebut dapat mengganggu kemampuan penderitanya untuk makan, berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Infeksi: Cairan dapat terinfeksi, yang disebut peritonitis bakteri spontan. Seseorang mungkin mengalami demam dan sakit perut. Hubungi dokter jika memiliki gejala-gejala ini. Pemberian antibiotik intravena dan pengobatan antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi kembali diperlukan.
  • Hidrotoraks hepatik, atau cairan di paru-paru: Cairan perut mengisi paru-paru, biasanya di sisi kanan. Seseorang mungkin mengalami sesak napas, batuk, ketidaknyamanan dada, dan hipoksemia. Seseorang mungkin perlu prosedur thoracentesis untuk mengeluarkan cairan.
  • Hernia terkait asites: Peningkatan tekanan perut dapat menyebabkan hernia, khususnya hernia umbilikalis dan inguinalis. Dokter akan mendiskusikan pilihan perawatan sesuai kondisi.
  • Gagal ginjal: Jika sirosis memburuk, maka dapat menyebabkan gagal ginjal (sindrom hepatorenal).

5. Diagnosis

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi sampel urine (freepik.com/drobotdean)

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah pembengkakan perut disebabkan oleh penumpukan cairan di perut atau bukan. Dilansir MedlinePlus, dokter mungkin juga akan memesan tes berikut untuk menilai kondisi hati dan ginjal:

  • Pengumpulan urine 24 jam.
  • Tingkat elektrolit.
  • Tes fungsi ginjal.
  • Tes fungsi hati.
  • Tes untuk mengukur risiko perdarahan dan kadar protein dalam darah.
  • Urinalisis.
  • USG perut.
  • CT scan perut.

Dokter mungkin juga menggunakan jarum tipis untuk menarik cairan asites dari perut. Cairan kemudian diuji untuk mencari penyebab asites dan untuk memeriksa apakah cairan tersebut terinfeksi.

6. Pengobatan

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi pengobatan (pexels.com/jeshoots-com)

Dilansir Healthline, perawatan untuk asites akan tergantung penyebabnya. Jika ditemukan infeksi bakteri atau virus, dokter akan mengobati penyebab yang mendasarinya dan akan meresepkan terapi lain untuk meredakan gejala.

  • Diuretik: Obat jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati asites dan efektif untuk kebanyakan orang dengan kondisi tersebut. Obat-obatan ini meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari tubuh, yang mengurangi tekanan di dalam pembuluh darah di sekitar hati. Saat menggunakan diuretik, dokter mungkin ingin memantau kimia darah. Pasien mungkin perlu mengurangi penggunaan alkohol (jika meminumnya) dan asupan garam.
  • Parasentesis: Dalam prosedur ini, dokter menggunakan jarum panjang dan tipis untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari perut. Jarum dimasukkan melalui kulit dan ke dalam rongga perut. Seseorang mungkin memerlukan kondisi ini jika memiliki asites yang parah atau berulang, atau jika gejala tidak membaik dengan diuretik.
  • Operasi: Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat menanam tabung permanen (shunt), di dalam tubuh. Ini akan mengubah rute aliran darah di sekitar hati dan mengurangi kebutuhan akan drainase yang teratur. Shunt mungkin cocok jika diuretik tidak membantu.

Dokter mungkin merekomendasikan transplantasi hati jika asites tidak merespons pengobatan dan pasien memiliki penyakit hati yang parah.

Jika asites merupakan akibat dari gagal jantung, seseorang mungkin juga memerlukan pembedahan.

7. Kontrol dan pencegahan

Asites: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi pola makan sehat bergizi seimbang dalam keluarga (freepik.com/freepik)

Tidak selalu mungkin untuk mencegah asites atau penyebabnya. Namun, ada cara untuk mengurangi risiko beberapa penyebab, seperti sirosis, penyakit jantung, infeksi peritoneal, dan penyakit hati berlemak nonalkohol. Ini meliputi:

  • Konsumsi makanan yang tinggi buah-buahan dan sayuran segar dan rendah lemak dan garam tambahan.
  • Mengonsumsi makanan utuh daripada makanan yang diproses.
  • Mengelola berat badan.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Mengikuti panduan untuk mencegah hepatitis. Tanyakan kepada dokter tentang vaksin hepatitis B dan pakai kondom saat berhubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi.
  • Membatasi konsumsi alkohol.

Jika kamu memiliki sirosis, National Institute for Diabetes and Digestive and Kidney Diseases merekomendasikan untuk:

  • Berhati-hatilah dan sebisa mungkin hindari ikan, kerang, atau daging mentah atau setengah matang untuk mengurangi risiko infeksi.
  • Membatasi jumlah garam dalam makanan.
  • Membatasi asupan lemak dan protein.
  • Menghindari konsumsi alkohol.

Asites paling mungkin memengaruhi orang dengan sirosis, tetapi ada penyebab lain, seperti peritonitis, penyakit jantung, dan hepatitis.

Gejala utamanya adalah pembengkakan di daerah perut yang tidak kunjung hilang. Pembengkakan mungkin tidak menyakitkan, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan sulit bernapas.

Temui dokter jika mengalami gejala yang bisa mengindikasikan asites. Dokter akan melakukan tes untuk menemukan penyebab yang mendasarinya dan merencanakan pengobatan yang tepat.

Jika asites disebabkan oleh penyakit jangka pendek, seperti hepatitis akut, keberhasilan pengobatan sangat dimungkinkan. Apabila penyebabnya adalah sirosis, seseorang mungkin memerlukan bantuan medis jangka panjang.

Baca Juga: Sirosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Komplikasi, dan Pengobatan

Lois Maria Andries Photo Verified Writer Lois Maria Andries

19

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya